Problem Based Learning Model Pembelajaran Kurikulum 2013
38 belajar menemukan sendiri suatau permaasalahan yang timbul dalam proses
pembelajaraan. Pembelajaran penemuan Discovery Learning bertujuan agar siswa
merasa senang ketika melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas yang berkaitan dengan proses menemukan sesuatu oleh mereka sendiri .Menurut
Jamil Suprihatiningrum 2013:242 melalui pembelajaran penemuan, diharapkan siswa terlibat dalam
penyelidikan suatu hubungan, mengumpulkan data, dan menggunakanya untuk menemukan hokum atau prinsip yang berlaku
pada kejadian tersebut.Pembelajaran penemuan disusun dengan asumsi bahwa observasi yang diteliti dan dilakukan dengan hati-hati
serta mencari bentuk atau pola dari temuanya dengan cara induktif akan mengarahkan siswa kepada penemuan hokum-hukum atau
prinsip-prinsip.
Menurut Sund Rustiyah NK, 2001:20 menjelaskan bahwa “Discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep
atau prinsip. Proses mental yang dimaksud antara lain mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan,
mengukur, membuat kesimpulaan, dan seterusnya”. Sehingga dapat dijelaskan bahwa dalam pembelajaran penemuan guru menekankan
keterlibatan siswa secara aktif dan siswa diarahkan agar dapat mengkonstruksi pengetahuan mereka. Selanjutya Arends menjelaskan bahwa
Pelajaran-pelajaran pada pembelajaran penemuan sebagian besar didasarkan pada pertanyaan berdasarkan disiplin ilmu, dan
penyelidikan siswa berlangsung di bawah bimbingan guru terbatas pada lingkungan kelas. Sementara pembelajaran berdasarkan masalah
dimulai dari masalah kehidupan nyata yang bermakna yang memberikan kesempatan pada siswa dalam memilih dan melakukan
penyelidikan apa pun, baik di dalam dan di luar kelas selagi penyelidikan tersebut diperlukan untuk memecahkan masalah. Selain
itu, karena masalah yang ada merupakan masalah kehidupan nyata,
39 pemecahannya memerlukan penyelidikan antardisiplin Jamil
Suprihatiningrum,2013:242
Penggunaan model pembelajaran Discovery ini memiliki beberapa keunggulan antara lain seperti yang disebutkan oleh Roestiyah NK 2001:21
antara lain :dapat membangkitkan kegairahan belajar pada siswa, teknik ini mampu memberikan kesempatan pada siswa untuk berkembang dan maju
sesuai dengan kemampuan masing-masing, mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat,
membantu siswa memperkuat dan menambah kepercayaan diri sendiri dengan proses penemuan sendiri, strategi berpusaat paada siswa tidak pada guru. guru
hanya sebagai teman belajar; membantu bila diperlukan. Selanjutnya menurut Jamil Suprahatiningrum 2013:249 “Tahapan
pembelajaran penemuan adalah menjelaskan tujuanmempersiapkan siswa, orientasi siswa pada masalah, merumuskan hipotesis, melakukan kegiatan
penemuan, mempresentasikan hasil kegiatan penemuan, dan mengevaluasi kegiatan penemuan”. Discovery Learning sama dengan inquiry. Kedua model
pembelajaran tersebut merupakan model pembelajaran yang mengarahkan siswa melakukan kegiatan penemuan. Hal yang membedakan antara kedua
model pembelajaran tersebut menurut Martinis Yamin 2013:77 adalah inquiry
menekankan pada menemukan pemecahan masalah secara logis dan faktual melalui proses dan berpikir analitis sementara discovery membantu
siswa menemukan hubungan antar konsep serta generalisasi. Sehingga dapat disimpulkan tahap akhir inquiry adalah menemukan sedangkan discovery
lebih luas tahap akhirnya yaitu berkaitan dengan kepuasan peneliti yaitu
40 menemukan hubungan antar konsep setelah terdapat penemuan yang
dihasilkan. Selain Model-model pembelajaran tersebut model pembelajaran seperti
collaborative learning, contextual teaching learning, dan cooperative
learning juga bisa dijadikan alternatif penggunaan model pembelajaran dalam
Kurikulum 2013.