= 22473,57 • 22474 kg
Selain karena konsep biaya yang ada pada EOQ tidak memungkinkan untuk diterapkan pada PT Aerowisata Catering Service, ada beberapa hal lain
yang kurang memungkinkannya penerapan konsep EOQ sepenuhnya di perusahaan ini, antara lain asumsi harga yang stabil.
6.2.4 Just-in-time JIT
Dalam proses produksi, PT ACS telah menerapkan konsep Just-in-time yang memungkinkan adanya efisiensi produksi dan produkstivitas yang tinggi.
Hal ini terbukti dengan tidak adanya persediaan bahan setengah jadi work in process
yang menunggu proses berikutnya. Sedangkan untuk pengadaan bahan baku, PT ACS mengusahakan agar pengadaan bahan baku segar seperti sayur-
sayuran dan buah-buahan menerapkan konsep JIT, namun hal ini sangat dipengaruhi kondisi pemasok bahan baku pertanian.pengaplikasian sistem JIT
belum optimal. Berikut ini adalah hasil simulasi Just-in-time di PT Aerowisata catering
Service. Asumsi : - Bahan baku yang dimasukan, ke dalam mesin sebesar 200 kg dan produk
jadi yang dihasilkan akan keluar juga 200 kg. - Mesin beroperasi selama 24 jam
- Line yang dianalisis hanya 1 Set up time
:
a. Pembongkaran daging ayam beku dari truk memakan waktu 1 jam atau 60 menit.
b. Pemeriksaaan kualitas daging ayam beku dengan sistem sampel oleh pihak quality control
selama 30 menit. c. Persiapan bahan-bahan tambahan untuk diolah bersama bahan utama
sebelum pengadukan memakan waktu 30 menit d. Pemuatan produk jadi dari ruang setting meal ke truk pengangkut
memakan waktu 30 menit. Operation time
: a. Pelunakan daging ayam thawing dilakukan 19 sampai 24 jam sebelum
estimasi keberangkatan pesawat terbang Estimated Time of Departure. b. Daging ayam yang sudah lunak ini di campur bersama dengan bumbu-
bumbu lain dan proses pemasakan dilakukan 13 jam sebelum ETD. c. Makanan dibagi-bagi ke piring makan dishing dilakukan 7 jam sebelum
ETD dan proses ini harus selesai dalam waktu 45 menit, dan suhu makanan dipertahankan pada suhu – 13°C.
6.2.5 ABC Analysis
ABC analysis tidak mungkin diterapkan pada PT Aerowisata Catering Service di bagian persediaan karena kemungkinan akan ada kebutuhan yang tidak
terpenuhi. Hal ini disebabkan karena jenis-jenis persediaan atau komponen- komponen tersebut saling berkaitan dan berintegrasi sebagai penyusun suatu
produk jadi.
ABC analysis lebih cocok diterapkan untuk manajemen persediaan suatu perusahaan dagang, atau retailer, dimana jenis-jenis persediaannya tidak saling
berkaitan. Atau perusahaan yang selain menjual produk jadi juga menyediakan suku cadang atau perlengkapan aksesoris, seperti perusahaan-perusahaan yang
bergerak di bidang industri otomotif atau komputer. ABC analysis kurang tepat diterapkan pada PT ACS karena perlakuan pengadaan dan pengendalian
persediaan yang berbeda lebih disebabkan karena sifat bahan-bahan yang berlainan. Sifat-sifat ini misalnya umur bahan, kebutuhan akan bahan,
perputarannya dan sebagainya.
6.3 Sintesa Analisis