Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
4 Setelah dilakukan pengembangan kurikulum, langkah pemerintah selanjutnya
adalah mengimplementasikan Kurikulum 2013. Implementasi sendiri dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan,
sehingga implementasi kurikulum dapat diartikan sebagai pelaksanaan dari kurikulum yang telah dirancangdidesain ke lapangan atau ke setiap satuan
pendidikan. Kurikulum 2013 telah diimplementasikan sejak tahun ajaran baru 20132014 tepatnya bulan juli tahun 2013 dengan sasaran uji coba pada
satuan pendidikan tingkat Sekolah Dasar SD kelas I dan IV, Sekolah Menengah Pertama SMP kelas VII dan Sekolah Menengah Atas SMA
kelas IX. Sekolah-sekolah yang menjadi sasaran ujicoba memiliki kriteria ditentukan oleh pemerintah.
Pada hari Jumat tanggal 4 Oktober 2013, dilakukan wawancara dengan Kepala SD Negeri 4 Wates, Bapak Teguh Riyanta. Berdasarkan wawancara
tersebut didapat informasi bahwa SD Negeri 4 Wates merupakan salah satu SD di daerah Kabupaten Kulon Progo yang ditunjuk pemerintah sebagai
sekolah yang mengimplementasikan Kurikulum 2013. SD Negeri 4 Wates memiliki 12 kelas yang terdiri dari kelas 1 sampai kelas 6, dan masing-
masing kelas dibuat secara paralel menjadi 2 kelas. Implementasi Kurikulum 2013 di SD Negeri 4 Wates telah diberlakukan sejak tanggal 19 Juli 2013 di
kelas I dan IV. SD Negeri 4 Wates dianggap memenuhi kriteria sebagai salah satu sekolah yang cocok untuk menerapkan Kurikulum 2013. Kriteria
tersebut seperti, SD Negeri 4 Wates merupakan sekolah yang dahulunya Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional RSBI, telah terakreditasi A,
5 memiliki sarana dan prasarana belajar yang memadai, tenaga pendidik yang
memadai, serta lokasi sekolah yang mudah dijangkau oleh berbagai macam kendaraan, sehingga memudahkan pihak Dinas Pendidikan setempat atau
Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan LPMP untuk melakukan monitoring. Selanjutnya, wawancara juga dilakukan dengan guru kelas IV B SD
Negeri 4 Wates Ibu Arni Setyaningsih, pada hari Senin, tanggal 11 November 2013. Berdasarkan hasil wawancara, di dapat informasi bahwa awal
penerapan Kurikulum 2013 dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan berbagai macam penyesuaian. Untuk itu guru selalu berusaha semaksimal
mungkin mengikuti petunjuk yang diperoleh dari sosialisasi Kurikulum 2013 yang didapatkan. Berkaitan dengan usaha guru memahami dan
menyesuaiakan dengan Kurikulum 2013 tersebut, Kepala Sekolah menyatakan bahwa terdapat beberapa hambatan dalam tahap penyesuaian
tersebut. Kepala sekolah menyatakan bahwa beberapa guru kelas sasaran implementasi Kurikulum 2013 belum sepenuhnya mendalami konsep dan
pengembangan kurikulum 2013. Hal tersebut dikarenakan sosialisasi yang mereka dapatkan belum bisa sepenuhnya mereka pelajari dalam waktu yang
singkat. Berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013 pada tahap
perencanaan pembelajaran beberapa informasi di dapat dari guru kelas IV B SD Negeri 4 Wates Ibu Arni Setyaningsih. Berdasarkan wawancara dengan
guru kelas IV B pada hari Senin, tanggal 11 November 2013 diperoleh informasi bahwa perencanaan pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan
6 Pembelajaran RPP disusun sendiri oleh guru kelas IV B, dan RPP tersebut
merupakan RPP tematik. Guru kelas IV B menyusun sendiri RPP tematik sesuai dengan ide kreatif guru dalam menuliskan kegiatan pembelajaran
berdasarkan tema. Selain itu, di dalam RPP juga tertulis 4 kompetensi Inti. Guru menjelaskan bahwa kegiatan inti pada RPP tersebut memuat kegiatan-
kegiatan seperti mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan konsep baru
yang terdapat dalam Kurikulum 2013. Kegiatan tersebut merupakan proses kegiatan pembelajaran dalam pendekatan saintifik.
Selain itu pada hari Senin tanggal 11 November 2013, dilakukan juga observasi pelaksanaan pembelajaran di kelas IV B. Berdasarkan hasil
observasi ditemukan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran guru sudah memberikan pembelajaran berbasis tematik integratif dan menggunakan
sumber belajar utama berupa buku siswa. Buku siswa yang digunakan juga berbeda dari kurikulum sebelumnya. Pada kurikulum lama satu buku memuat
satu mata pelajaran, sedangkan kurikulum saat ini satu buku berisi satu tema dan isi dalam buku tersebut merupakan materi yang berasal dari integrasi
seluruh mata pelajaran. Selanjutnya dalam wawancara dengan Guru kelas IV B pada hari Senin tanggal 11 November diperoleh informasi bahwa dalam
pelaksanan pembelajaran guru mengalami hambatan berkaitan dengan alokasi waktu. Pihak orang tua kurang berkenan dengan jadwal kepulangan siswa
semenjak diterapkannya Kurikulum 2013. Para orang tua menganggap bahwa jadwal kepulangan siswa yang tidak menentu terkadang siswa pulang
7 sampaiu pukul 13.10 WIB dan siswa pernah disekolah hanya sampai pukul
10.00 WIB menjadikan para orang tua tidak berkenan. Maka dari itu, atas saran dari pihak orang tua sekolah diminta mempertimbangkan untuk
meninjau kembali alokasi waktu pembelajaran khususnya untuk kelas-kelas yang menerapkan Kurikulum 2013. Hal tersebut menjadi hambatan bagi guru
karena guru harus menyesuaikan kembali jadwal pembelajaran dalam Kurikulum 2013 setiap harinya. Hal tersebut menyebabkan pembelajaran
tidak berjalan sesuai dengan tema-tema yang seharusnya diajarkan. Selain hambatan yang ditemui dari pihak guru kelas IV B, berdasarkan hasil
wawancara pada tanggal 4 Oktober 2013 kepala sekolah menyatakan bahwa berkaitan dengan pelaksanaan pembelajara terdapat beberapa hambatan
seperti beberapa guru sulit membuat siswa aktif di kelas dan sulit membimbing siswa untuk mencari sendiri pengetahuan yang dibutuhkan.
Hambatan tersebut dikarenakan para siswa terbiasa selalu menjadikan guru sebagai satu-satunya pusat sumber belajar.
Terkait dengan penilaian pembelajaran dalam kurikulum 2013 orientasi fokus penilaian pembelajaran Kurikulum 2013 mengalami perubahan dari
Kurikulum sebelumnya. Fokus penilaian pada kurikulum sebelumnya adalah pada penilaian keberhasilan komptensi pengetahuan siswa. Akan tetapi, untuk
Kurikulum 2013 keberhasilan pembentukan sikap dan keterampilan lebih diutamakan daripada pengetahuan. Berkaitan dengan konsep penilaian
pembelajaran Kurikulum 2013 tersebut, berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas pada hari Senin tanggal 11 November 2013 didapat informasi
8 bahwa guru kelas IV B telah menggunakan penilaian autentik dalam penilaian
pembelajaranya. Guru kelas IV B juga menyatakan bahwa dalam penilaian pembelajaran, guru mengalami hambatan. Guru membutuhkan waktu yang
lama untuk memasukan nilai-nilai yang didapat para siswa dari berbagai macam penilaian autentik penilaian portofolio, penilaian unjuk kerja,
penilaian sikap, penilaian unjuk kerja siswa ke dalam daftar nilai. Berdasarkan uraian tentang pelaksanaan
Kurikulum 2013, penyelenggaraan dalam kegiatan belajar mengajar di SD Negeri 4 Wates dan
berbagai permasalahan yang ada, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai bagaimana implementasi kurikulum 2013 di Sekolah
Dasar Negeri 4 Wates yang berkaitan dengan upaya guru kelas IV terutama kelas IV B dalam melaksanakan kegiatan perencanaan, pelaksanaan
pembelajaran, dan penilaian pembelajaran serta hambatan lainnya yang ditemukan dalam proses implementasi kurikulum tersebut beserta upaya
untuk mengatasi berbagai hambatan tersebut.