Pembahasan Jurnal Kultura | Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

4474 partisipasi karyawan dalam menentukan bagaimana metode kerja dan tujuan yang ingin dicapai, dan memandang umpan balik sebagai suatu kesempatan untuk melatih karyawan. Jerris 1999 menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang menghargai kemampuan karyawan untuk mendistribusikan knowledge dan kreativitas untuk meningkatkan servis, mengembangkan usaha, dan menghasilkan banyak keuntungan dapat menjadi motivator bagi karyawan dalam bekerja p.203. Menurut penjelasan di atas bahwa Kepemimpina demokratis adalah proses kepemimpinan dimana seiap pengambilan kebijakan itu di dasari musyawarah dan kemudian di sepakati bersama.

2.3. Pelayanan Publik

Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelayanan public merupakan segala kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan hak- hak dasar setiap warga Negara dan penduduk atas suat barang, jasa ata pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan yang terkait dengan kepentingan public. Dan tidak melihat dari segi apapun pelanggan tersebut sehingga dapat memuaskan masyarakat Sulasto, 2010 Pelayanan publik dapat di artikan, pemberian layanan melayani keperluan orang lain atau masyarakat Yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah di tetapkan Kurniawan, 2006. Jadi dapat disimpulkan bahwa pelayanan public adalah segala proses pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat baik instansi pemerintah maupun swasta yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayaan publik itu sendiri.

3. Pembahasan

Pemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinannya sebagai indikator, hubungan dengan bawahannya bukan sebagai majikan terhadap pembantunya, melainkan sebagai saudara tua diantara temen-teman sekerjanya. Pemimpin yang demokratis selalu berusaha menstimulasi bawahannya agar bekerja secara kooperatif untuk mencapai tujuan bersama. Dalam tindakan dan usaha-usahanya, selalu berpangkal pada kepentingan dan kebutuhan kelompoknya, serta mempertimbangkan kesanggupan serta kemampuan kelompoknya.Tipe kepemimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting dalam organisasi. Tipe ini diwujudkan dengan dominasi perilaku sebagai pelindung dan penyelamat dari perilaku yang ingin memajukan dan mengembangkan organisasi. Di samping itu, diwujudkan juga melalui perilaku pimpinan sebagai pelaksana. Dalam melaksanakan tugasnya, pemimpin yang demokratis mau menerima bahkan mengharapkan pendapat dan saran-saran dari bawahannya, juga kritik-kritik yang dapat membangun dari para bawahan yang diterimanya sebagai umpan balik dan dijadikan bahan pertimbangan dalam tindakan-tindakan berikutnya Selain itu, pemimpin yang demokratis mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri dan menaruh kepercayaan pula pada bawahannya, mereka mempunyai kesanggupan bekerja dengan baik dan bertanggung 4475 jawab. Pemimpin yang demokratis selalu berusaha memupuk rasa kekeluargaan dan persatuan, senantiasa berusaha membangun semangat bawahannya dalam menjalankan dan mengembangkan daya kerjanya. Di samping itu, juga memberi kesempatan bagi timbulnya kecakapan memimpin pada anggota kelompoknya dengan jalan mendelegasikan kekuasaan dan tanggung jawabnya Pemimpin yang demokratis menurut Purwanto memiliki sifat-sifat sebagai berikut : 1. Dalam menggerakkan bawahan bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu makhluk yang termulia di dunia. 2. Selalu berusaha untuk menyinkronkan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi bawahan. 3. Senang menerima saran, pendapat, dan kritikan dari bawahan. 4. Mengutamakan kerjasama dalam mencapai tujuan 5. Memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada bawahan dan membimbingnya 6. Mengusahakan agar bawahan dapat lebih sukses dari dirinya. 7. Selalu mengembangkan kapasitas dari pribadinya sebagai pemimpin. Dalam masyarakat luas, tidak semua dapat menjadi pemimpin. Hanya orang-orang tertentu saja diangkat atau dipilih menjadi pemimpin dan yang lainnya menjadi orang yang dipimpin. Sebagai orang-orang yang dipimpin, kita harus pula menghormati pemimpin kita, dan sedapat mungkin bersama-sama pemimpin itu kita bergerak memajukan organisasi kita atau masyarakat kita. Demikian pula pemimpin harus berusaha, bekerja sebaik mungkin mengemban tugas kepemimpinannya agar dapat memenuhi harapan-harapan anggota yang dipimpinnya. Pola kepemimpinan yang demokratis merupakan model yang patut menjadi sorotan zaman ini. Manusia menuntut satu sistem kepemimpinan yang lebih baikdan kerjasama yang dapat menguntungkan semua pihak dalam lingkungan organisasi. Pola kepemimpinan yang demokratis bertolak dari idealism kebudayaan kita. Itu sesuai perkembangan dan kebutuhan zaman kita. Tujuan utama ialah untuk menggarisbawahi tujuan kita, maksud masyarakat kita, dan untuk meningkatkan kehidupan masyarakat kita. Tiga dari idealism ini amat relevan dan fundalmental dihubungkan dengan kepeminpinan yang demokratis itu. Idealisme yang pertama menjelaskan harkat dan martabat manusia sebagai satu individu. Manusia dalam hal ini menduduki urutan utama dalam lingkup kepemimpinan, baru lah kemudian menyusul benda material, termasuk teknologi dan peralatan lainnya. Segala urutan dan proses kepemimpinan harus lebih mengutamakan manusia. Manusia sebagai makhluk yang punya pikiran, akal, jasa, dan potensi harus dikembangkan dan dimanfaatkan untuk mencapai tujuan tertentu. Karena manusia punya atribut maka ia harus bertanggung jawab memanfaatkan atribut itu dan berusaha memperkembang orang lain, yang dalam hal ini ialah orang-orang yang berada dilingkungan kepemimpinan. Memang masyarakat yang terbaik terdiri dari individu yang dapat meningkatkan potensi mereka secara baik dan sempurna. Idealisme kedua menunjuk pada pemanfaatan kuasa intelek untuk memecahkan permasalahan manusia. Sebagai pemimpin yang memiliki kelebihan dari anggota-anggota kelompok, sudah tentu memiliki kecakapan yang khusus dan itu dimanfaatkan untuk kepentingan bersama. Memang dalam setiap diri manusia terdapat 4476 emosi, yang seringkali amat mempengaruhi kuasa intelek, namun jika intelek dan emosi dapat berjalan bersama- sama dalam proses kepemimpinan akan menolong untuk memecahkan permasalahan dan untuk kesejahteraan manusia. Idealisme ketiga menunjuk pada keyakinan atas kerjasama kelompok dalam usaha memecahkan berbagai macam masalah. Diharapkan semua anggota kelompok akan menyumbangkan pemikiran-pemikiran baru dan atas keterlibatan mereka dalam kesempatan ini akan menolong mereka lebih menyadari tanggungjawab mereka, meningkatkan dedikasi mereka melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan yang demokratis selalu akan memainkan fungsi untuk mencapai tingkat prestasi yang lebih tinggi. Dua prestasi akhir yang selalu menjadi tujuan utama. Yang pertama agar masyarakat mengalami perubahan dan juga perbaikkan. Supaya tugas dapat terlaksana dengan baik, harus tercipta efisiensi kerja yang praktis. Sedangkan yang kedua menunjuk pada mereka yang bertugas melaksanakan pekerjaan. Diharapkan mereka sendiri telah mengalami perubahan. Mereka telah berhasil memanfaatkan tenaga kerjanya dengan baik, dan mereka sendiri telah memiliki pandangan dan pengertian yang lebih luas. Bilamana mereka telah dapat memperkambang potensi yang dimiliki oleh orang-orang lain. Dengan demikian, maka terpadulah satu kekuatan kerja, melaksanakan pekerjaan bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kepemimpinan yang demokratis sang pemimpin bertindak sebagai seorang anggota kelompok dalam menetapkan tujuan, memilih cara melakukan, dan membagi-bagi tugas kepada para pegawai. Dari sini tampak bahwa banyak kebijaksanaan yang datangnya dari bawahan. Bersama-sama anggota kelompok pemimpin bertanggungjawab untuk mencapai sukses. Di dalam corak kepemimpinan yang demokratis inilah adanya kemungkinan semua anggota dalam kelompok boleh turut berperan serta dalam mengambil keputusan penting. Kesatuan kerja pun tampak jelas, dan semuanya melaksanakan tugas penuh tanggungjawab. Kepemimpinan yang demokratis merupakan bagian yang lebih disukai banyak orang. Tetapi model kepemimpinan semacam ini bukanlah timbul secara tiba-tiba. Bukan pula hal itu sebagai akibat kebijaksanaan yang dibuat oleh mereka yang sedang menduduki jabatan penting. Hal ini adalah suatu hasil motivasi yang lahir dari hati manusia, dan secara sadar menunjukkan prestasi kerja yang tinggi. Memang secara alamiah manusia memiliki motivasi yang tinggi, dan seorang pemimpin harus tahu betul akan hal ini. Seorang pemimpin yang berusaha menekankan pola kepemimpinan demokratis dalam pelayanannya punya keyakinan seperti yang tercantum di bawah ini: Kesejahteraan kelompok terjamin atas dasar terpenuhinya kesejahteraan masing-masing individu. Keputusan diambil melalui kerjasama. Keputusan bersama lebih kuat dan serasi, dibandingkan dengan keputusan perorangan.. Setiap buah pikiran didengar secara terbuka. Setiap anggota kelompok dapat menyampaikan pendapat masing-masing. Demokratis harus menjadi cara hidup. Kemajuan datang dari dalam kelompok, bukan dari luar kelompok. Metode demokrasi adalah yang lebih efisien. 4477 Setiap orang tidak tergantung sama lain. Saling mengisi dalam kelompok. Kasih sayang satu sama lain merupakan komponen penting dalam kepemimpinan di tengah masyarakat demokratis.

4. Penutup