9
BAB II KAJIAN TEORI
Pada bab ini akan dikaji beberapa acuan teori yang digunakan di dalam melakukan penelitian, di antaranya yaitu 1 Ruang lingkup pragmatik, 2
Prinsip kerja sama beserta maksim-maksimnya, 3 Humor dan fungsinya, 4 Penelitian yang relevan.
A. Deskripsi Teori
1. Ruang Lingkup Pragmatik
Pragmatik merupakan cabang ilmu linguistik yang semakin dikenal pada masa sekarang ini walaupun pada kira-kira lima belas tahun yang silam ilmu
ini jarang atau hampir tidak pernah disebut oleh para linguis. Namun sekarang, tidak sedikit dari mereka yang mulai memberi perhatian bahwa upaya
menguak hakikat bahasa tidak akan membawa hasil yang diharapkan tanpa didasari pemahaman terhadap pragmatik, yakni bagaimana bahasa itu
digunakan dalam komunikasi.
1
Istilah pragmatik berasal dari “Pragmatica”. Kata “Pramatika” sendiri berasal d
ari bahasa Jerman “Pragmatisch” yang diusulkan oleh seorang filsuf Jerman Immanuel Kant.
“Pragmatisch” dari “Pragmaticus” dari bahasa latin bermakna „pandai berdagang‟ atau di dalam bahasa Yunani “Pragmatikos”
dari “Pragma” artinya „perbuatan‟ dan “Prasein” „berbuat‟. Pragmatik adalah
language in use, studi terhadap makna tuturan dalam situasi dan kondisi tertentu. Sifat-sifat bahasa dapat dimengerti melalui pragmatik, yakni
bagaimana bahasa digunakan dalam komunikasi.
2
Pragmatik mulai berkumandang di bumi linguistik Amerika pada tahun 1970-an. Istilah pragmatik itu sendiri dapat ditelusuri kelahirannya dengan
1
Geoffrey Leech, Prinsip-Prinsip Pragmatik, Jakarta: UI Prees, 1993, h. 1
2
Fatimah Djajasudarma, Wacana Pragmatik, Bandung : PT Refika Aditama, cet. 1, 2012, h. 71-72.
menyangkutpautkan seorang filosof yang bernama Charles Morris 1938. Ia sebenarnya mengolah kembali pemikiran para filosof pendahulunya Locke
dan Peirce mengenai semiotik ilmu tanda dan lambang. Oleh Morris semiotik dipilah-pilah menjadi tiga cabang : sintaksis, semantik, dan
pragmatik.
3
Pragmatik merupakan cabang ilmu bahasa semiotik. Semiotik mengkaji bahasa verbal, lambang, simbol, tanda, serta pereferensian dan pemaknaannya
dalam wahana kehidupan. Ilmu pragmatik mengkaji hubungan bahasa dengan konteks dan hubungan pemakaian bahasa dengan pemakai atau penuturnya.
4
Morris dalam Hindun mengatakan bahwa Pragmatik adalah ilmu yang menelaah tentang hubungan tanda-tanda dengan para penafsir.
5
Sedangkan Levinson dalam Kunjana mendefinisikan Pragmatik sebagai studi bahasa yang
mempelajari relasi bahasa dengan konteksnya.
6
Mira menyatakan bahwa “Pragmatics is said to analyze the relationship between grammatical products
most notably, sentences and their extralinguistic contexs.”
7
Pragmatik merupakan kajian untuk menganalisis hubungan antara tata bahasa terutama
kalimat dengan konteks di luar satuan lingual Pragmatik sebagai suatu telaah makna dalam hubungannya dengan aneka
situasi ujaran.
8
Pragmatik mengkaji maksud penutur dalam menuturkan satuan lingual tertentu pada sebuah bahasa, karena yang dikaji di dalam pragmatik
adalah makna, dapat dikatakan bahwa pragmatik banyak sejajar dengan semantik yang juga mengkaji makna. Perbedaan antara keduanya adalah
bahwa pragmatik mengkaji makna satuan lingual secara eksternal, bersifat
3
Bambang Kaswanti Purwo, Pragmatik dan Pengajaran Bahasa, Yogyakarta : Kanisius, cet. 1, 2009, h. 10-11
4
Tagor Pangaribuan, Paradigma Bahasa, Yogyakarta : Graha Ilmu, cet. 1, 2008, h. 68
5
Hindun, Pragmatik, Depok : Nufa Citra Mandiri, cet. 1, 2012, h. 3
6
Kunjana Rahardi, Sosiopragmatik, Jakarta : Erlangga, 2009, h. 20
7
Mira Ariel, Defining Pragmatics, New York: Cambridge University Press, 2010, h. 3
8
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Pragmatik, Bandung : Angkasa, cet.1, 1984, h. 24