49 Tabel 5.1
Hasil Analisis Rasio-rasio Keuangan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dari tahun 2008 sd 2012
No Tolok Ukur
Keuangan Tahun
Tahun Tahun
Tahun Tahun
Rata- rata
Standar rasio
2008 2009
2010 2011
2012 1
Rasio Likuiditas 261,00
285,77 300,59
252,36 260,94
272,13 200 sd
250
current ratio
2 Rasio Solvabilitas
72,67 76,00
75,48 75,87
76,25 75,25
≤40
Total debt to assets ratio
3 Rasio Rentabilitas
20,91 21,79
22,01 22,61
18,98 21,26
≥15
Net profit margin
Berdasarkan pada Tabel 5.1 pada rasio-rasio keuangan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dapat dijelaskan sebagai berikut.
5.1.1 Rasio likuiditas
Rasio likuiditas dinilai dengan
current ratio. Current ratio
yang dicapai KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dari tahun 2008 adalah sebesar 261. Pada
tahun 2009 mengalami peningkatan yakni 24,77 menjadi 285,77, dan pada tahun 2010 mengalami peningkatan lagi sebesar 14,82 menjadi 300,59. Pada
tahun berikutnya yakni tahun 2011 KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dengan
current ratio
mengalami penurunan sebesar 48,23 menjadi 252,36, dan pada akhir tahun 2012 KPN mengalami peningkatan nilai
current ratio
sebesar 8,58 menjadi 260,94. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan aktiva lancar lebih
besar daripada kenaikan kewajiban lancar atau hutang lancar.
50 Hasil perhitungan
current ratio
dari tahun 2008 sd 2012 menunjukan. a.
Kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek likuiditas pada tahun 2008 masih berada di atas standar dari penilaian koperasi berprestasi
yaitu 200 sd 250. Pada tahun 2008 ini pencapaian kewajiban lancar sebesar 261 dianggap sehat karena nilainya berada di atas rata-rata.
b. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek likuiditas pada
tahun 2009 masih berada di atas standar dari penilaian koperasi berprestasi yaitu 200 sd 250. Pada tahun 2009 ini pencapaian kewajiban lancar
sebesar 285,77 dianggap sehat karena nilainya berada di atas rata-rata. c.
Kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek likuiditas pada tahun 2010 masih berada di atas standar dari penilaian koperasi berprestasi
yaitu 200 sd 250. Pada tahun 2010 ini pencapaian kewajiban lancar sebesar 300,59 dianggap sehat karena nilainya berada jauh di atas rata-
rata. d.
Kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek likuiditas pada tahun 2011 masih berada di atas standar dari penilaian koperasi berprestasi
yaitu 200 sd 250. Pada tahun 2011 ini pencapaian kewajiban lancar sebesar 252,36 dianggap sehat karena nilainya berada di atas rata-rata.
e. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek likuiditas pada
tahun 2012 masih berada di atas standar dari penilaian koperasi berprestasi yaitu 200 sd 250. Pada tahun 2012 ini pencapaian kewajiban lancar
sebesar 260,94 dianggap sehat karena nilainya berada di atas rata-rata.
Tabel 5.1 tampak bahwa
current ratio
ini mengalami perubahan setiap tahunnya selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2008 sd 2012. Tahun 2010
51 merupakan tahun yang memiliki
currrent ratio
yang tertinggi, yakni sebesar 300,59. Hal ini dapat diartikan bahwa kemampuan KPN Karya Bina Sejahtera
UNUD untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar adalah setiap Rp. 1,00 hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp. 3,00.
Tingginya rasio ini dikarenakan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD mampu meningkatkan aktiva lancar dan menekan hutang lancar dengan jalan mengurangi
pinjaman pada bank. Pada tahun 2011 nilai
current ratio
berada lebih kecil dibandingkan tahun yang lain, namun sudah berada diatas standar dari penilaian koperasi berprestasi,
yaitu nilai likuiditasnya berkisar antara 200 sd 250. Rasio ini menurun karena terdapat penurunan pada aktiva lancar dan penambahan hutang kepada PT. Bank
Kesejahteraan Ekonomi Sejahtera dengan jumlah pinjaman kredit sebesar Rp. 2 Milyar dan telah disalurkan sebesar Rp.1,5 Milyar, untuk sisanya akan disalurkan
kembali pada tahun 2013. Hal ini perlu mendapat perhatian karena berarti semakin kecilnya jaminan
yang dimiliki KPN Karya Bina Sejahtera UNUD atas kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi
current ratio
semakin besar kemampuan KPN dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendek.
5.1.2 Rasio solvabilitas