Konsep Aron Si Ngemo Menurut Warga Sugihen

Misalnya, seseorang bertanya” ija juma aron kena sendah nande si anu?”,pada hal yang dimaksud disini adalah ngemo yaitu bekerja di ladang atau di sawah orang untuk memperoleh uang. Pada saat ini kebanyakan orang mencri pekerjaan ngemo secara sendiri-sendiri dan ada juga membentuk kelompok aron si ngemo sendiri. Namun, cara pembagian gaji diterima secara sendiri-sendiri dan jika salah satu peserta mengundurkan diri dari kelompok tersebut tidak ada yang melarang. Oleh karena itu, dengan sendirinya mereka akan mencari tempat kerja emon di ladang maupun sawah orang lain yang membutuhkan tenaga kerja.

4.2.1. Konsep Aron Si Ngemo Menurut Warga Sugihen

Hampir setiap orang memiliki konsep tentang ngemo khususnya bagi orang Karo, hal ini tentunya terkait dengan cara pandang seseorang dalam melihat aktivitas ngemo tersebut. Pengkajian konsep ngemo tersebut difokuskan kepada pemberian konsep ngemo menurut masyarakat Desa Sugihen. Ngemo adalah bekerja di lahan orang baik itu di ladang maupun di sawah dengan tujuan untuk memperoleh uang sesuai dengan jenis pekerjaan lamanya bekerja. Sedangkan singemo adalah orang yang bekerja di ladang orang maupun di sawah orang lain. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan di lapangan memiliki konsep yang cenderung sama dalam mengungkapkan konsep ngemo. Beberapa orang informan memandang ngemo terkait dengan kelompok peserta, pembayaran gaji, hidangan yang disajikan dan peraturan dalam bekerja baik itu jam kerja, jumlah peserta, dan tanggung jawab. Seperti yang dikatakan oleh Nande Erwin Br Karo 36 tahun “Ngemo, erdahin kujuma kalak ben wari go baci aloken gaji, kai kin kapmu je yah nakan ras gulen nggo sikapken puna juma ” Universitas Sumatera Utara Artinya: “ngemo, bekerja ke ladang orang ketika hari sudah sore gaji sudah dapat diterima, apa susahnya makanan dan minuman pun sudah disediakan pemilik ladang.” Konsep ngemo yang dapat dilihat dari kutipan tersebut lebih menekankan kepada pemberian gaji dan penyajian makanan dan minuman yang sudah disediakan oleh pemilik ladang puna juma. Sama halnya seperti yang dikatakan oleh Nande Lencang 37 tahun : “Ngemo, erdahin kujuma kalak, dat sen la latih dung ras la dung dahin adi nggo seh jamna nggo baci mulih” Artinya: “Ngemo, bekerja ke ladang orang dapat gaji tidak begitu susah selesai tidak selesai pekerjaan itu kalau sudah sampai waktunya sudah bisa pulang” Konsep ngemo yang dapat dilihat dari kutipan tersebut lebih menekankan pada tanggung jawab dalam pekerjaan tidak ada sangsi terhadap pekerja dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. Sudut pandang yang sama juga dikatakan oleh Nande Sungan Deli Br Sembiring 40 tahun : “Aku riahen kuakap ngemo, la melala peraturenna ben wari e go baci aloken upah, pagi ngemo ka” Artinya: “Aku lebih suka ngemo tenaga upah, tidak banyak peraturannya sore hari sudah bisa diterima gajinya, besok kerja lagi” Konsep ngemo yang dapat dilihat dari kutipan tersebut lebih menekankan pada pelaksanaan pekerjaan yaitu bahwa dalam proses pekerjaan ngemo tidak banyak Universitas Sumatera Utara peraturan yang harus di laksanakan. Hal yang juga dikatakan oleh Nande Sokrates Br Ginting 45 tahun : “Ngemo, erdahin kujuma kalak, dat sen, dat ka gulen-gulen bas puna juma e nari ma terakap lanai nukur gulen seh rumah, dung ras la dung dahin e nggo baci mulih” Artinya: “Ngemo, bekerja di ladang orang, dapat uang, dapat sayur-sayuran dari pemilik ladang lumayan kan gak beli sayur lagi sampai dirumah. Selesai gak selesai pekerjaan tersebut sudah bisa pulang” Konsep ngemo yang dapat dilihat dari kutipan tersebut lebih menekankan kepada suatu tujuan dan mementingkan keperluan sendiri-sendiri dalam mengerjakan pekerjaan tersebut. Sudut pandang yang sama juga dikatakan oleh Nande Butet Br Pinem 56 tahun : “Adi ngemo ate, la pe nyak ben erdahin baci adi setengah wari ka nca baci, labo merawa puna juma, tapi aloken kari gaji setengah wari nca. Pagi adi berena denga erdahin ka je, adi lang darami ka ingan ngemo ” Atinya: “Kalau ngemo, tidak mesti bekerja sampai sore, setengah hari pun bisa, tidak akan marah pemilik ladang tersebut cuma gaji yang diperoleh gaji untuk setengah hari, besok kalau masih dipanggil datang kalau tidak, cari tempat yang lain.” Konsep ngemo yang dilihat dari kutipan tersebut menekankan terhadap waktu bekerja dan pemberian gaji kepada pekerja singemo bahwa pekerja akan mendapat gaji sesuai dengan lamanya ia bekerja. Konsep ngemo jugajuga dapat dilihat yang mengindikasikan kepada jumlah peserta. Seperti yang dikatakan oleh seorang informan yaitu Lencang Br Sembiring 25 tahun : Universitas Sumatera Utara “Ngemo, erdahin kujuma kalak dat sen, sekalak pe kita la jadi soal, adi kurang kari akap puna juma e ma daramina ka deba nari jelmana, asa kapna bias ndungi jumana e ” Artinya: “Ngemo, bekerja ke ladang orang dapat uang, seorang pun bekerja di ladang orang tidak menjadi masalah, kalau nanti pemilik ladang merasa kekurangan orang ia bisa mencari yang lain secukup mungkin” Konsep ngemo yang dapat dilihat dari kutipan tersebut menekankan kepada jumlah peserta bahwa cukup tidaknya jumlah peserta dalam mengerjakan pekerjaan tersebut adalah urusan pemilik ladang puna juma. Seperti yang di katakan oleh seorang informan yaitu Kia Sembiring 20 tahun : “Ngemo, erdahin kujuma kalak ngangkat pungo aku sanga nabi e , ben wari nggo ka baci kualoken gajiku nggo ka bias belanja dua wari, pagi adi lit ka emon ngemo ka ” Artinya: “Ngemo, bekerja keladang orang ngangkat pungo pada saat panen, sore hari sudah bisa kuterima gajiku, cukup untuk dua hari besok kalau ada emon tempat bekerja ngemo lagi ” Konsep ngemo yang dapat dilihat dari kutipan tersebut adalah lebih menekankan kepada jenis pekerjaan dan gaji yang diterima.

4.2.2. Jenis- Jenis Aron siNgemo pada Masyarakat Sugihen 4.2.1.1. Ari-ari Gaji harian