Kondisi Tahun 1904 Kondisi Tahun 1952- akhir tahun 1970

dan ada juga yang menawarkan diri. Biasanya aron sinongkah tersebut bekerja ketika pekerjaan di sawahnya sudah selesai dari pada menganggur lebih baik mencari emon pekerjaan. Pada aron sinongkah tidak ada tanggung jawab dalam mengerjakan sawah, pekerja tersebut mempunyai hak berapa lama ia bekerja tergantung selesainya pekerjaan, akan tetapi walaupun pekerjaan belum selesai sinongkah tersebut meninggalkan pekerjaan tersebut, tanpa ada sangsi dari pemilik sawah. Oleh karena itu pemilik sawah harus mencari tenaga upah yang lain singemo. Para sinongkah tersebut pemilik sawah akan langsung memberikan gaji sebesar berapa lama waktu bekerja. Selain itu para sinongkah tersebut biasanya ada juga yang terlebih dahulu meminta gaji kepada pemilik sawah sebelum mengerjakan pekerjaan maka sinongkah tersebut akan bekerja sesuai dengan berapa besar jumlah uang yang sudah diminta kepada pemilik sawah tersebut.

4.3. Kondisi dan Hal-hal yang Berubah pada Pelaksanaan Aron di Rentang Waktu Tertentu

4.3.1. Kondisi Tahun 1904

Pada tahun 1904 luas lahan sawah di Desa Sugihen adalah 114 Ha, jumlah penduduk yang terdapat adalah 50 KK, masing-masing warga memiliki lahan sawah aekitar 2,3 Ha. Adapun alat-alat bertani yang digunakan oleh warga untuk mengolah sawah antara lain untuk membajak sawah warga menggunakanbeberapa alat seperti cangkul yang berfungsi untuk membalikkan lapisan tanah, selain itu warga juga menggunakan tenaga hean yaitu kerbau yang disebut dengan ngerbo. Alat yang Universitas Sumatera Utara digunakan ketika panen yaitu untuk memotong padi warga menggunakan ani-ani yaitu terbuat dari bambu. Untuk membersihkan dinding sawah warga menggunakan cangkul sedangkan untuk membawa padi kerumah adalah dengan menjunjung ijujung dan sebagian ada juga yang menggunakan pedati gereta lembu, kemudian hasil panen tersebut akan disimpan ke dalam lumbung yaitu tempat penyimpanan padi. Dalam menyelesaikan pekerjaan di sawah masyarakat mengerjakan secara siurup- urupen jumlah orang yang mengerjakan pekerjaan tersebut berdasarkan jumlah anggota. Jam kerja di mulai dari pukul 07.00 Wib- 18.00 Wib, dalam mengerjakan pekerjaan di sawah laki-laki lebih berperan aktif dari pada perempuan, seperti membajak sawah, membabat ngerentes, menanam neldek, dan memotong padi nabi. Bentuk kompensasi yang diberikan bersifat tenaga gegeh. Adapun konsumsi yang disediakan pemilik sawah adalah makanan dan minuman, makanan seperti nasi putih, ikan sayur- sayur sedangkan untuk minuman adalah air putih dan nira lau pola. Dalam mengerjakan pekerjaan sawah setiap warga memiliki tanggung jawabab dan rasa bersamaan antara satu dengan yang lainnya.

4.3.2. Kondisi Tahun 1952- akhir tahun 1970

Pada tahun periode ini, luas lahan sawah di desa Sugihen adalah seluas 422 Ha, jumlah penduduk 25 25 Prediksi informan dari hasil wawancara sekitar 100 KK luas lahan sawah untuk setiap warga adalah sekitar 2 ha. Alat-alat bertani yang digunakan warga untuk mengolah sawah adalah , untuk membajak menggunakan cangkul ergat-gat, tenaga hewan ngerbo, untuk membersihkan dinding sawah napsapi adalah dengan menggunakan cangkul, pada waktu panen yaitu untuk memotong padi dengan menggunakan ani-ani dan sabit sabi- Universitas Sumatera Utara sabi. Alat untuk membersihkan bulir padi dari batangnya adalah dengan bantuan angin dan untuk membawa padi ke rumah dengan menggunakan pedati gereta lembu dan sebagian menggunakan mobil. Jumlah kelompok aron yang terdapat pada periode ini adalah sekitar delapan kelompok dengan jumlah peserta 6- 12 orang dalam satu kelompok aron. Jam kerja dimulai dari pukul 07.30 wib- 18.00 wib dengan perincian pagi sampai siang lima jam dan siang sampai sore empat setengah jam jadi dalam satu hari setiap kelompok aron waktu bekerja ada sekitar sembilan jam. Dalam hal pembagian kerja dalam proses pengolahan sawah jumlah laki-laki masih banyak terdapat dan aktif dalam mengerjakan pekerjaan di sawah misalnya dalam hal memotong nabi, memisahkan buah padi dari batang ngerik, membabat ngerabi, dan membersihkan dinding sawah napsapi. Bentuk kompensasi yang diberikan bersifat tenaga gegeh. Pada pelaksanaan aron berlangsung pemilik ladang puja juma akan menyediakan makanan dan minuman untuk peserta aron, adapun makanan yang disediakan oleh pemilik sawah adalah berupa nasi putih, sayur, ikan, kue yang terbuat dari ketan pulut biasanya pulut ini hanya diberi pada saat proses menanam neldek. Sedangkan untuk minuman pemilik sawah akan menyediakan air putih, nira lau pola sedangkan teh manis hanya pada saat panen saja nabi. Adapun syarat-syarat untuk menjadi peserta aron adalah harus memiliki kekuatan yang sama berdasarkan fisik yang sama-sama kuat bekerja, selain itu memiliki sifat yang sama dan masih memiliki hubungan kerabat yang dekat. Universitas Sumatera Utara

4.3.3. Kondisi Awal tahun 1980- Awal Tahun 1990