MRP dan MRP II Economic Order Quantity

menggunakan konsep Material Requirement Planning membutuhkan penetapan kuantitas dan frekuensi pengadaan persediaanm sebagai salah satu hasil dari perencanaan. Pemesanan dapat dilakukan dengan memilih antara dua sistem, yaitu Order Point System pemesanan dengan kuantitas tetap atau Order Cycle System pemesanan dengan frekuensi yang tetap Assauri, 1980. Teori Economic Order Quantity dapat digunakan untuk menetapkan kuantitas pemesanan lot size yang optimaldengan biaya total yang minimal. Setelah kuantitas pemesanan optimal diketahui, maka dengan sendirinya akan dapat diketahui frekuensi pemesanan optimalnya. Metode Just-in-time pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan pelayanan terhadapa konsumen, mengurangi persediaan, dan meningkatkan produktivitas. Metode ini meminimisasi bahkan meniadakan persediaan dan menghilangkan aktivitas yang tidak menambah nilai non value added activities. ABC Analysis merupakan salah satu bentuk klasifikasi barang-barang persediaan dalam manajemen persediaan yang mengendalikan banyak jenis barangpersediaan. Adapun tujuan dari pengklasifikasian ini adalah untuk mengefektifkan manajemen persediaan.

6.2.2 MRP dan MRP II

PT Aerowisata Catering Service menyusun rencana pengadaan bahan bakunya permintaan terikat dengan sistem penjadwalan mundur yang dimulai dengan merencanakan produksi produk jadi. Perencanaan ini disusun secara manual dibantu oleh komputer. Dalam perencanaan persediaan, PT Aerowisata Catering Service menggunakan pola yang terintegrasi antara departemen produksi, keuangan dan pengadaan bahan baku dalam perencanaannya. Kitchen Planning menjadi pusat informasi dan bagian yang mengkoordinir keterkaitan antar departemen tersebut. Proses perencanaan ini sudah sesuai dengan konsep MRP.

6.2.3 Economic Order Quantity

Penetapan kuantitas dan frekuensi persediaan di PT ACS, mengikuti pola order point system dan order cycle system sekaligus secara bersamaan. PT ACS mengkombinasikan antara kedua sistem ini, sehingga pengadaan bahan baku dilakukan dengan kuantitas dan frekuensi yang sama. Biaya persediaan variabel yang terdapat pada PT ACS hanya biaya bunga saja. Biaya ini termasuk biaya penyimpanan, yang akan meningkat sesuai dengan peningkatan kuantitas persediaan yang disimpan. PT ACS memiliki sendiri gudang-gudangnya sehingga tidak ada biaya sewa. Sebagian besar persediaan yang dibeli dan disimpan oleh PT ACS adalah komoditi pertanian yang dapat menimbulkan penurunan kualitas atau kerusakan akibat disimpan terlalu lama, tetapi hal ini telah dipertimbangkan oleh perusahaan. Manajemen sudah memperhitungkan kuantitas dan jadwal pemesanan, sehingga kerugian akibat persediaan terlalu lama disimpan tidak pernah terjadi. Biaya penyimpanan yang meningkat sesuai dengan besarnya kuantitas, snagat kecil proporsinya. Biaya penyimpanan lainnya merupakan biaya tetap yang tidak terpengaruh oleh kuatitas persediaan, misalanya biaya keamanan, biaya pemeliharaan gudang, biaya tenaga kerja dan sebagainya. Biaya maintance atau pemeliharaan sulit dipisahkan, karena biaya pemeliharaan terdiri dari gudang cold storage, gudang kering dan dapur, misalnya biaya semen atau cat. Untuk biaya pemesanan hampir semua adalah biaya tetap. Misalnya biaya rencana pemesanan atau pembelian bahan, biaya pembuatan permintaan pembelian PR dan PO atau biaya pengecekan mutu saat bahan tiba di gudang. Biaya-biaya tersebut merupakan biaya gaji karyawan yang mengerjakan segala sesuatunya mulai dari perencanaan pemesanan sampai barang tiba di gudang dan diperiksa. Gaji karyawan tersebut tidak terpengaruh frekuensi pemesanan. Biaya pemesanan variabel dapat dikatakan mendekati nol, walaupun ada, namun jumlahnya sangat kecil tidak signifikan. Misalnya pembuatan PO dan PR, yaitu biaya beberapa lembar kertas kurang lebih totalnya adalah 10 lembar kertas Simulasi EOQ untuk beras pada PT Aerowisata Catering Service menghasilkan biaya total sebagai berikut: - Holding cost biaya penyimpanan adalah biaya bunga interest - Ordering cost biaya pemesanan adalah biaya gaji karyawan Total cost = Holding Cost + Ordering Cost = 10.943 x 3.000 x 13 + 18.750.000 = 4.267.770 + 18.750.000 = 23.017.770 annual total cost Dimana : Qo = • 2 CR H = • 2 x 3.000 x 10.943 0,13 = • 65658000 0,13 = 22473,57 • 22474 kg Selain karena konsep biaya yang ada pada EOQ tidak memungkinkan untuk diterapkan pada PT Aerowisata Catering Service, ada beberapa hal lain yang kurang memungkinkannya penerapan konsep EOQ sepenuhnya di perusahaan ini, antara lain asumsi harga yang stabil.

6.2.4 Just-in-time JIT