ayat Permendag RI Nomor : 53M-DAG PER122008.

4426 Wilayah Kabupaten Kota dan Rencana Detail Tata Ruang Wilayah KabupatenKota tidak diperbolehkan memberi izin lokasi untuk pembangunan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Berdasarkan kepada Peraturan Presiden dan Peraturan Menteri Perdagangan tersebut maka dapat di interpretasikan bahwa pengaturan Zonasi antara Pasat Tradional dan TokoPasar Modern, Pengaturannya diserahkan kepada Pemda KabupatenKota dalam bentuk Peraturan Daerah atau dalam pengertian lain Pemda dalam pembuatan rencanata tata ruang harus memperhatikan mengenai zonasi pasar tradisional dan tokopasar modern. Oleh Karena itu dapat dikatakan bahawa zonasi ini merupakan kewajiban yang dibebankan kepada pemerintah daerah untuk menjaga eksistensi pasar tradisional. Mengacu kepada Perpres RI Nomor 112 tahun 2007 dan Permendag RI Nomor : 53M- DAGPER122008. Maka pertanyaannya adalah, “Sudahkan Pemda Kabupaten Majalengka Memiliki Peraturan Daerah Perda Perlindungan Pasar Tradisional yang di dalamnya mengatur Zonasi serta Jarak antara Pasar Tradisonal dengan PasarToko Modern ? ” Jika belum, “Mengapa Bupati Majalengka telah menerbitkan puluhan izin TokoPasar Modern. Karena ini bertentangan dengan Pasal 2, ayat 2, Permendag RI Nomor : 53M-DAG PER122008. Pemerintah selain dengan peraturan-peraturan yang telah dijelaskan diatas, dalam menjaga eksistensi pasar tradisonal, juga telah mengeluarkan peraturan yang paling baru yaitu Peraturan Mentri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan dan Pemberdayaan Pasar Tradisonal. Disebutkan dalam peraturan tersebut dalam pasal satu ayat 2 yang berbunyi Pemberdayaan pasar tradisional adalah segala upaya pemerintah daerah dalam melindungi keberadaan pasar tradisional agar mampu berkembang lebih baik untuk dapat bersaing dengan pusat perbelanjaan dan toko modern. Dengan menngacu pasal tersebut, pemerintah hharrus melindungi pasa ttardisional, dengan segala upaya apapun tentunya dengan tidak melanggar undang-undang yang ada agar pasar tradisional bisa bersaing dengan pasar modern. Namun yang terjadi kini walaupun ada peraturan-peraturan yang telah dibentuk oleh pemerintah, tetap saja pasar tradisional dengan perlahan namun pasti telah terpinggirkan dengan adanya pasar modern yang semakin berkembang, lalu sebenarnya apa yang salah dengan keadaan ini. Pemerintah membiarkan para investot asing masuk, dan pasar- pasar modern seperti, supermarket, hypermarket, carefore, dan sejenisnya terus berkembang, hal ini karena memang sangat menguntungkan pemerintah, dan bisa menambah ppendapatan pemerintah dari pajakn yang dihasilkan, namun disisi lain hal ini akan emamtikan pasar tradisional. Selain itu kesadaran dari masyarakat sendiri yang kuarang terhadapa dampak adanya pasar modern, masyarakat tidak berfikitr jauh tentnag akibat kegemaran mereka yang lebih memilih pasar modern untuk memdapatkan pemenuhan kebutuhan mereka. Masyarakat tidak berfikr bahwa dengan memilih pasar modern akan mematikan pasar tradisional. Sebenranya masyarakat mungkin sebagian tahu akan hal demikian, namun mereka tidak mau tahu dan lebih mementingkan gengsi mereka dari pada kehidupan rakyat kecil yang notabene orang-orang sebangsa mereka. Disamping itu, pasar tradisional juga tidak mampu membenahi keadaan yang ada didalam pasar tradisional walaupun sudah ada upaya pemerintah dalam menertibkan pasar tradisional sehingga bisa lebih nyaman untuk didatangi oleh para masyarakat atau konsumen. Persoalan-persoalan yang terjadi sebetulnya sudah bisa diidentifikasi walaupun tidak secara penuh, namun seharusnya pemerintah bisa berkaca dan melihat persoalan-persoalan tersebut untuk menetukan langkah- 4427 langka yang harus ditempuh untuk menanggulangi persoalan-persoalan tentang pasar tradisional dan menjamurnya pasar modern. Akantetapi pemerintah belum bisa dan terkesan mmembiarkan itu semua dan menjadikannya wahana politik untuk merebut suara rakyat dengan menjanjikan program-program yang memntingkan rakyat kecil dengan mendahulukan pasar tradisional dari pada pasar modern. Secara hukum, memang assar-pasar tradisional telah mendapatkan perlindunga tentang keberadaanya, namun sekali ditekankan pada prakteknya pmerintah belum bisa mewujudkan perllindungan terhadap pasar tradisional ini yang jelas-jelas diattur dalam peraturn-peraturan yang sah.

4. Penutup