15 mengelola keberhasilan. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa
balanced scorecard
adalah suatu sistem pengukuran kinerja yang mampu menjabarkan misi dan visi suatu organisasi ke dalam seperangkat ukuran kinerja
dengan suatu pendekatan efektif yang seimbang antara empat perspektif untuk organisasi nirlaba yaitu: 1 perspektif pelanggan, 2 perspektif keuangan, 3
perspektif proses bisnis internal, 4 perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
2.3.2 Manfaat penggunaan
balanced scorecard
Menurut Pratiwi 2010 manfaat penggunaan
balanced scorecard
adalah: 1
Keseimbangan antara pengukuran internal yang terdiri dari proses bisnis internal, yaitu proses belajar dan pertumbuhan serta pengukuran eksternal
yang ditujukan untuk pemilik badan usaha dan pelanggan. 2
Keseimbangan antara
outcomes measures
pengukuran keluaran yang merupakan hasil dari masa lalu dan
performance driver
pemicu kerja di masa akan datang.
3 Keseimbangan antara unsur obyektivitas berkaitan dengan pengukuran hasil
masa lalu dan unsur subyektivitas berkaitan dengan pengukuran pemicu kinerja masa akan datang yang membutuhkan pertimbangan.
Simpayung 2009 mengatakan, bahwa
balanced scorecard
lebih dari sekedar sistem pengukuran taktis atau operasional. Perusahaan yang inovatif
menggunakan
scorecard
sebagai sebuah sistem manajemen strategis, untuk mengelola strategi jangka panjang. Perusahaan menggunakan fokus pengukuran
scorecard
untuk menghasilkan berbagai proses manajemen penting seperti: 1
Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi. 2
Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis.
16 3
Merencanakan, menetapkan sasaran dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis
4 Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis.
2.3.3 Keunggulan dan kelemahan
balanced scorecard
Menurut Mulyadi 2005, keunggulan
balanced scorecard
dalam perencanaan strategik dan pengukuran kinerja memiliki empat karakteristik yaitu
sebagai berikut. 1
Komprehensif
Balanced Scorecard
memperluas perspektif yang sebelumnya terbatas pada keuangan meluas ketiga perspektif lain yaitu: pelanggan, proses
bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan perspektif ini menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang,
serta memampukan perusahaan memasuki lingkungan bisnis yang kompleks.
2 Koheren
Balanced scorecard
mewajibkan personel membangun hubungan sebab- akibat diantara berbagai sasaran strategik yang dihasilkan oleh masing-
masing perspektif. Dengan kekoherenan tersebut personel dimotivasi untuk mencari inisiatif strategik yang memiliki manfaat bagi perwujudan
sasaran strategik di keempat perspektif yaitu: perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan.
3 Seimbang
Keseimbangan disini adalah seimbang antara perspektif keuangan dan nonkeuangan, jangka panjang dan jangka pendek, intern dan ekstern.
17 Keseimbangan dalam empat perspektif tersebut penting untuk
mewujudkan kinerja yang sesungguhnya yang berlipat ganda dan berjangka panjang.
4 Terukur
Keterukuran strategik dalam empat perspektif tersebut menjanjikan ketercapaian berbagai sasaran strategik.
Balanced scorecard
mengukur sasaran strategik di perspektif nonkeuangan yang merupakan sasaran yang
tidak mudah diukur, namun dengan pendekatan
Balanced scorecard
sasaran di ketiga perspektif nonkeuangan tersebut ditentukan ukurannya agar dapat dikelola. Keterukuran tersebut menjanjikan perwujudan
berbagai sasaran strategik nonkeuangan yang merupakan pendorong kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang.
Menurut Ronchetti 2006 satu keuntungan organisasi menggunakan pendekatan
balanced scorecard
adalah pendekatan ini mengurangi informasi yang berlebihan oleh kondensasi data penting yang dibutuhkan dalam pengambilan
keputusan.
Balanced scorecard
juga memenuhi kebutuhan manajerial dari variasi tindakan yang tidak terkait dari berbagai bidang dalam perusahaan menjadi satu
laporan dan memastikan bahwa manajer melihat semua tindakan di operasi. Selain peningkatan kinerja keuangan dan keuntungan materi lain,
balanced scorecard
juga telah ditemukan untuk memimpin ke hasil yang lebih bersifat kualitatif Yu, 2008.
Sedangkan kelemahan yang terdapat pada
balanced scorecard
menurut Tunggal 2000, antara lain:
18 1
Tolak ukur kinerja harus konsisten dengan strategi perusahaan, karena bila tolak ukur kinerja tidak konsisten dengan strategi perusahaan, maka
karyawan akan bekerja saling tumpang tindih. 2
Balanced scorecard
seharusnya tidak mempunyai terlalu banyak tolak ukur kinerja, karena mengakibatkan terjadinya kurang fokus dan
kebingungan. Menurut Sisdyani 2007, kesulitan dalam penilaian kinerja dengan
metode
balanced scorecard
adalah ketika metode ini digunakan untuk membandingkan kinerja dua atau lebih unit bisnis. Penilai kinerja mungkin akan
menghadapi masalah
common-measure
bias.
Common-measure
bias bisa terjadi ketika penilai hanya menaruh perhatian pada ukuran-ukuran yang sama yang
terdapat pada semua unit yang dievaluasi, dan mengabaikan ukuran-ukuran yang bersifat unik bagi setiap unit bisnis. Keadaan ini akan menyesatkan penilai dalam
merumuskan kesimpulan mengenai kinerja unit-unit yang dibandingkan dan dapat mengakibatkan pengambilan keputusan yang tidak benar, seperti kebijakan
kompensasi.
2.4 Empat Perspektif