Strategi kebijakan pengelolaan kawasan perikanan tangkap
83 Luas sero, dihitung berdasarkan ukuran panjang penaju dan lebar sayap alat
tangkap. Dengan demikian luas area penangkapan seluruh alat tangkap dihitung dengan menggunakan rumus:
LA X
A
i n
i i
1
3-25 Keterangan:
Ai = Luas area penangkapan tiap jenis alat tangkap
LA = Luas area total Teluk Banten Berdasarkan nilai-nilai optimum yang diperoleh dari model, kemudian
dilakukan skenario alternatif kebijakan. Perilaku sistem dengan berubahnya jumlah armada penangkapan diketahui dengan cara melakukan simulasi model.
Analisis terhadap berbagai alternatif kebijakan tersebut dilakukan dengan cara mengevaluasi dampak dari berubahnya upaya penangkapan yang dioperasikan
terhadap stok sumber daya, hasil tangkapan, pertumbuhan stok sumber daya ikan, serta rente ekonomi yang dihasilkan. Salah satu kriteria pemilihan terhadap
alternatif terbaik adalah didasarkan atas nilai maximum sustainable yield MSY dari sumber daya tersebut. Asumsi yang digunakan dalam simulasi model ini
adalah setiap spesies seolah-olah hanya ditangkap oleh satu jenis alat tangkap tertentu.
Simulasi model terhadap tingkat kesejahteraan nelayan dalam hal ini pendapatan nelayan dihitung dari bagi hasil. Pengamatan terhadap kondisi
sosial dimaksudkan untuk melihat kondisi sosial masyarakatnelayan yang berada di wilayah Teluk Banten dalam memanfaatkan sumber daya ikan.
Perilaku dan kondisi sosial tersebut perlu “dipotret” untuk memastikan bahwa pemanfaatan sumber daya ikan berjalan dengan baik dan berkelanjutan.
Tingkat kesejahteraan masyarakat dilihat dari besar pendapatan dan pengeluaran, strategi pengelolaan keuangan, pemilikan aset rumah tangga, serta
kondisi sanitasi dan lingkungan pemukiman. Menurut Sukirno 1985 diacu dalam Sobari dan Suswanti 2007 kesejahteran adalah suatu yang bersifat subyektif
dimana setiap orang mempunyai pedoman, tujuan dan cara hidup yang berbeda- beda terhadap faktor-faktor yang menentukan tingkat kesejahteraan. BPS 1991
menyatakan bahwa kesejahteraan bersifat subyektif, sehingga ukuran kesejahteraan bagi setiap individu atau keluarga berbeda satu sama lain.
Kebutuhan dasar erat kaitannya dengan kemiskinan. Apabila kebutuhan dasar belum terpenuhi oleh individu atau keluarga, maka dikatakan bahwa individu atau
84 keluarga berada di bawah garis kemiskinan, Menurut BPS 1996, pendapatan
per kapita sering digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat. Ekonomi masyarakat yang makmur ditunjukkan oleh pendapatan
per kapita yang tinggi, dan sebaliknya ekonomi masyarakat yang kurang makmur ditunjukkan oleh pendapatan per kapita yang rendah.
Tingkat pendapatan nelayan dihitung berdasarkan pendapatan nelayan yang diperoleh melalui sistem bagi hasil yang diterapkan pada tiap jenis alat
tangkap dalam satu trip penangkapan. Total pendapatan dihitung dari seluruh pendapatan tiap trip yang dilakukan selama satu tahun. Selanjutnya pendapatan
yang diterima nelayan dibandingkan dengan Upah Minimum KotaKabupaten UMK Serang tahun 2012. UMK Kabupaten Serang sebesar Rp 1.320.000,- dan
Kota Serang sebesar Rp 1.230.000,- SK Gubernur Banten no. 561Kep-1- Huk2012.
Kondisi budaya masyarakat termasuk adatkebiasaan yang berlaku di tengah-tengah masyarakat yang terkait dengan pengelolaan perikanan maupun
yang tidak tetapi berpengaruh terhadap sikap dan kebiasaan nelayan dalam menangkap ikan, akan diamati dan diteliti secara mendalam. Adapun diagram alir
pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 10.
83
Riset
Effort Produksi
Harga ikan
Nilai tambah
UPI
SAT Ekologi
By catch
Kebijakan
Surplus Produksi
Bionomi Deskriptif
LQ dan IS Multi kriteria
IMP MODIS
SWOT
AHP
Simulasi Model LGP
Model terpilih Keterangan:
= input data = proses analisis
= output MSY
MEY Status pemanfaatan
perikanan tangkap Nilai
produksi Wilayah
pasar
Komoditi unggulan
MPI
TPI ramah lingkungan
Citra SPL
klorofil
SPL klorofil-a
Musim DPI Musim
Zonasi pemanfaatan kawasan
Strategi
Prioritas
Strategi kebijakan
UPI = unit penangkaan ikan TPI = teknologi penangkapan ikan
MPI = metode penangkapan ikan SAT = selektivitas alat tangkap
IMP = indeks musim penangkapan LQ = location quotient
IS = indeks spesialisasi
Gambar 10 Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian. 85
4. KEADAAN UMUM PERIKANAN TELUK BANTEN 4.1. Kondisi Perikanan Tangkap
1 Sumber daya ikan
Berdasarkan hasil pendataan seluruh jenis ikan yang didaratkan di 4 TPI terdapat 60 jenis ikan baik ikan pelagis maupun demersal, namun seluruh jenis
ikan tersebut tidak ditemukan setiap tahun sehingga tidak ditampilkan dan dihitung seluruhnya. Jenis ikan yang dihitung potensi dan tingkat
pemanfaatannya adalah jenis-jenis ikan yang ditemukan sepanjang tahun, yang selanjutnya dikelompokkan berdasarkan kelompok ikan pelagis dan demersal
Tabel 7 yang ditangkap oleh berbagai jenis alat tangkap. Masing-masing jenis alat tangkap dioperasikan sesuai dengan ikan tujuan tangkapan, namun
demikian tetap tertangkap jenis ikan lain sehingga satu jenis ikan bisa ditangkap oleh lebih dari satu jenis alat tangkap.
Beberapa jenis ikan hanya ditemukan di TPI tertentu, seperti ikan kurisi, rajungan, bawal hitam, ekor kuning, dan beloso, ditemukan di Karangantu. Jenis
ikan kembung, cumi-cumi, tembang, teri, dan pepetek, merupakan jenis ikan yang tertangkap di semua TPI, terlihat dari produksi hasil tangkapan yang cukup
besar dibandingkan jenis ikan yang lain. Berbagai jenis ikan tersebut ditangkap oleh berbagai jenis alat tangkap Tabel 8, dengan jenis yang tidak senantiasa
sama di tiap TPI. Dogol termasuk di dalamnya lampara dasar dan cantrang, dan sero merupakan jenis alat tangkap yang hanya ada di Karangantu. Gillnet di
Karangantu merupakan jenis alat tangkap yang termasuk di dalamnya jaring rajungan, set gillnet, dan drift gillnet. Payang merupakan jenis alat tangkap yang
ditemukan di semua TPI, dan payang yang memiliki ciri khusus hanya ditemukan di
TPI Terate. Payang di Terate disebut dengan ”Payang Tingker”, yaitu payang yang dilengkapi dengan alat bantu lampu dan dioperasikan secara melingkar.
Payang tingker ini merupakan alat tangkap yang dominan di Terate. Pada Tabel 7 terlihat bahwa persentase rata-rata pertumbuhan produksi
ikan tiap tahun terbesar adalah cumi-cumi 61,61, hal ini menunjukkan bahwa produksi cumi-cumi mengalami peningkatan setiap tahunnya. Keadaan ini jauh
berbeda dengan ikan layang yang terus mengalami penurunan produksi tiap tahunnya sebesar 13,99. Adapun ikan demersal terdapat 3 jenis ikan yang
mengalami penurunan produksi, yaitu ikan pepetek 5,96, kakap merah 31,19, dan layur 35,71.
Tabel 7 Sumber Daya Ikan di Teluk Banten Tahun 2005-2009
No Ikan pelagis
Produksi Sumber daya Ikan Ton Tiap Tahun Rata-rata
Pertum- buhan
2005 2006
2007 2008
2009 1
Kembung Rastrelliger spp
122,35 144,54
231,75 196,96
136,32 8,17
2 Cumi-cumi
Loligo sp 52,78
49,73 127,98
220,16 270,41
61,61 3
Tembang
Sardinella fimbriata
211,56 280,14
328,91 360,80
288,73 9,89
4 Teri Stolephorus
spp 214,51
231,27 193,31
221,42 253,35
5,09 5
Selar Selar spp 76,60
90,83 135,58
107,00 134,08
18,02 6
Tongkol Euthynnus spp
44,11 50,49
29,38 11,27
20,28 -2,25
7 Layang
Decapterus spp 74,31
31,50 29,11
41,87 27,38
-13,99 8
Lemuru
Sardinella lemuru
24,75 10,93
38,54 37,19
28,30 42,33
9 Tenggiri
Scomberomorus commersoni
14,85 27,15
21,70 13,94
36,22 46,72
10 Belanak Mugil
spp 24,85
29,19 15,11
26,25 20,58
5,35 11
Cucut Carcarinidae
17,17 2,55
3,45 9,89
7,31 27,74
Jumlah 993,92
1.056,92 1.315,93
1.361,47
1.306,26
6,19 Ikan demersal
1 Kurisi
Nemipterus spp 116,09
108,60 161,11
114,72 83,29
-3,57 2
Rajungan Portunus spp
113,35 12,95
50,36 87,50
49,17 57,57
3 Pepetek
Leiognathidae 426,93
550,85 500,28
463,15 295,17
-5,96 4
Kakap Merah Lutjanus spp
20,42 21,39
16,00 9,17
3,52 -31,19
5 Pari Trigonidae
11,84 13,46
12,75 20,95
16,00 12,27
6 Udang
Penaeus merguensis
Metapenaeus spp
31,36 8,83
18,03 22,41
24,80 16,83
7 Kuwe Caranx
spp 17,05
28,37 31,54
12,06 22,31
25,18 8
Bawal Hitam Fermio niger
6,47 14,03
3,58 2,67
5,80 33,61
9 Layur Trichiurus
spp 104,47
71,07 84,24
22,19 9,82
-35,71 10
Ekor Kuning Caesio spp
1,44 3,86
1,48 2,28
1,95 36,47
11 Beloso Saurida
spp 50,46
26,31 45,54
34,32 50,90
12,23 12
Manyung Tachysurus spp
21,01 32,33
25,35 19,93
19,93 2,73
Jumlah 804,79
783,43 789,16
696,62 499,38
-10,49 Ikan lain
141,90 252,08
266,65 370,23
559,89 27,76
Keterangan: ikan lain adalah ikan campur pelagis dan demersal yang tidak ditemukan sepanjang
tahun 2005-2009, dan jumlahnya relatif sedikit.