51 merupakan tahun yang memiliki
currrent ratio
yang tertinggi, yakni sebesar 300,59. Hal ini dapat diartikan bahwa kemampuan KPN Karya Bina Sejahtera
UNUD untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar adalah setiap Rp. 1,00 hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp. 3,00.
Tingginya rasio ini dikarenakan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD mampu meningkatkan aktiva lancar dan menekan hutang lancar dengan jalan mengurangi
pinjaman pada bank. Pada tahun 2011 nilai
current ratio
berada lebih kecil dibandingkan tahun yang lain, namun sudah berada diatas standar dari penilaian koperasi berprestasi,
yaitu nilai likuiditasnya berkisar antara 200 sd 250. Rasio ini menurun karena terdapat penurunan pada aktiva lancar dan penambahan hutang kepada PT. Bank
Kesejahteraan Ekonomi Sejahtera dengan jumlah pinjaman kredit sebesar Rp. 2 Milyar dan telah disalurkan sebesar Rp.1,5 Milyar, untuk sisanya akan disalurkan
kembali pada tahun 2013. Hal ini perlu mendapat perhatian karena berarti semakin kecilnya jaminan
yang dimiliki KPN Karya Bina Sejahtera UNUD atas kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi
current ratio
semakin besar kemampuan KPN dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendek.
5.1.2 Rasio solvabilitas
Rasio solvabilitas dinilai dengan
total debt to asset ratio. Total debt to total asset
yang dicapai KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dari tahun 2008 sd 2012 mengalami penurunan nilai.
Total debt to total assets
pada tahun 2008 sebesar 72,67. Pada tahun 2009 mengalami peningkatan nilai sebesar 3,33
menjadi 76,00 dan pada tahun 2010 terjadi penurunan nilai sebesar 0,52
52 menjadi 75,48 namun pada tahun berikutnya yaitu tahun 2011 mengalami
peningkatan kembali sebesar 0,39 menjadi 75,87, dan diakhir tahun 2012 KPN kembali mengalami peningkatan nilai sebesar 0,38 menjadi 76,25.
Peningkatan ini disebabkan oleh kurang rendahnya total hutang dan kurang tingginya total aktiva.
Hasil perhitungan
total debt to total asset
tahun 2008 sd 2012 menunjukan.
a. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang solvabilitas
pada tahun 2008 masih berada di atas standar dari penilaian koperasi berprestasi yaitu 60 sd 40. Pada tahun 2008 ini pencapaian kewajiban
jangka panjang sebesar 72,67 dianggap kurang sehat karena nilainya berada di atas rata-rata.
b. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang solvabilitas
pada tahun 2009 masih berada di atas standar dari penilaian koperasi berprestasi yaitu 60 sd 40. Pada tahun 2009 ini pencapaian kewajiban
jangka panjang sebesar 76,00 dianggap kurang sehat karena nilainya berada di atas rata-rata.
c. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang solvabilitas
pada tahun 2010 masih berada di atas standar dari penilaian koperasi berprestasi yaitu 60 sd 40. Pada tahun 2010 ini pencapaian kewajiban
jangka panjang sebesar 75,48 dianggap kurang sehat karena nilainya berada di atas rata-rata.
d. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang solvabilitas
pada tahun 2011 masih berada di atas standar dari penilaian koperasi
53 berprestasi yaitu 60 sd 40. Pada tahun 2011 ini pencapaian kewajiban
jangka panjang sebesar 75,87 dianggap kurang sehat karena nilainya berada di atas rata-rata.
e. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang solvabilitas
pada tahun 2012 masih berada di atas standar dari penilaian koperasi berprestasi yaitu 60 sd 40. Pada tahun 2012 ini pencapaian kewajiban
jangka panjang sebesar 76,25 dianggap kurang sehat karena nilainya berada di atas rata-rata.
Dari Tabel 5.1 tampak bahwa
total debt to total asset
ini mengalami perubahan setiap tahunnya selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2008 sd 2012.
Tahun 2012 merupakan tahun yang memiliki
total debt to total asset
yang tertinggi, yakni sebesar 76,25. Tingginya rasio ini disebabkan karena adanya
peningkatan pada hutang jangka pendek KPN Karya Bina Sejahtera UNUD. Jumlah rasio hutang terhadap jumlah keseluruhan aktiva sebesar 76,25,
maka hal ini dapat diartikan sebagai hutang oleh aktiva KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dimana untuk setiap Rp 0,76 hutang digunakan untuk menjamin
aktivanya. Rasio ini menunjukan bahwa 76,25 pendanaan KPN dibiayai dengan hutang untuk tahun 2012. Artinya, bahwa setiap Rp. 100,00 pendanaan KPN Rp.
76,00 dibiayai dengan hutang dan Rp. 24,00 disediakan oleh KPN. Sedangkan rasio hutang terhadap aktiva terendah dicapai pada tahun 2008 sebesar 72,67.
Rasio hutang terendah pada tahun 2008 ini masih jauh dari standar penilaian koperasi berprestasi yaitu sebesar 60 sd 40.
Nilai
total debt to total asset ratio
yang rendah dapat merefleksikan kemampuan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dalam membayar hutang dan
54 jaminan bagi kreditor yang tinggi. Para kreditor lebih menyukai rasio hutang yang
rendah, sebab semakin rendah rasio hutang perusahaan yang diberi kredit akan semakin besar tingkat keamanan yang didapat kreditur pada waktu dilikuidasi.
5.1.3 Rasio rentabilitas