Pertuturan di atas telah mematuhi maksim cara, karena penutur Dulhak memberikan informasi yang jelas dan tidak taksa, yaitu
memberikan keterangan bahwa Aceh hidup tenang sejak adanya kesepakatan damai antara GAM dengan Pemerintah Republik
Indonesia,selain itu juga menjelaskan bahwa “gam atau agam” merupakan
sapaan untuk anak kecil laki-laki yang ada di Aceh. Kata “Gam”
menimbulkan makna lebih dari satu, yaitu singkatan dari Gerakan Aceh Merdeka, dan sapaan untuk anak kecil laki-laki.Hal itulah yang sempat
membuat bingung dan penasaran Dulgani. Namun, agar topik pembicaraan berjalan lancar, Dulhak berusaha menjelaskan pernyataan Dulgani yang
masih ambigu tentang GAM. Hal ini sesuai dengan teori Grice yang berbunyi “Avoid ambiguity”,
yang diartikan oleh Nadar Hindari ungkapan yang membingungkan atau ambigu.
22
Teori Grice tersebut menjelaskan bahwa maksim cara ini mengharuskan penutur dan lawan tutur berbicara secara langsung, tidak
kabur, tidak ambigu, tidak berlebih-lebihan dan runtut.
23
2. Penyimpangan Prinsip Kerja Sama
Apabila di dalam praktek berkomunikasi, terdapat peserta tutur yang memberikan informasi atau jawaban yang berlebihan, salah, tidak relevan,
tidak jelas dan ambigu, maka kelucuan dan kejenakaan saja yang akan dilahirkan, sesungguhnya dapat dikatakan bahwa kejenakaan atau
kelucuan dalam aktifitas bertutur itu biasanya sering terjadi dalam dialog manusia yang berupa humor. Humor tersebut berisi tentang fenomena
kehidupan sekarang atau sindiran halus untuk orang-orang tertentu, hal itu dapat diperoleh dengan menyelewengkan salah satu maksim yang terdapat
dalam prinsip kerja sama. Selain itu, penyimpangan prinsip kerja sama terjadi dikarenakan tidak adanya pengetahuan bersama yang dimiliki oleh
peserta tutur.
22
Nadar, loc. cit
23
Chaer, Kesantunan Berbahasa, h. 36
a. Penyimpangan Maksim Kuantitas
Penyimpangan terhadap maksim kuantitas terjadi apabila peserta tutur memberikan informasi yang berlebihan, tidak cukup dan tidak sesuai
dengan kebutuhan lawan tuturnya. 11.
Komputer bekas Pembeli
: Saya ingin membeli komputer bekas karena uang saya cuma sedikit. Ada tidak ?
Penjual : Ada tuh, ada yang bekas kantor, bekas mainan
anak, yang bekas kebanjiran juga ada HDCCJ: 55180
S Waktu, tempat, suasana : Siang hari, di toko komputer, suasana sepi P Peserta tutur
: Pembeli dan penjual E Maksud dan tujuan
: Pembeli ingin mengetahui ada tidaknya komputer bekas karena uangnya cuma
sedikit, sedangkan penjual memberitahukan ada komputer bekas kantor, mainan anak,
dan bekas kebanjiran. A Bentuk dan isi ujaran
: Bentuk
ujaran merupakan
kalimat langsung, sedangkan isi ujaran mengenai
komputer bekas. K Nada, cara, semangat
: Pembeli bertanya dengan nada serius, sedangkan
penjual memberikan
informasinya dengan nada santai dan mengejek.
I Jalur bahasa : Jalur lisan
N Normaaturan : Sopan dan terbuka
G Jenis bahasa : Eksposisi
Interpretasi konteks pertuturan di atas terjadi pada siang hari, di toko komputer dalam keadaan sepi. Peserta tutur terdiri dari pembeli dan
penjual. Pertuturan di atas dianggap menyimpang dari maksim kuantitas, karena penjual memberikan informasi secara berlebihan. Makna literal
komputer bekas adalah komputer yang sudah pernah dipakai oleh orang lain, dan tidak baru lagi. Pembeli menanyakan perihal ada tidaknya
komputer bekas, dikarenakan uangnya yang sedikit, namun penjual menjawab pertanyaan tersebut dengan berlebihan dan makna figuratif
“ada yang bekas kantor, bekas mainan anak, bekas kebanjiran ju
ga ada”. Semua orang pasti mengetahui bahwa komputer bekas kebanjiran mungkin sangat
fatal kerusakannya dan susah untuk diperbaiki. Informasi yang diberikan oleh penjual di samping menimbulkan kelucuan juga bisa menimbulkan
kekesalan dalam diri pembeli. Wacana humor di atas memanfaatkan teori pertentangan dengan maksud dan keinginan lawan tuturnya, sehingga
makna literal berkesampingan dengan makna figuratifnya. Hal ini tidak sesuai dengan teori Grice yang berbunyi “Do not make
your contribution more informative than is required”, yang diartikan oleh Nadar Jangan memberikan informasi yang berlebihan melebihi
kebutuhan.
24
Teori Grice tersebut menjelaskan bahwa di dalam maksim kuantitas, seorang penutur diharapkan dapat memberikan informasi yang cukup,
relatif memadai, dan seinformatif mungkin. Informasi demikian itu tidak boleh melebihi informasi yang sebenarnya dibutuhkan si mitra tutur.
Tuturan yang tidak mengandung informasi yang sungguh-sungguh diperlukan mitra tutur, dapat dikatakan melanggar maksim kuantitas dalam
prinsip kerja sama Grice. Demikian sebaliknya, apabila tuturan itu mengandung informasi yang berlebihan akan dapat dikatakan melanggar
maksim kuantitas.
25
12. Jus Amma
A : Selain jus tomat, jus alvokat, dan jus mangga di warung
ini sedia jus apa lagi ? B
: Juz Amma HDCCJ: 121208
24
Nadar, loc. cit.
25
Rahardi, Kesantunan Imperatif, h. 53
S Waktu, tempat, suasana : Siang hari, di warung nasi, suasana ramai. P Peserta tutur
: A dan B Anonim E Maksud dan tujuan
: A ingin mengetahui jus apalagi yang tersedia di warung selain jus tomat, alvokat
dan mangga, sedangkan B menjawab pertanyaan A dengan jawaban Juz Amma.
A Bentuk dan isi ujaran :
Bentuk ujaran
merupakan kalimat
langsung, sedangkan isi ujaran mengenai macam-macam jus di warung.
K Nada, cara, semangat : A bertanya dengan nada serius, sedangkan
B menjawab pertanyaan A dengan nada santai.
I Jalur bahasa : Jalur lisan
N Normaaturan : Halus dan tidak jujur
G Jenis bahasa : Eksposisi
Interpretasi konteks pertuturan di atas terjadi pada siang hari, di sebuah warung dengan keadaan yang ramai. Pertuturan di atas dianggap
menyimpang dari maksim kuantitas karena penutur A memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh lawan tutur
B. Penutur A bertanya mengenai macam-macam jus selain jus tomat, alvokat dan mangga, namun B menjawabnya dengan jawaban juz amma.
Makna literal Jus tomat, alvokat, dan mangga merupakan „jenis minuman
yang dihancurkan dengan menggunakan blender ’, sedangkan B
memberikan makna figuratif juz dengan juz amma yang merupakan „kumpulan ayat-ayat alquran juz 30’. Wacana humor di atas
memanfaatkan teori pertentangan, sehingga menimbulkan makna atau penafsiran yang tidak kongruen dengan objek pembicaraan.
Hal ini tidak sesuai dengan teori Grice yang berbunyi “Make your information as informative as required for the current purposes of
exchange, and do not make your contribution more informative than is required”, yang diartikan oleh Nadar Berikanlah informasi Anda sesuai