Penyemaian Bibit Pengolahan sawah 1. Membajak

3.2. Tahap-tahap Pengolahan Sawah

3.2.1. Penyemaian Bibit

Sebelum proses menanam neldek dilakkan, sebelumnya telah dilakukan penyemaian bibit padi di suatu sawah tertentu yang disebut dengan ingan penemen. Tempat penyemaian ini dilakukan di sawah, benih yang disemai, terlebih dahulu direndam dalam air selama tiga hari biasanya direndam di kolam ikan dan di sungai. Kemudian dikeringkan dengan panas matahari selama saru hari dan ditutup dengan daun pisang supaya tidak dimakan burung. Setelah itu akan ditaburkan ketempat penyemaian dan dibiarkan selama 35 hari. Jenis bibit yang disemai adalah jenis bibit padi lokal dan jenis bibit padi unggul, adapun jenis bibit padi yang lokal adalah padi cantik manis page cantek manis sedangkan jenis bibit padi yang unggul adalah padi “cheserang” dan padi Malaysia. Bibit padi dapat diperoleh dari pemerintah dan ada juga dari tetangga. Biasanya bibit yang diperoleh dari pemerintah adalah jenis bibit unggul, sedangkan bibit yang diperoleh dari tetangga atau warga desa adalah jenis bibit padi lokal. Warga akan membeli kepada tetangganya dan ada juga yang meminjam dan dikembalikan pada saat panen tiba. Ketika berumur dua minggu, bibit padi tersebut diberi pupuk urea sebagai perangsang penghijauan daun sekaligus untuk menghindari serangan dari semut dan belalang. Setelah itu rumput-rumput yang ada sekitar pematang sawah dibersihkan dan siput-siput cih gara yang terdapat di sawah tersebut dibuang supaya bibit padi yang sudah tumbuh tidak dimakan. Pekerjaan menyemai bibit dikerjaan oleh kaum perempuan. Universitas Sumatera Utara Gambar: 1 Tempat penyemaian bibit 3.3.2. Pengolahan sawah 3.3.2.1. Membajak Dalam pengolahan tanah ada beberapa cara yang digunakan oleh para petani. Adapun tipe-tipe tersebut adalah dengan menggunakan jetor, cangkul ergat-gat, membajak nenggala, dan ngerbo. Pengolahan tanah yang dilakukan dengan cara menggunakan jetor dikerjakan oleh satu orang, biaya jetor dalam satu hari adalah sebesar Rp. 100.000. Waktu yang diperlukan membajak dengan jetor untuk sawah seluas 1ha adalah selama dua hari. Makanan dan minuman disediakan oleh pemilik sawah. Mesin jetor dapat di sewa kepada warga, jumlah jetor yang terdapat ada sebanyak enam buah. Universitas Sumatera Utara Gambar : 2 Menggunakan jetor Tipe yang kedua adalah dengan menggunakan cangkol yang disebut dengan ergat-gat yaitu proses membalikkan lapisan tanah dengan mengunakan cangkul yang bertujuan untuk menggemburkan tanah. Disamping itu pekerjaan ini juga bertujuan untuk meratakan permukaan tanah, dimana pada permukaan yang lebih tinggi dipindahkan pada permukaan yang lebih rendah. Pekerjaan ini dilakukan dengan cara berbaris sejajar dengan menghadap ujung sawah. Kemudian serentak, mereka mengangkat cangkulnya, lalu mengayunkannya dan menghujamkannya ke tanah sedalam mungkin. Secara serentak pula mereka mengangkat atau menarik cangkul ke atas, sehingga tanah terangkat sepanjang satu atau dua meter dan selebar mata cangkul. Kemudian tanah tersebut dibalikkan dengan lapisan yang di bawah menjadi ke atas, lalu diratakan. Selanjutnya secara serentak mereka mundur selangkah dan mengulangi perbuatan yang sama seperti sebelumnya. Demikian seterusnya sampai mereka menyentuh ujung petak sawah yang lain. Pekerjaan ergat-ergat tersebut dikerjakan oleh perempuan jumlah pekerja tergantung luas sawah dan ditentukan oleh pemilik sawah itu sendiri. Universitas Sumatera Utara Gambar: 3 Proes mencangkol Ergat-gat Selain menggunakan jetor dan cangkul, dalam mengolah tanah, dapat juga dilakukan dengan tenaga hewan yaitu kerbau nenggala dengan menggunakan alat yang disebut dengan tenggala. Tujuan nenggala tersebut adalah untuk membalikkan lapisan tanah supaya lebih gembur dan subur. Pekerjaan nenggala dilakukan oleh kaum laki-laki. Gaji penenggala dalam satu hari adalah sebesar Rp. 50.000, makanan dan minuman disediakan oleh pemilik sawah puna juma. Gambar: 4 Proses Nengala Universitas Sumatera Utara Selain menggunakan jetor, cangkul, tenggala petani juga menggunakan tenaga kerbau yang disebut dengan ngerbo. Jumlah kerbau yang dibutuhkan dalam ngerbo tersebut adalah sebanyak 10-15 ekor kerbau atau satu gembalaan sada permakan. Sebelum ngerbo dilakukan sawah sudah terlebih dahulu diberi air supaya lebih mudah untuk dibajak dierbo. Ketika kerbau-kerbau tersebut dierbokan pemilik kerbau juga ikut dari belakang yang menjaga supaya tetap terarah cara kerja kerbau-kerbau tersebut, pekerjaan ini dilakukan oleh kaum laki-laki yaitu pemilik kerbau itu sendiri. Biaya yang dikeluarkan dengan menggunakan tenaga hewan adalah sebesar Rp. 70.000 hari. Gambar: 5 Gambar: 6 Proses Ngerbo Satu gembalaan sada permakanen

3.2.2.2. Napsapi Membersihkan Dinding Pematang Sawah

Setelah tahap pembajakan selesai dikerjakan maka langkah selanjutnya adalah napsapi yaitu membersihkan dinding pematang sawah dengan menggunakan cangkul. Rumput yang tumbuh di dinding pematang sawah akan dicangkul lalu dinjak supaya menjadi rata. Adapun pekerjaan ini dilakukan supaya tidak mengganggu pertumbuhan tanaman padi nantinya. Pekerjaan tersebut dapat dilakukan oleh kaum laki-laki dan kaum perempuan. Jumlah peserta aron yang dibutuhkan adalah sebanyak lima orang. Universitas Sumatera Utara Untuk menyelesaikan pekerjaan napsapi membutuhkan waktu selama dua hari, jika dalam satu hari pekerjaan belum selesai pemilik sawah akan menambah orang untuk mengerjakan sawah tersebut. Selain menggunakan cangkul untuk meyelesaikan pekerjaan napsapi tersebut dapat menggunakan mesin babat. Pekerjaan napsapi dikerjakan oleh satu orang. Upah untuk menyewa mesin babat tersebut yaitu sebesar Rp. 60.000 hari.

3.2.2.3. Nggalungi Membenteng

Nggalungi adalah merupakan proses penambalan tanah berlumpur di sekeliling pematang sawah nggalung. Pekerjaan dilakukan untuk memperkuat pematang sawah sekaligus untuk membasmi rumput-rumput yang ada di sekeliling pematang sawah, sehingga akan terlihat bersih dan indah. Nggalungi biasanya dilakukan setelah selesai proses membajak dan napsapi. Gumpalan-gumpalan tanah yang berlumpur tersebut akan diambil kemudian ditempelkan di sekeliling pematang sawah tersebut dengan tujuan supaya pematang sawah lebih kuat. Pekerjaan membentang tersebut dikerjakan oleh kaum perempuan sebanyak delapan orang. Pekerjaan membenteng dikerjakan mulai sudut sawah sampai ujung sawah dan setiap satu sawah dikerjakan oleh satu orang.

3.3.2.4. Ngelucak Penyisiran atau Pemerataan Tanah

Setelah proses jetor, mencangkul ergat-gat,membajak nenggala, dan ngerbo selesai dilakukan maka proses selanjutnya adalah proses penyisiran atau pemerataan tanah ngalucak. Ngalucak adalah yaitu proses meratakan tanah dengan menggunakan tongkat ciken yang fungsinya untuk menjaga keseimbangan badan, ada pun tujuan Universitas Sumatera Utara ngalucak adalah untuk meratakan permukaan tanah supaya kelihatan rapi dan bersih. Pekerjaan tersebut dilakukan dengan cara menginjakkan ilucak kaki kedalam lumpur dengan memegang tongkat supaya tidak terjatuh. Pekerjaan ngelucak ini biasanya dilakukan oleh kaum perempuan saja, pekerjaan ini dilakukan dengan berbaris dengan menggunakan tongkat dan setiap satu petak sawah dikerjakan oleh dua orang. Pada proses pemerataan ngelucak ini air sawah hanya sedikit diperlukan supaya tidak begitu sulit untuk dikerjakan, biasanya pada saat ngelucak ini banyak terdapat siput emas cih gara disebut masyarakat yang berada di atas permukaan air. Para ibu-ibu banyak yang mengambil siput tersebut untuk dijadikan sebagai makanan bebek dan ada juga sebagian untuk dijual. Setelah proses pemerataan tanah ngelucak selesai dikerjakan maka sawah akan dikeringkan untuk mencegah serangan dari siput cih gara. Pekerjaan untuk meratakan permukaan tahah dilakukan oleh perempuan sebanyak lima orang, luas sawah yang dikerjakan sekitar ½ ha dan pekerjaan tersebut dapat diselesaikan dalam satu hari. 3.2.3. Penanaman 3.2.3.1. Neldek Menanam