“Ngemo, erdahin kujuma kalak dat sen, sekalak pe kita la jadi soal, adi kurang kari akap puna juma e ma daramina ka deba nari
jelmana, asa kapna bias ndungi jumana e ” Artinya:
“Ngemo, bekerja ke ladang orang dapat uang, seorang pun bekerja di ladang orang tidak menjadi masalah, kalau nanti pemilik ladang
merasa kekurangan orang ia bisa mencari yang lain secukup mungkin”
Konsep ngemo yang dapat dilihat dari kutipan tersebut menekankan kepada jumlah peserta bahwa cukup tidaknya jumlah peserta dalam mengerjakan pekerjaan
tersebut adalah urusan pemilik ladang puna juma. Seperti yang di katakan oleh seorang informan yaitu Kia Sembiring 20 tahun :
“Ngemo, erdahin kujuma kalak ngangkat pungo aku sanga nabi e , ben wari nggo ka baci kualoken gajiku nggo ka bias belanja dua
wari, pagi adi lit ka emon ngemo ka ” Artinya:
“Ngemo, bekerja keladang orang ngangkat pungo pada saat panen, sore hari sudah bisa kuterima gajiku, cukup untuk dua hari besok
kalau ada emon tempat bekerja ngemo lagi ”
Konsep ngemo yang dapat dilihat dari kutipan tersebut adalah lebih menekankan kepada jenis pekerjaan dan gaji yang diterima.
4.2.2. Jenis- Jenis Aron siNgemo pada Masyarakat Sugihen 4.2.1.1. Ari-ari Gaji harian
Ari-ari adalah merupakan salah satu bentuk tenaga upahan yang dipakai dalam bidang pertanian. Dalam ari-ari tersebut keanggotannya tidak tetap tergantung pada
keadaan luas lahan yang akan dikerjakan, misalnya ketika panen rani membutuhkan banyak pekerja. Bekerja dengan ari-ari tidak banyak aturan yang harus laksanakan
seperti aron umumnya yang mempunyai tanggung jawab. Peserta kelompok pada ari-ari
Universitas Sumatera Utara
tersebut tidak mempunyai ketua yang mempunyai tanggung jawab untuk mengatur pesertanya. Pada sistem ari-ari tersebut pemberian gaji diberikan secara perorangan,
pemilik ladang akan langsung memberikan kepada pekerja ketika waktu bekerja sudah selesai dilakukan. Gaji ari-ari sekarang adalah Rp. 25.000 hari, jika jumlah peserta ari-
ari tersebut sepuluh orang maka pemilik ladang harus membayar sebesar Rp. 250.000 kepada pekerja tersebut.
Pada sistem ari-ari makanan dan minuman sudah disediakan olah pemilik ladang makanan dan minuman yang disediakan oleh pemilik ladang untuk makan siang karena
itu sudah menjadi tanggungan pemilik ladang. Dimulainya pekerjaan ari-ari adalah dari jam 10.15 Wib sampai dengan jam 16.30 Wib. Jika pekerjaan belum selesai namun waktu
bekerja sudah habis pemilik ladang akan meminta kepada pekerja untuk lembur lembor, dengan menambah gaji, namun jika ada diantara pekerja yang tidak bisa ikut lembur
pemilik ladang tidak akan memaksa, maka gaji yang didapat hanya gaji satu hari saja. Dalam ari-ari tanggung jawab tersebut adalah pada yang punya ladang, tetapi
bukan berarti para pekerja secara asal-asalan karena biasanya yang punya ladang tersebut ikut bekerja sekaligus mengawasi cara kerja para pekerja tersebut. Jika ada pekerja yang
tidak bagus bekerja maka untuk berikutnya pemilik ladang tidak akan mau menerima orang tersebut untuk dipekerjakan di sawahnya atau pun di ladangnya.
4.2.1.2. Mborong Gaji Borongan
Mborong atau sering juga disebut dengan borongan adalah salah satu bentuk tenaga upahan yang dipakai dalam bidang pertanian. Biasanya dalam borongan ini
keanggotaanya tidak tetap tergantung keaadaan atau luas ladang dan pekerjaan di sawah
Universitas Sumatera Utara
yang akan dikerjakan. Misalnya pada waktu menanam neldek, pekerjaan tersebut sudah diborong oleh si ngemo tenaga upah, jadi selesai atau tidak selesainya pekerjaan
tersebut dalam satu hari tidak masalah lagi bagi pemilik lahan, yang penting baginya sawah tersebut akan selesai dikerjakan walaupun mungkin akan memakan waktu dua
hari. Tetapi para pekerja singemo tersebut akan berusaha menyelesaikan pekerjaan
tersebut dengan secepatnya karena mereka pun tidak mau kehilangan waktu mereka sebab sawah orang lain yang akan dikerjakan lagi sudah menunggu. Biasanya peserta
pemborong tidak sembarangan biasanya orangnya yang kuat bekerja simegegeh erdahin. Besarnya gaji yang akan diterima dalam sistem borongan ini tergantung luas
lahan puna juma dan pekerjaan yang akan dilakukan. Kelompok singemo tenaga upah tersebut akan menanyakan kepada pemilik lahan puna juma berapa orang biasanya
mengerjakan sawah tersebut, misalnya untuk panen memerlukan sepuluh orang untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut maka pekerja tersebut akan memborong dengan tenaga
sepuluh orang walaupun jumlah mereka tidak ada sepuluh orang maka gaji yang mereka terima adalah sebesar gaji satu hari dikalikan dengan banyaknya pekerja yang
mengerjakan sawah tersebut. Pada saat pemberian gaji, pemilik sawah tidak langsung memberikan gaji pada orang per orang, tetapi melalui seorang dari kelompok tersebut
yang dianggap mampu memegangnya. Orang tersebut lah yang akan membagikan kepada yang lainnya Oleh karena itu mereka harus kuat bekerja karena sudah menjadi tanggung
jawab para pemborong tersebut. Untuk mborong tersebut pemilik sawah tidak menyediakan nasi hanya sayur dan
minuman yaitu air putih, akan tetapi pada saat panen pemilik sawah harus menyediakan
Universitas Sumatera Utara
makanan berupa nasi, sayur, dan minuman seperti teh manis untuk makan siang. Dimulainya pekerjaan mborong tersebut tergantung pekerja tapi biasanya mereka bekerja
pada pukul 08.00 Wib sampai dengan pukul 17.30 Wib. Dalam mborong tersebut selesai tidaknya pekerjaan tersebut adalah tanggung jawab dari kelompok tersebut. Untuk lebih
jelasnya perbedaan antara ari-ari dengan mborong lihat tabel berikut.
Tabel. I Jumlah Tenaga, Waktu dan Upah yang dibutuhkan ½ Hektar Sawah Dengan Ari –ari
Gaji harian NO.
Jenis Pekerjaan Waktu Yang
Dibutuhkan Hari
Tenaga Yang
Dibutuhkan Orang
Upah RpPer
Hari
1. 2.
3. 4.
5. Ngalucak pemerataan
tanah Napsapi
membersihkan dinding pematang sawah
Neldek menanam Ngeroro menyiangi
Nabi Panen 2
1 1
1 2
4 12
10 5
10 25.000
25.000 25.000
25.000 25.000
Sumber : Penelitian lapangan dan wawancara dengan informan, oktober, 2009
Universitas Sumatera Utara
Tabel. II Jumlah Tenaga, Waktu dan Upah yang dibutuhkan ½ Hektar Sawah Dengan Mborong
Gaji Borongan
NO. Jenis Pekerjaan
Waktu Yang Dibutuhkan
Hari Tenaga
Yang Dibutuhkan
Orang Upah
RpPer Hari
1. 2.
3. 4.
5. Ngalucak pemerataan
tanah Napsapi
membersihkan dinding pematang sawah
Neldek menanam Ngeroro menyiangi
Nabi Panen 2
1 1
1 1
3 9
8 5
9 100.000
300.000 250.000
125.000 250.000
Sumber : Penelitian lapangan dan wawancara dengan informan, oktober, 2009
Berdasarkan kutipan di atas jika ditanyakan kepada masyarakat bahwa yang mana lebih mereka pilih antara ari-ari dengan mborong maka jawabnya adalah borongan
mborong , karena dalam borongan tanggung jawab selesai tidaknya pekerjaan tersebut sudah pada kelompok tersebut sedangkan dalam gaji harian ari-ari, kemungkinan
selesai tidaknya pekerjaan tersebut masih tanggung jawab yang punya sawah, dimana apabila pekerjaan tersebut tidak selesai maka harus menyewa tenaga upahan lainnya,
disamping itu pemilik sawah harus mengontrol pekerjaan mereka.
4.2.1.3. Sinongkah
Sinongkah merupakan salah satu bagian dari tenaga kerja dimana pesertanya hanya satu atau orang, biasanya masyarakat Sugihen menyebutnya dengan sebutan aron
sinongkah kelompok tambahan. Peserta sinongkah akan bekerja ketika ada panggilan dari salah satu kelompok tenaga upah, karena mereka kekurangan tenaga maka dipanggil
Universitas Sumatera Utara
dan ada juga yang menawarkan diri. Biasanya aron sinongkah tersebut bekerja ketika pekerjaan di sawahnya sudah selesai dari pada menganggur lebih baik mencari emon
pekerjaan. Pada aron sinongkah tidak ada tanggung jawab dalam mengerjakan sawah,
pekerja tersebut mempunyai hak berapa lama ia bekerja tergantung selesainya pekerjaan, akan tetapi walaupun pekerjaan belum selesai sinongkah tersebut meninggalkan
pekerjaan tersebut, tanpa ada sangsi dari pemilik sawah. Oleh karena itu pemilik sawah harus mencari tenaga upah yang lain singemo. Para sinongkah tersebut pemilik sawah
akan langsung memberikan gaji sebesar berapa lama waktu bekerja. Selain itu para sinongkah tersebut biasanya ada juga yang terlebih dahulu meminta gaji kepada pemilik
sawah sebelum mengerjakan pekerjaan maka sinongkah tersebut akan bekerja sesuai dengan berapa besar jumlah uang yang sudah diminta kepada pemilik sawah tersebut.
4.3. Kondisi dan Hal-hal yang Berubah pada Pelaksanaan Aron di Rentang Waktu Tertentu