Latar Belakang Daftar Pustaka

4525 HUBUNGAN STRES KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU DI SEKOLAH Yearning Harefa, SE, M.Si 20 Abstrak Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui hubungan stres kerja dan kompensasi terhadap kepuasan kerja guru di sekolah. Penulisan menggunakan metode library research. Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa untuk penanganan manajemen stres, sebaiknya pihak melakukan pendekatan melalui aktivitas-aktivitas yang tujuannya memberikan kepuasan kepada para guru di sekolah. Misalnya bermain game, mengadakan acara rekreasi bulanan atau per empat bulan, dan kegiatan yang dikemas dengan lelucon. Sebaiknya kompensasi yang diberikan pihak sekolah lebih ditingkatkan sesuai dengan harapan para serta ada penambahan insentif setiap ada penambahan waktu mengajar. Kata kunci : stres kerja, kompensasi dan kepuasan guru 1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, membawa perubahan dalam kehidupan manusia. Perubahan-perubahan ini membawa akibat yaitu tuntutan yang lebih tinggi terhadap setiap individu untuk lebih meningkatkan kinerja mereka sendiri dalam suatu organisasi. Organisasi dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab Schein dalam Mangkunegara, 2002:23. Organisasi mempunyai karakteristik tertentu yang struktur dan tujuannya saling berhubungan serta tergantung pada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi tersebut. Hal ini dapat dikatakan bahwa organisasi mempunyai tujuan agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga memperoleh kepuasan kerja Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya Fathoni 2006:112 sedangkan menurut T.Hani Handoko 2001:193 kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan tentang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaanya ini tampak dalam sikap positif, dalam hal ini seorang guru terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi lingkungan kerjanya. Terpuaskannya kebutuhan-kebutuhan guru melalui pemberian kompensasi dapat memberikan kepuasan kerja bagi para guru. Seorang guru tentu saja mengharapkan adanya feedback timbal balik yang berupa penghargaan atas kontribusi yang dilakukannya terhadap organisasi. Penghargaan yang diharapkan guru tersebut dalam bentuk program kompensasi yang sesuai misalnya yang langsung berupa upah, gaji, komisi, dan bonus tidak langsung berupa asuransi, pensiun, cuti dan pendidikan. Menurut T.Hani Handoko 2001:1:155 kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Menurut Keith Davis dan Werther W.B dalam Sjaftri Mangkuprawira 2001:196 kompensasi murupakan sesuatu yang diterima sebagai penukar dari kontrsibusi jasa mereka pada perusahaan atau organisasi. Jika kompensasi diberikan secar benar, para guru akan lebih terpuaskan untuk mencapai sasaran- sasaran organisasi atau perusahaan. Sebaliknya tanpa kompensasi yang cukup, guru yang ada sangat mungkin untuk meninggalkan sekolah dan untuk melakukan penempatan kembali tidaklah mudah. Akibat dari 20 Dosen IKIP Gunung Sitoli 4526 ketidakpuasan dalam pembayaran bisa jadi akan mengurangi kinerja, meningkatkan keluhan-keluhan, penyebab mogok kerja, dan mengarah pada tindakan-tindakan fisik dan psikologi. Beberapa sumber stres di kalangan pendidik, antara lain perilaku negatif siswa, beban kerja berlebih, konflik dengan atasan, konflik peran, peran kerja yang ambigu, fasilitas mengajar yang tidak memadai, lingkungan kerja yang tidak nyaman, dan penghargaan kinerja yang rendah Sulsky Smith, 2005. Semua ini merupakan sumber stres kerja yang bersifat intrinsik. Sumber stres kerja ini jika tidak diminimalisasi, akan berdampak pada penurunan kinerja pendidik. Efek dari penurunan kinerja tersebut akan berimbas kepada siswa, melalui proses belajar mengajar yang buruk. Stephen P. Robbins dalam Benyamin Molan 2006:806 mengemukakan bahwa dampak stres pada kepuasan jauh lebih langsung. Ketegangan yang terkait dengan pekerjaan cenderung mengurangi kepuasan kerja umum. Meskipun tingkatnya rendah sampai sedang para guru merasakan bahwa stres itu tidak menyenangkan.

1.2. Tujuan Penulisan