Humor beserta fungsinya Deskripsi Teori

secara tidak kongruen menyatukan dua makna atau penafsiran yang berbeda ke dalam suatu objek yang kompleks. Ketidaksejajaran atau ketidaksesuaian bagian-bagian itu dipersepsikan secara tiba-tiba oleh penikmatnya. Seperti contoh kartun di bawah ini yang menggabungkan dua konsep yang satu sama lain berbeda dengan satu kata yang secara kebetulan memiliki bunyi yang sama, yaitu lima. 13. A : Masak Peru ibu kotanya Lima, banyak amat? B : Bukan jumlahnya….tapi namanya. Ketidaksejajaran atau pertentangan di dalam wacana kartun dikreasikan oleh para kartunis untuk menanggapi kondisi masyarakatnya atau sekadar bersenda gurau yang pada akhirnya diharapkan dapat melepaskan khalayak pembaca dari keseriusan dan berbagai beban kehidupan. Sebagai pemerjelas perhatikan contoh di bawah ini : 14. A : Kau telah disemir oleh oknum-oknum itu, ya? B : Bapak menghina saya, ya. Saya ini pejabat bukan sepatu. Wacana kartun 14 memanfaatkan ambiguitas kata disemir. Secara literal kata disemir bermakna „membersihkan sepatu atau rambut agar mengkilat dengan cairan atau bahan tertentu‟, sedangkan secara figuratif bermakna „diberi uang secara tidak legal untuk memperlancar atau mempermudah suatu urusan‟. Pengacauan antara pemakian yang bersifat literal dan nonliteral itulah letak kejenekaan wacana kartun 14 di atas. Humor merupakan teka-teki yang terpahami ketidaksejajarannya. Dalam kaitannya dengan pemahaman humor, para penikmat harus menemukan semacam kaidah kognitif cognitive rule ketidaksejajaran itu. Penemuan kaidah ditandai dengan penolakan salah satu rangsangan atau kemungkinan interpretasi yang disodorkan. 41 Sifat-sifat khas wacana humor dapat juga didasarkan atas teori Hymes 1974 yang 41 Wijana, Kartun, h. 12-27 mengemukakan bahwa ada 8 faktor yang menentukan wujud ujaran seseorang. Semua faktor tersebut diringkas menjadi SPEAKING. 1. Setting and Scene, yaitu berkenaan dengan waktu, tempat, situasi tempat dan waktu, atau situasi psikologis pembicaraan. 2. Participants, yaitu pihak-pihak yang terlibat dalam pertuturan. 3. Ends, yaitu maksud dan tujuan pertuturan. 4. Act sequence, yaitu mengacu pada bentuk dan isi ujaran. 5. Key, yaitu mengacu pada nada, cara, dan semangat dimana suatu pesan disampaikan. 6. Intrumentalities, yaitu jalur bahasa yang digunakan. 7. Norm of Interaction and Interpretation, yaitu mengacu pada norma atau aturan dalam berinteraksi. 8. Genre, yaitu jenis bentuk penyampaian. 42 Wacana humor bisa terbentuk melalui pemanfaatan berbagai aspek kebahasaan yang digunakan secara tidak semestinya. Berhubungan dengan ini, ragam bahasa informal cenderung lebih banyak digunakan sebagai sarana berhumor dengan sifat-sifatnya yang tidak terikat pada kaidah kebakuan sehingga ketaksaan, berlebihan, tidak logis, dan tidak relevan merupakan aspek penting dalam humor.

B. Penelitian yang relevan

Ayusya Mahasiswa UI 2010 telah melakukan penelitian dengan judul “Wacana NgupingJakarta: Tinjauan Terhadap Prinsip Kerja Sama, Koherensi, Makrostruktur, dan Suprastruktur dalam Blog Humor”. Hasil penelitiannya yaitu menjelaskan jenis pelanggaran terhadap prinsip kerja sama, menjelaskan suprastruktur dan makrostruktur wacana, dan menjelaskan pengaruh koherensi yang terjadi dalam blog humor NgupingJakarta. Ayusya ingin mengetahui penyimpangan prinsip kerja sama dalam humor NgupingJakarta tersebut, selain itu dia juga melihat struktur wacana dan koherensi yang ada dalam blog humor tersebut. Jadi, penelitian Ayusya terdiri dari dua bidang kajian yaitu bidang kajian 42 Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010, h. 48-49 pragmatik dan wacana. Menurutnya, mengapa dia mengambil penelitian tersebut dikarenakan wacana pada umumnya selalu berdampingan dengan kajian pragmatik, dan bahasa dalam pragmatik terutama humor terbentuk menjadi sebuah wacana.Sehingga wacana dan pragmatik terkadang sangat erat hubungannya. Tyas Chairunisa Mahasiswa UI 2011 telah melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pelanggaran terhadap Prinsip Kerja Sama dan Prinsip Kesantunan pada Humor Singkat.” Hasil penelitiannya yaitu mendeskripsikan dan menganalisis pelanggaran-pelanggaran terhadap prinsip percakapan yang terdiri dari prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan serta penyebab terjadinya pelanggaran-pelanggaran tersebut dalam humor singkat KKBHBJ Ketawa Ketiwi Betawi Humor dari Batavia sampai Jabotabek karya Abdul Chaer tahun 2007. Jadi, Kajian yang diambil oleh Tyas adalah kajian pragmatik tentang prinsip percakapan yang terdiri dari prinsip kerja sama dan prinsip kesopanan. Namun, dia hanya menitikberatkan kepada pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan dalam percakapan humor tersebut. Syifa Fauziah Mahasiswa UNJ 2011 telah melakukan penelitian dengan judul “Maksim Kerja Sama Pada Dialog Tokoh Utama dalam Novel Ketika Cinta Bertasbih 1 dan Implikasinya Bagi Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA.” Hasil penelitiannya yaitu mendeskripsikan dan menganalisis pemenuhan dan pelanggaran terhadap maksim kerja samayang dilakukan oleh dialog tokoh utama dalam novel Ketika Cinta Bertasbih 1, tokoh utama yang dimaksud adalah Khoirul Azzam dan Anna Althofunnisa. Dari awal cerita dialog tokoh utama dengan tokoh lain hingga akhir cerita, Syifa membuat kesimpulan bahwa dialog yang dilakukan oleh tokoh utama dalam novel Ketika Cinta Bertasbih 1 lebih cenderung terhadap pemenuhan maksim kerja sama. Selain itu, Syifa menjadikan hasil penelitiannya sebagai implikasi terhadap pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam materi keterampilan menulis dialog dan berbicara mengungkapkan perasaan. Jadi, kajian yang diambil oleh Syifa adalah kajian pragmatik tentang maksim kerja sama Grice. Dia menitikberatkan kepada pemenuhan dan pelanggaran yang dilakukan oleh dialog tokoh utama yaitu Azzam dan Anna dalam novel Ketika Cinta Bertasbih 1 karya Habiburrahman El-Shirazy. Persamaan dan perbedaan ketiga penelitian di atas dengan penelitian ini adalah terletak kepada unsur yang dikaji danobjek yang menjadi kajiannya. Persamaan penelitian Ayusya dan Tyas dengan penelitian ini yaitu sama-sama mengkaji humor sebagai objeknya, namun perbedaannya bahwa Ayusya dan Tyas mengkaji penyimpangan yang dilakukan terhadap prinsip kerja sama, selain itu Ayusya juga mengkaji tentang macrostruktur, suprastruktur, dan koherensi. Adapun Tyas juga meneliti tentang penyimpangan terhadap prinsip kesopanan. Sedangkan penelitian ini menitikberatkan kepada prinsip kerja sama serta penyimpangan yang dilakukan dalam humor Cekakak-Cekikik Jakarta karya Abdul Chaer. Objek yang menjadi kajian Ayu adalah Blog humor NgupingJakarta,Tyas dengan objek humor Ketawa Ketiwi Betawi, dan penelitian ini menggunakan humor Cekakak-Cekikik Jakarta sebagai objek penelitiannya. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Syifa, persamaan dan perbedaan terletak pada unsur yang dikaji dan objek yang menjadi kajiannya. Penelitian Syifa dengan penelitian ini sama-sama mengkaji maksim kerja sama sebagai unsur kajiannya. Hasil penelitian Syifa sangat relevan dengan penelitian ini, bahwa tujuannya adalah mendeskripsikan dan menganalisis pemenuhan dan pelanggaran terhadap prinsip kerja sama yang dilakukan dalam sebuah dialog. Namun, yang menjadi perbedaan terletak di dalam objek yang menjadi kajiaannya. Objek penelitian Syifa terdapat pada dialog tokoh utama dalam novel Ketika Cinta Bertasbih 1, sedangkan objek penelitian ini adalah dialog masyarakat betawi yang terdapat dalam humor Cekakak-Cekikik Jakarta. 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi merupakan sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan untuk memperoleh kebenaran terhadap masalah tertentu yang diajukan di dalam suatu penelitian. Usaha tersebut dilakukan dengan sistematis dan terorganisasi, karena membutuhkan jawaban dan penyelesaian yang benar dan logis. Adapun unsur-unsur metodologi dalam penelitian ini sebagai berikut: Skema Konseptual 1 Sumber Muhammad 2011 yang sudah dimodifikasi oleh peneliti

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini terdiri dari tiga aspek yang tercakup dalam istilah metodologi penelitian, yaitu aspek aksiologi dari satu paradigma. Aspek tersebut merupakan aspek nyata yang menunjukan cara melaksanakan Metodologi Penelitian Ancangan Pragmatik Metode Kualitatif Teknik Simak Bebas Cakap Catat

Dokumen yang terkait

Pelanggaran Prinsip Kerja Sama dan Implikatur dalam Acara Debat TV One serta Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA

2 9 186

PRINSIP KERJA SAMA TUTURAN ANTARTOKOH DALAM NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DI SMA

1 4 34

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA SEBAGAI PEMBENTUK WACANA HUMOR PADA TUTURAN DIALOG WAYANG KAMPUNG SEBELAH DI MNC TV Pelanggaran Prinsip Kerja Sama Sebagai Pembentuk Wacana Humor Pada Tuturan Dialog Wayang Kampung Sebelah Di MNC TV Dan Implikasi Pembentuk

0 7 14

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA SEBAGAI PEMBENTUK WACANA HUMOR PADA TUTURAN DIALOG WAYANG KAMPUNG SEBELAH DI Pelanggaran Prinsip Kerja Sama Sebagai Pembentuk Wacana Humor Pada Tuturan Dialog Wayang Kampung Sebelah Di MNC TV Dan Implikasi Pembentuk Teks A

0 5 12

PENYIMPANGAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN PADA NOVEL HUMOR BUKAN 3 IDIOT KARYA BOIM LEBON Penyimpangan Prinsip Kerja Sama dan Prinsip Kesopanan pada Novel Humor Bukan 3 Idiot Karya Boim Lebon.

0 3 17

PENYIMPANGAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN PADA NOVEL HUMOR BUKAN 3 IDIOT KARYA BOIM LEBON Penyimpangan Prinsip Kerja Sama dan Prinsip Kesopanan pada Novel Humor Bukan 3 Idiot Karya Boim Lebon.

0 2 14

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN IMPLIKATUR WACANA HUMOR DALAM RUBRIK “MESEM” Pelanggaran Prinsip Kerja Sama Dan Implikatur Wacana Humor Dalam Rubrik “Mesem” Surat Kabar Harian Warta Jateng.

0 1 12

Pelanggaran Maksim Kerja Sama Dalam Dialog Humor Pada Laman www.humour.com.

0 0 5

View of IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM DIALOG HUMOR

0 0 8

PRINSIP KERJA SAMA DALAM DIALOG ANTARTOKOH PADA NOVEL “RANTAU 1 MUARA” KARYA AHMAD FUADI

0 1 9