Manfaat Praktis Manfaat Penelitian
triadis, dan terikat konteks. Sedangkan semantik mengkaji makna satuan lingual secara internal, bersifat diadis, dan bebas konteks.
9
Konteks yang dimaksud adalah segala latar belakang pengetahuan yang dimiliki bersama oleh penutur dan mitra tutur yang menyertai dan mewadahi
sebuah pertuturan.
10
Istilah “Konteks” didefinisikan sebagai situasi lingkungan dalam arti luas yang memungkinkan peserta pertuturan untuk dapat
berinteraksi, dan yang membuat ujaran mereka dapat dipahami.
11
Hubungan antara bahasa dengan konteks merupakan dasar dalam pemahaman pragmatik. Pemahaman yang dimaksud adalah memahami
maksud penutur O1, lawan tutur O2, dan partisipan O3 yang melibatkan konteks.
12
Hasan Lubis memberikan keterangan konteks dalam kutipan sebagai berikut:
Konteks pemakaian bahasa dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu; 1 konteks fisik yang meliputi tempat terjadinya pemakaian
bahasa dalam suatu komunikasi, objek yang disajikan dalam peristiwa komunikasi itu dan tindakan atau perilaku dari para peran dalam
peristiwa komunikasi itu; 2 konteks epistemis atau latar belakang pengetahuan yang sama-sama diketahui oleh pembicara atau
pendengar; 3 konteks linguistik yang terdiri atas kalimat-kalimat atau tuturan-tuturan yang mendahului satu kalimat atau tuturan tertentu
dalam peristiwa komunikasi; 4 konteks sosial yaitu relasi sosial dan latar setting yang melengkapi hubungan antara pembicara penutur
dengan pendengar.
13
Jadi, Pragmatik adalah bagian dari ilmu linguistik yang menghubungkan pemakaian bahasa dengan penggunanya, mengkaji maksud penutur dengan
mempelajari struktur bahasa secara eksternal dengan memperhatikan konteks pada saat ujaran terjadi. Konteks meliputi latar belakang peserta tutur, waktu
dan tempat terjadinya pertuturan. Di dalam aktivitas bertutur, lawan tutur harus berusaha memahami makna dan maksud yang diujarkan oleh penutur
sehingga maksud penutur bisa tersampaikan dengan baik.
9
I Dewa Putu Wijana dan Mohammad Rohmadi, Analisis Wacana Pragmatik, Surakarta: Yuma Pustaka, cet.2, 2010, h. 4-5
10
Kunjana, Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia, Jakarta : Erlangga, 2009, h. 50
11
F. X Nadar, Pragmatik Penelitian Pragmatik, Yogyakarta : Graha Ilmu, cet.1, 2009, h. 4
12
Muhammad Rohmadi, Pragmatik: Teori dan Analisis, Surakarta: Yuma Pustaka, 2010, h. 3
13
Lubis, Hamid Hasan, Analisis Wacana Pragmatik, Bandung: Angkasa, 2011, h. 60
Dalam kurikulum 1984 Pragmatik ditambahkan sebagai suatu komponen “Kegiatan berbahasa” dan sebagai perwujudan konsep serta tujuan
“kemampuan komunikatif” untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Contoh-
contoh yang diberikan berupa fungsi komunikasi, dan digambarkan sebagai berikut:
a. Di sekolah Dasar
1 Mengungkapkan perasaan tentang suatu hal atau peristiwa.
2 Memberitahukan suatu hal melalui telepon dan dengan surat pribadi.
b. Di Sekolah Menengah Pertama
1 Mengungkapkan informasi faktual tentang sesuatu kejadian.
2 Menyampaikan pesan penting melalui telepon atau telegram dan surat
yang semiformal. c.
Di Sekolah Menengah Atas 1
Tata krama berdiskusi, umpamanya mempersilahkan peserta rapat mengemukakan pendapat atau sanggahan.
2 Menyatakan kurang setuju dengan pendapat orang lain dalam rapat
atau pertemuan yang semiformal atau dalam surat yang formal.
14