Konsep Aron Menurut Warga Sugihen

BAB IV KONSEP ARON DALAM AKTIVITAS PERTANIAN PADA MASYARAKT SUGIHEN

4.1. Konsep Aron Menurut Warga Sugihen

Aron merupakan suatu kelompok tenaga kerja dalam aktivitas pertanian dimana dalam pelaksanaanya dilakukan secara bergiliran yang di dalamnya terdapat aturan baik dari waktu jam kerja, jumlah kelompok aron, pembagian kerja, pembagian gaji, dan syarat-syarat kelompok aron. Berdasarkan hasil wawancara di lapangan dengan beberapa informan yang memberikan konsep tentang aron. Seperti yang dikatakan oleh salah satu informan yaitu Nande Ciak Br Tarigan 59 tahun: “ Aron Sinai meriah denga kel, enterem sada aron e baci kari seh ngayak 10- 12 kalak sada aron e. Adi gundari idahmu nge, nggo lalan ngemo” Artinya: Kalau aron yang dulu sangat ramai, banyak satu kelompok itu bisa sampai 10-12 orang satu kelompok, kalau sekarang bisa kamu lihat, kebanyakan ngemo tersendiri yang merupakan tenaga upahan. Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa aron dahulu seperti yang diungkapkan Nande Ciak jumlah peserta aron untuk bekerja di sawah maupun di ladang masih ramai jika dibandingkan dengan sekarang yang lebih banyak menjadi tenaga upahan. Hal yang serupa juga dikatakan oleh seorang informan yaitu Nande Dombat Br Ginting 40 : “Mbarenda adi aron katam meriah denga, kuinget nge singuda-nguda dengan aku, riahen kuakap juma aron ah kasangken rumah baci kapmu lang yah adi radu kami denga Universitas Sumatera Utara aron e enterem denga. Malam minggu e kenca nimpa-nimpa ka kami sada aron e adi gundari nim lanai bo lit sibage e ” Artinya: Dulu, semasa aku anak gadis aron itu masih ramai lebih suka aku aron ketimbang dirumah, setiap malam minggu kami ngumpul-ngumpul bikin cimpa sejenis makanan tradisional karo kalau sekarang mana ada lagi seperti itu. Dari kutipan diatas dapat dilihat bahwa peserta aron bukan hanya orang tua saja namun muda-mudi juga ikut dalam aktivitas aron..Seperti hal yang sama juga dikatakan oleh seorang informan yaitu Nande Sungam Karo 60 tahun: “Adi aron Sinai enterem denga jelmana nca erdahin pe lampas emeka radu nge kerina berkat rumah nari, sebab adi ise pudi reh baci ikarangken aron e” Artinya: Kalau aron yang dulu masih banyak pesertanya terus waktu bekerja pun cepat, kalu berangkat keladang sama-sama sebab siapa yang terlambat datang dikenakan sangsi oleh peserta aron itu sendiri. Dari kutipan diatas dapat dilihat bahwa jumlah peserta dalam satu kelompok aron itu ramai dan memiliki kekompakan dalam masalah waktu kerja satu sama lain. Pendapat informan lain mengenai konsep ngemo yaitu menurut Nande Kasman Br Ginting 75 tahun yang mengatakan: Adi aron Sinai enterem sada aron e, baci kari seh 10-12 kalak sada aron, adi gundari idahmu lanai lit sibage, lit ia telu kalak sada aron si melalana me kari lima kalak. Artinya: Kalau aron yang dahulu banyak dalam satu kelompok yaitu ada sekitar 10-12 orang dalam satu kelompok, kalau sekarang bias Universitas Sumatera Utara kamu lihat sudah jarang seperti itu, adapun cuma tiga orang itu pun paling banyak ada sampai lima orang. Konsep aron juga dapat dilihat dari proses pengolahan baik itu di sawah maupun di ladang, dimana dalam pengolahan lahan para petani mengerjakannya secara serentak atau memiliki kekompakan satu dengan lainnya. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Ciak Ginting 64 tahun : “Adi nai nuan page e radu-radu nge kerina labo lit sitading- tadingen, gelah baci radu-radu muro gelah nggurba perik epe la mesera adi radu muro kerina, menci e pe la nggege sebab radu nge racun ka nge kerina parik e pe mesai kerina” Arinya: Kalau dulu jika ingin memulai turun kesawah untuk menanam padi dilakukan secara serentak satu sama lain, supaya pada saat padi sudah menguning tidak susah untuk mengusir burung dan memburu tikus yang dapat merusak padi, oleh karena itu semak belukar yang terdapat disekitar sawah dan parit dibersihkan secara bersama-sama. Dari kutipan diatas dapat dilihat bahwa untuk memulai turun kesawah untuk mengolah lahannya dilakukan secara serentak dan bergiliran sesuai dengan yang sudah ditentukan sebelumnya untuk menjaga ancaman dari burung dan tikus nantinya. Hal yang sama juga dikatakan oleh seorang informan yaitu bulang suang 90 : “Mbarenda radu-radu nge kerina nuan labo lit siketadingen, sebab nai enem bulan sekali nge rani emaka labo lit singelaini lit pe kari sitadingen dua minggu ah ma enggo nge tekira radu” Artinya: . Dulu, apa bila mau menanam padi serentak semuanya, karena padi yang dulu itu membutuhkan waktu enam bulan untuk mencapai panen ada pun yang duluan paling beda dua minggu. Universitas Sumatera Utara Konsep aron juga dapat dilihat dari pembentukan kelompok dalam aktivitas pertanian seperti yang dikatakan oleh Tigan Sungam Br Tarigan 85 tahun : “Adi aron Sinai labo siate-ate jelmana lit aturenna, adi nai si seri jumana e ikataken sada aron ntahna pe aron perjuman kerang tambak bage, bage ka pe perjuman sideban e ka ikataken sada aron.adi gundari nim nggo lalan kuidah ngemo : Artinya: “Kalau aron yang dulu tidak boleh sembarangan dalam peserta kelompok aron ada aturan, dahulu, peserta setiap kelompok aron adalah bagi mereka yang mempunyai letak sawah yang sama seperti perjuman kerang tambak maka disebut aron perjuman kerang tambak, kalau sekarang kebanyakan ngemo ” Dari kutipan diatas dapat dilihat bahwa dalam pembentukan kelompok aron pada saat itu berdasarkan letak sawah warga.

4.2. Aron Dahulu dan Aron Saat Ini Ngemo a.Aron Dahulu