2.6.2. Tata Ruang Pertanian dan Air
Dari luas 975 Ha luas wilayah Desa Sugihen, 422 Ha adalah merupakan areal persawahan atau orang karo menyebutnya perjumaan sabah juma sabah. Di desa ini
terdapat beberapa perjumaan diantaranya adalah perjumaan kerangen tambak, perjumaan kenjulu, perjuman kenjahe, perjuman taneh mate, perjuman lau cingkam,
perjuman sageng, dan perjuman jabi-jabi. Penamaan perjuman ini sengaja dibuat warga supaya memudahkan warga untuk memberikan keterangan dimana letak perjuman
mereka tersebut. Sepanjang jalan kiri- kanan sebelum masuk ke wilayah pemukiman, dijumpai areal persawahan penduduk yang ditanami padi. Pada umumnya setiap warga
memiliki lahan sawah sekitar 1- 1½ Ha. Selain sawah warga juga terdapat rawa-rawa lumur yang terdapat di perjuman jabi-jabi biasanya warga menjadikanya sebagai
tempat pemeliharaan ikan berbentuk kolam kecil dan menanam sayur parit kurmak parit di pingg ir kolam tersebut.
Kondisi jalan menuju areal persawahan perjuman ini berbeda-beda seperti jalan menuju perjuman kerangen tambak sabah sebagian sudah diaspal yang dapat juga
menuju Desa Sukababo. Begitu juga dengan jalan menuju perjuman kenjulu sabah juga sudah diaspal, sedangkan jalan menuju perjuman sageng, perjuman kenjahe sabah, lau
cingkam sabah, perjuman jabi-jabi sabah melalui jalan setapak dan hanya dapat dilalui pedati gereta lembu. Jika musim hujan jalan ini akan sulit di lalui karena becek
dan berlumpur erkubang. Jarak dari pemukiman menuju perjuman rata-rata sekitar 1 Km bagi mereka yang sudah terbiasa sekitar 15 menit dapat mencapai sawah.
Pada umumnya masyarakat Sugihen bercocok tanam di sawah yang sekaligus menjadi sumber matapencaharian mereka, namun ada juga sebagian yang bercocok
Universitas Sumatera Utara
tanam di ladang. Masyarakat yang bercocok tanam di sawah adalah menanam padi, adapun jenis padi yang ditanam masyarakat adalah Jenis padi yang ditanam warga pada
saat ini adalah jenis padi yang bernama padi serang dan padi Malaysia. Sebelumnya warga menanam jenis padi 64 IR dan cantek manis jenis padi ini adalah padi lokal dan
memiliki batang yang pendek, akan tetapi tidak berhasil banyak warga yang tidak panen dimana buah padi tersebut banyak yang kosong lapong page, kadang banyak warga
yang rugi dan tidak kembali modal, oleh karena itu dua tahun belakangan 2007 ini warga beralih ke jenis padi serang dan Malaysia. Masa panen padi ini hanya memerlukan
waktu sekitar tiga bulan, warga dapat panen tiga kali dalam setahun. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan air seperti air minum, menyuci dan
mandi, masyarakat mengandalkan air dari mata air yang mengalir dari pancuran di tapin. Tapin lau sangsang adalah tapin satu-satunya yang terdapat di desa ini jumlah
pancuran hanya satu buah, sebelumnya jumlah pancuran ini sebanykan tujuh buah, pada tahun 2000 terjadi longsor tapin ini tertimbun tanah dan rusak. Mata air tapin ini berasal
dari hutan disekitar desa sekarang sudah menjadi areal persawahan warga. Pada saat sekarang tapin jarang dipakai karena sudah tersedia kamar mandi umum masing satu
buah untuk rumah berneh dan rumah buah, dan sebagian besar warga sudah memasang air kerumah masing-masing. Air ini berasal dari kerangen sarudan yang terdapat di
daerah perjuman Desa Tigasiempat bagian timur desa dengan cara memasang pipa sepanjang 4 Km.
Air yang mengaliri perjuman sawah desa ini berasal dari aliran sungai parik belangkem namanya yang berasal dari pegunungan yang terdapat di sekitar desa yaitu
deleng sibuaten yang berada di bagian tenggara desa. Sekitar tahun 1930 beberapa warga
Universitas Sumatera Utara
desa seperti yang berasal dari Desa Pernantin, Sarimunte, Sukababo dan Tigasiempat bersama-bersama bergotong royong membuat aliran air nampeken lau parik. Aliran air
ini dibuat menjadi bendungan pengalahen lau tepatnya di perjuman Sarimunte yaitu untuk pembagian air sungai kemasing-masing desa. Di desa masing-masing dibuat lagi
pembagian air sungai kemasing-masing sawah warga berdasarkan luas sawah yang dimiliki oleh warga, dan dipilih di antara warga yang menjadi pulu parik yaitu orang
yang bertanggung jawab atas parik dan penjaga parik yang berfungsi untuk mengontrol kondisi parik sungai.
Setiap warga wajib membayar kepada penjaga parik sebagai upahnya yang sudah bersedia menjaga parik tersebut. Biasanya itu hanya dibayar sekali setahun sebanyak satu
pelgan dua kaleng padi setiap rumah tangga. Namun, pada saat ini aliran air ini hanya dapat mengaliri perjuman sawah Sugihen dan Pernantin sedangkan untuk perjuman
Sukababo tidak dapat dialiri sehingga mereka beralih ke tanaman jagung, begitu juga dengan warga Sarimunte hanya beberapa sawah saja yang dapat dialiri.
2.7. Sarana dan Prasarana Umum