4 Pengelompokan berdasarkan bentuk fisik persediaan misalnya padat, cair atau gas, atau pengelompokan berdasarkan sifat fisik persediaan misalnya
stabil, mudah menguap, mudah rusak atau tahan lam, berbahaya atau tidak. Hal ini akan berimplikasi pada cara penanganannya, misalnya kondisi
gudang, kuantitas pembelian, pengepakan, ukuran rak dan penumpukannya , dan sebagainya.
5 Pengelompokan berdasarkan bentuk atau tipe transportasi, misalnya transportasi darat atau laut, atau udara. Implikasinya adalah biaya yang
dikeluarkan untuk memesan dan membeli. 6 Pengelompokan berdasarkan nilai mata uangnya monetary value.
Pertama kali ditemukan oleh Vilfredo Pareto, dan kini dikenal dengan ABC Analysis
. Pengaplikasian sistem ini pada tiap-tiap perusahaan berbeda-beda, terkadang ada perusahaan yang membagi persediaannya
lebih dari tiga kelas. ABC analysis adalah sistem klasifikasi yang paling banyak dibahas dalam manajemen persediaan.
2.7.2 ABC Analysis
ABC analysis adalah langkah pertama atau paling tidak salah satu dari
langkah-langkah dalam pengendalian persediaan Forgaty, 1991. Prosedur pengelompokkan jenis-jenis persediaan berdasarkan ABC analysis sistem adalah
sebagai berikut: 1. Identifikasi kuantitas penggunaan tahunan annual usage dari setiap jenis
persediaan item.
2. Kalikan kuantitas penggunaan tahunan tadi, dengan biaya yang dikeluarkan untuk tiap-tiap jenis persediaan. Hasilnya adalah Nilai
penggunaan tahunan untuk tiap jenis persediaan annual dollar usage. 3. Jumlahkan nilai penggunaan tahunan untuk semua jenis persediaan, untuk
mendapatkan total pengeluaran tahunan aggregate annual expenditure. 4. Hitung persentase nilai penggunaan tahunan untuk tiap-tiap jenis
persediaan terhadap penggunaan total tahunannya. 5. Angka-angka persentase tersebut akan menjadi dasar pengelompokan.
Contoh perbedaan pengendalian bagi setiap kelas menurut Fogarty, adalah sebagai berikut:
Kelas A: - Adanya kontinuitas dalam mengevaluasi metode peramalan yang
digunakan dan hasilnya. - Perhitungan keuangan bulanan dengan toleransi yang ketat akan kesalahan
atau penyimpangan. - Catatan harian yang dievaluasi setiap hari
- Evaluasi yang kontinu mengenai permintaan, kuantitas order yang umumnya menghasilkan kuantitas seminimum mungkin, persediaan
pengaman safety stock - Menindaklanjuti dan mengusahakan pengurangan waktu tunggu lead
time Kelas B:
- Serupa dengan kelas A, tapi dengan frekuensi yang lebih jarang.
Kelas C: - Tujuan dasar dari manajemen persediaan untuk kelas ini adalah untuk
memiliki persediaan to have them. - Catatan sederhana atau tanpa catatan, dapat juga digunakan penghitungan
langsung secara fisik di gudang setiap periode. - Pesanan dan pengadaan safety stock dalam jumlah yang besar.
- Penghitungan persediaan secara periodik, dengan tingkat toleransi kesalahan yang relatif lebih besar.
Menurut Leenders, perbedaan manajemen persediaan bagi kelas A, B dan C ini terletak pada waktu dan tenaga dari manajemen persediaan, yang lebih
difokuskan untuk mengendalikan kelas A dan B dari pada kelas C. Umumnya untuk kelas C, manajemen akan mengadakan persediaan dengan kuantitas yang
relatif lebih besar dari pada kelas A dan B, dan pengecekan persediaan secara periodik lebih jarang dari pada kelas A dan B.
Tabel 2. Perbedaan manajemen persediaan pada masing-masing kelas
A B
C Frekuensi
penghitungan persediaan
Setiap bulan Setiap 6 bulan
sekali Tahunan
Kuantitas Order Kecilsedikit
Sedang berdasarkan EOQ
Besarbanyak Persediaan
pengaman Banyak
Banyak Sedikit atau tidak
sama sekali Klasifikasi ulang
Setiap 6 bulan sekali
Setiap 6 bulan sekali
Tahunan
Sumber Vollman,1993
2.8 Perencanaan dalam Manajemen Persediaan