Model location quotient LQ

berjalan secara optimal. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi adalah kawasan strategis Bojonegara, kawasan strategis Teluk Banten, kawasan strategis Serang Utara, kawasan strategis Serang Timur dan kawasan strategis Serang Barat. Ketentuan peraturan zonasi pada kawasan sempadan pantai adalah: 1 Pantai di Serang Barat dan Serang Utara jarak sempadan pantai adalah 100 seratus meter; 2 Untuk pantai yang berbatasan langsung dengan jurang tebing, jarak sempadan pantai mengikuti ketentuan sempadan jurang; 3 Kegiatan pemanfaatan kawasan sempadan pantai diarahkan untuk mempertahankan fungsi lindung kawasan konservasi; 4 Kepemilikan lahan yang berbatasan dengan pantai diwajibkan menyediakan ruang terbuka publik public space minimal 3 tiga meter sepanjang garis pantai untuk jalan inspeksi danatau taman telajakan dengan batas ketinggian pagar maksimal 1,5 meter. Ketentuan peraturan zonasi pada kawasan peruntukan kegiatan perikanan dimaksudkan untuk: 1 Peningkatan produktifitas perikanan; 2 Meningkatkan sarana dan prasarana perikanan; 3 Pengembangan budi daya perikanan laut dan darat melalui budi daya di sawah dan di kolam air; 4 Pengembangan kegiatan perikanan tradisional penunjang pariwisata; dan 5 Pengembangan kegiatan perikanan skala menengahbesar. Adapun terkait dengan ketentuan peraturan zonasi pada kawasan peruntukan pariwisata adalah sebagai berikut: 1 Pengembangan kawasan pariwisata harus tetap memperhatikan kelestarian ekosistem kawasan pesisir; 2 Pengembangan kawasan pariwisata harus tetap memperhatikan kelestarian fungsi lindung; 3 Peningkatan kualitas pariwisata agar terwujud “pariwisata berkualitas”; 4 Mengendalikan pertumbuhan sarana dan prasarana pariwisata; 5 Pengembangan kawasan pariwisata didukung oleh pengembangan kawasan penunjang pariwisata serta obyek dan daya tarik wisata; 6 Optimalisasi pemanfaatan lahan-lahan tidur yang sementara tidak diusahakan. Berdasarkan RTRW Kota Serang tahun 2008-2028, strategi pengembangan dan peran Kota Serang diarahkan kepada terwujudnya fungsi primer dan sekunder, yaitu sebagai: 1 pusat pemerintahan provinsi, 2 pusat pemerintahan Kota Serang, 3 pusat pendidikan, seni dan olah raga, 4 pusat budaya dan pariwisata, 5 pusat transportasi regional, 6 pusat perdagangan dan jasa skala regional. Kota Serang sebagai fungsi sekunder, yaitu: 1 permukimanperumahan perkotaan, dan 2 pusat pelayanan fasilitas perkotaan perdagangan, pendidikan, kesehatan, rekreasi, olah raga dan peribadatan. Rencana pola ruang kawasan budidaya meliputi rencana pola ruang kawasan budidaya non terbangun dan kawasan budidaya terbangun. Berdasarkan jenis kegiatan fungsional kota, rencana pola uang kawasan budidaya non terbangun di Kota Serang, adalah: 1 pertanian; 2 perkebunan; 3 perikanan, rencana pemanfaatan ruang kawasan perikanan budidaya diarahkan tersebar di wilayah Pantai Utara Kasemen, yaitu di Desa Sawah Luhur, sedangkan untuk perikanan tangkap diarahkan untuk pengembangan Kawasan Pelabuhan Karangantu; 4 pertambangan. Rencana pola pemanfaatan ruang kawasan budidaya terbangun, terdiri dari: 1 permukiman; 2 perkantoranperumahan; 3 perdaganganjasa; 4 pendidikan; 5 kesehatan; 6 industri; 7 pariwisata dan rekreasi, diantaranya: i mengarahkan Desa Banten Kecamatan Kasemen sebagai kawasan wisata cagar budaya dan cagar alam serta kawasan konservasi; ii mengarahkan Desa Banten dan Desa Sawah Luhur Kecamatan Kasemen sebagai kawasan wisata pantai; iii mengarahkan Desa Banten, Desa Kasunyatan, Desa Margaluyu Kecamatan Kasemen sebagai kawasan konservasi bangunan dengan melestarikan bangunan tua dan bersejarah. Berdasarkan pengamatan di lapangan pemanfaatan lahan di sekitar Teluk Banten wilayah darat diperuntukkan bagi budidaya lahan basah, dan permukiman Gambar 19. Peta pola ruang pesisir Teluk Banten dapat dilihat pada Gambar 20.