5. Memanfaatkan diskon kuantitas. Pembelian dalam jumlah besar dapat mengurangi biaya produk, tetapi hal ini tidak selalu menguntungkan.
6. Menghindari kehabisan stok. Bila hal ini sering terjadi maka pelanggan akan lebih senang membeli produk lain untuk memuaskan kebutuhannya.
Sedangkan menurut Assauri 1993 persediaan yang diadakan mulai dari bentuk bahan mentah sampai barang jadi, antara lain berguna untuk :
1. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan.
2. Menghilangkan resiko dari material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan.
3. Untuk menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada di pasaran.
4. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran arus produksi.
5. Mencapai penggunaan mesin optimal. 6. Memberikan pelayanan service kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya
dimana keinginan pelanggan pada suatu waktu dapat dipenuhi atau memberikan jaminan tetap tersedianya barang tersebut.
7. Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan penggunaan atau penjualannya.
2.6.2 Jenis Persediaan
Menurut Handoko 1991, persediaan dapat dibedakan menurut urutan pengerjaan produk antara lain:
1. Persediaan bahan mentah raw materials, yaitu persediaan barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Bahan mentah dapat
diperoleh dari sumber-sumber alam, dibeli dari para supplier atau dibuat sendiri oleh perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi selajutnya.
2. Persediaan komponen-komponen rakitan purchased part component stock, yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang
diperoleh dari perusahaan lain dimana secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.
3. Persediaan bahan pembantu atau penolong supplies stock, yaitu persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi tetapi tidak merupakan
bagian atau komponen barang jadi. 4. Persediaan barang dalam proses work in process stock, yaitu persediaan
barang-barang yang keluar dari tiap bagian dalam proses produksi atau telah diolah menjadi suatu bentuk tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi
barang jadi. 5. Persediaan barang jadi finished goods stock, yaitu persediaan barang-barang
yang telah diolah dalam pabrik dan siap dijual kepada konsumen. Assauri 1993 membedakan persediaan berdasarkan fungsinya sebagai
berikut: 1. Batch Stock atau Lot Size Inventory, yaitu persediaan yang diadakan karena
perusahaan memberi atau membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan saat itu.
2. Fluctuation Cost, yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.
3. Anticipation Cost, yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan, berdasarkan pola
musiman.
2.6.3 Sistem Persediaan
Sistem persediaan adalah serangkaian kebijaksanaan dan pengendalian yang memonitor tingkat persediaan dan menentukan tingkat persediaan yang
harus dijaga,kapan persediaan harus diisi dan berapa besar pesanan yang harus dilakukan. Sistem ini bertujuan menetapkan dan menjamin tersedianya sumber-
sumber daya yang tepat, dalam kuantitas yang tepat, pada waktu yang tepat Stevenson, 1990. Sistem dan model persediaan bertujuan untuk
meminimumkan biaya total melalui penentuan apa, berapa dan kapan pesanan dilakukan secara optimal Anoraga, 1997.
Pelaksanaan persediaan bahan baku yang dilakukan perusahaan akan ditentukan oleh faktor-faktor yang saling berkaitan dengan bahan baku. Faktor-
faktor tersebut menurut Ahyari 1981 antara lain: 1. Perkiraan pemakaian adalah perkiraan kebutuhan bahan baku ini merupakan
perkiraan tentang besarnya jumlah bahan baku yang akan dipergunakan dalam perusahaan untuk keperluan produksi yang akan datang.
2. Harga bahan baku, merupakan dasar penyusunan perhitungan berapa besar dana perusahaan yang harus disediakan untuk investasi dalam persediaan
bahan baku. 3. Biaya-biaya persediaan yang secara umum terdiri dari biaya pemesanan dan
biaya penyimpanan.
4. Kebijakan pembelian. Besarnya persediaan bahan baku mendapatkan dana dari perusahaan tergantung kepada kebijakan pembelanjaan dari dalam
perusahaan tersebut. 5. Pemakaian sesungguhnya. Untuk dapat menyusun perkiraan kebutuhan bahan
baku mendekati kepada kenyataan, harus dianalisa besarnya penyerapan bahan baku oleh proses produksi perusahaan serta hubungannya dengan pemakaian
yang sudah disusun. Selain itu harus diperhatikan faktor pemakaian bahan baku sesungguhnya dari periode-periode lalu actual demand.
6. Waktu tunggu lead time merupakan tenggang waktu yang diperlukan yang terjadi antara satu pemesanan bahan baku dengan datangnya bahan baku itu
sendiri. Waktu tunggu harus diperhatikan karena berhubungan dengan penentuan saat pemesanan kembali reorder bahan baku. Dengan
diketahuinya waktu tunggu yang tepat maka perusahaan akan dapat membeli pada waktu yang tepat pula, sehingga resiko penumpukan persediaan atau
kekurangan persediaan dapat ditekan seminimal mungkin.
Gambar 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan bahan baku Ahyari, 1995
Biaya variabel yang harus diperhitungkan dalam penentuan biaya persediaan seperti biaya penyiapan dan biaya kekurangan bahan baku
Handoko,1984, uraiannya adalah sebagai berikut : a.
Biaya penyimpanan holding cost atau carrying cost. Biaya-biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan yang
dipesan semakin banyak atau rata-rata persediaan semakin tinggi b.
Biaya pemesananpembelian order cost atau procurement cost. Secara normal, biaya per pesanan di luar biaya bahan dan potongan kuantitas tidak
naik bila kuantitas bertambah besar. Tetapi bila semakin banyak komponen yang dipesan setiap kali pemesanan, jumlah pesanan per periode akan turun,
maka biaya pemesanan total juga akan turun. Ini berarti biaya pemesanan total per periode tahunan adalah sama dengan jumlah pesanan yang dilakukan
Biaya-biaya Persediaan
Perkiraan Pemakaian
Pemakaian Sesungguhnya
Waktu Tunggu Pembelian
Pemesanan Kembali Persediaan Pengaman
JUMLAH PEMBELIAN OPTIMAL
Harga Bahan Baku
PRODUKSI Persediaan
Bahan Baku Kebijakan
Pembelian
setiap periode dikalikan biaya yang harus dilakukan setiap periode dikalikan biaya yang harus dikeluarkan setiap kali pesan.
c. Biaya persiapan set up cost, terjadi pada perusahaan yang memproduksi sendiri bahan bakunya. Biaya penyiapan total periode adalah sama dengan
biaya penyiapan dikalikan jumlah penyiapan per periode. d. Biaya kehabisan bahan shortage cost, yaitu biaya yang timbul bilamana
persediaan tidak mencukupi adanya permintaan bahan. Biaya ini merupakan biaya yang paling sulit diperkirakan dan diukur dalam praktek, karena pada
kenyataannya sering merupakan opportunity cost yang sulit diperkirakan secara obyektif.
2.6.4 Pengendalian Persediaan