Pengaruh Oksidator Pengaruh Sinar Matahari Pengaruh sinar Lampu Pengaruh PH

4495 Tahap 2. Uji Stabilitas warns dengan spektrofotometri UVVis 1. Pengaruh kondisi Penyimpanan Ekstrak disimpan pada suhu kamar dan pada suhu dingin 4°C setelah 2 hari dilakukan pengenceran yaitu dengan melarutkan ekstrak Sebanyak 2 ml dalam 100 ml aquadest, kemudian diukur absorbansinya dengan panjang gelombang 422 nm.

2. Pengaruh Oksidator

Sebanyak 10 ml ekstrak masing-masing dimasukkan dalam tabung reaksi clan ditambah 1 ml H202, kemudian setiap 3 jam sekali dilakukan pengukuran absorbansi dengan panjang gelombang 422 nm.

3. Pengaruh Sinar Matahari

Sebanyak 10 ml dari masing-masing larutan ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian clijemur clibawah sinar matahari interval 3 jam sekali dilakukan pengukuran absorbansi dengan panjang gelombang 422 nm

4. Pengaruh sinar Lampu

Sebanyak 10 ml dari masing-masing larutan ekstrak dimasukkan dalam tabung reaksi kemudian disinari oleh lampu kekuatan 20 watt selama 48 jam clan setiap 12 jam sekali, dilakukan pengamatan terhadap absorbansinya dengan panjang gelombang 422 nm.

5. Pengaruh PH

Stabilitas ekstrak dibuat dalam, 3 tingkat keasaman Ph, 3, 4, 5.Diukur pH larutan dengan pH meter.Ekstrak sebanyak 2 ml dilarutkan dalam 100 ml buffer asam sitrat sesuai dengan variasi pH.Kemudian dilakukan pengukuran absorbansi dengan panjang gelombang 422 nm. Hasil Dan Pembahasan Penelitian ini merupakan eksperimental deskripsi yang dilakukan di laboratorium.Penelitian ini dilakukan untuk menentukan kondisi penyimpanan dan waktu aplikasi maksimal zat warna yang dihasilkan terhadap makanan. Pembuatan ekstrak kunyit dan ekstrak kunyit-daun salam dilakukan dengan perbandingan kunyit - daun salam – air yaitu 1:3:3. Ekstraksi dilakukan pada suhu 90°C-100°C metode dekok selama 30 menit. Metode yang akan digunakan adalah metode dekok yaitu ekstraksi sampel segar dengan menggunakan pelarut air. Dilakukan pemanasan pada suhu tinggi karena senyawa kurkumin tahan terhadap pemanasan.Digunakan pelarut air karena ekstrak yang dihasilkan diperuntukkan sebagai pewarna pangan. Banyaknya rimpang kunyit yang digunakan pada penelitian ini adalah 10 gram, daun salam 30 gram dan pelarut air 30 ml. Sedangkan ekstrak kunyit sebagai pembanding adalah 10 gram rimpang kunyit dengan 30 ml pelarut air. Hasil warna ekstrak yang diperoleh adalah warna ekstrak kunyit-daun salam mempunyai warna kuning yang lebih orange dibandingkan ekstrak kunyit. Hal ini disebabkan adanya penambahan warna kemerahan dari tanin yang terkandung dalam daun salam yang bersifat sebagai pengompleks. Perbandingan warna yang diperoleh dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 4496 Gambar 1 Perbandingan warna ekstrak kunyit dengan ekstrak kunyit-daun salam Penentuan stabilitas warna dilakukan berdasarkan uji intensitas warna.Prinsip yang digunakan adalah intensitas warna berbanding lurus dengan nilai absorbansi A.Penentuan uji intensitas warna ini dilakukan menggunakan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 422 nm. Stabilitas warna ekstrak kunyit-daun salam dengan variasi kondisi penyimpanan dibandingkan dengan ekstrak kunyit sebagai pembanding. Intensitas warna ekstrak kunyit-daun salam dengan perbandingan kunyit:daun salam :air = 1:3:3, kemudian dilakukan pengenceran 10x mempunyai nilai absorbansi 0,409. Sedangkan ekstrak kunyit dengan perlakuan ekstraksi kunyit:air = 1:3, kemudian dilakukan pengenceran 10x mempunyai absorbansi 0,961 Daulay, 2014. Dalam penelitian ini dilakukan ekstraksi yang sama dengan kondisi ekstraksi untuk memperoleh hasil terbaik seperti yang telah diperoleh pada penelitian sebelumnya. Selanjutnya untuk setiap pengukuran setelah diberikan kondisi perlakuan maka sebelumnya dilakukan pengenceran terhadap ekstrak sebanyak 10x. Uji Stabilitas warna dengan spektrofotometri UVVis pada berbagai Waktu dan Variasi Penyimpanan 1. Pengaruh Suhu Penyimpanan Ekstrak disimpan pada suhu kamar dan pada suhu dingin 4°C setelah 2 hari dilakukan pengenceran yaitu dengan melarutkan ekstrak sebanyak 2 ml dalam 100 ml aquadest, kemudian diukur absorbansinya dengan panjang gelombang 422 nm. Dilakukan prosedur yang sama pada sampel pembanding. Sampel pembanding adalah ekstrak kunyit dengan perlakuan yang sama. Spektrum yang dihasilkan dari pengukuran ekstrak cair kunyit-daun salam pada penyimpanan suhu 4°C dengan variasi waktu penyimpanan dapat dilihat pada table 1. Tabel 1 Data Pengukuran Spektrum Intensitas Warna Ekstrak Kunyit-Daun Salam dengan Spektrofotometri pada Pengaruh Suhu 4°C No. Nama Sampel Lama Penyimpanan Absorbansi A 1. Ekstrak kunyit- daun salam 1 24 jam 0,718 2. Ekstrak kunyit- daun salam 2 48 jam 0,704 3. Ekstrak kunyit- daun salam 3 72 jam 0,710 Spektrum yang dihasilkan dari pengukuran ekstrak cair kunyit pada penyimpanan suhu 4°C dengan variasi waktu penyimpanan adalah sebagai berikut : Dari hasil tersebut intensitas warna dari ekstrak kunyit-daun salam dapat bertahan hingga 72 jam. Penggunaan zat warna yang dihasilkan oleh ekstrak kunyit-daun salam pada makanan dapat dilakukan hingga 72 jam jika ekstrak tersebut disimpan pada suhu 4°C. 4497 Dengan adanya penambahan daun salam menyebabkan terjadinya pengomplekan oleh senyawa tannin sehingga lebih stabil dan tidak mengendap sampai dengan 72 jam. Hal inilah yang menyebabkan zat warna ekstrak kunyit-daun salam lebih stabil dan aplikasi maksimal lebih lama. Spektrum yang dihasilkan dari pengukuran ekstrak cair kunyit-daun salam pada penyimpanan suhu kamar dengan variasi waktu penyimpanan dirangkum dalam Tabel 2 di bawah ini. Tabel 2 Data Pengukuran Spektrum Intensitas Warna Ekstrak Kunyit-Daun Salam dengan Spektrofotometri pada Pengaruh Penyimpanan pada Suhu Kamar No. Nama Sampel Lama Penyimpanan Absorbansi A 1. Ekstrak kunyit-daun salam 1 24 jam 0,503 2. Ekstrak kunyit-daun salam 2 48 jam 0,497 3. Ekstrak kunyit-daun salam 3 72 jam 0,457 Dari data penyimpanan pada suhu kamar tersebut di atas dapat dilihat bahwa aplikasi maksimal dari zat warna yang dihasilkan ekstrak kunyit-daun salam adalah 48 jam. Pada penyimpanan selama 72 jam terjadi penurunan intensitas warna karena terjadi degradasi kerusakan dari ekstrak cair tersebut.

2.Pengaruh Oksidator

Sebanyak 10 ml ekstrak masing-masing dimasukkan dalam tabung reaksi dan ditambah 1 ml H202, kemudian setiap 3 jam sekali dilakukan pengukuran absorbansi dengan panjang gelombang 422 nm. Dilakukan prosedur yang sama pada sampel pembanding. Sampel pembanding adalah ekstrak tanpa perlakuan. Spektrum yang dihasilkan dari pengukuran ekstrak cair kunyit-daun salam pada penambahan oksidator dengan variasi waktu penyimpanan dapat dilihat pada table di bawah ini. Tabel 3 Data Pengukuran Spektrum Intensitas Warna Ekstrak Kunyit-Daun Salam dengan Spektrofotometri pada Pengaruh Penambahan Oksidator No. Nama Sampel Lama Penyimpanan Absorbansi A 1. Ekstrak kunyit-daun salam 1 3 jam 0,513 2. Ekstrak kunyit-daun salam 2 6 jam 0,333 3. Ekstrak kunyit-daun salam 3 9 jam 0,334 Zat warna dari ekstrak kunyit-daun salam sangat mudah terdegradasi. Dengan penambahan oksidator pada penyimpanan selama 24 jam telah terjadi penurunan intensitas warna sampai dengan penyimpanan untuk waktu 48 jam. Dengan demikian bila terdapat zat oksidator dalam ekstrak cair kunyit-daun salam maka intensitas warnanya sangat jauh berkurang.

3. Pengaruh Sinar Matahari