Pemanenan 1. Proses Memotong Nabi

Gambar: 11 Proses menghalau burung muro 3.3.5. Pemanenan 3.3.5.1. Proses Memotong Nabi Tahap berikutnya adalah memotong atau nabi, ketika padi sudah berumur seratus hari maka padi sudah dapat dipotong sabi 22 . Pekerjaan pertama yang dilakukan adalah menyediakan tempat pengumpulan padi lukuten, lukuten tersebut bisa dibuat di sawah dan ada juga di luar yaitu, halaman sapo atau dangau. Alat-alat yang dibutuhkan dalam proses panen tersebut adalah sabit sabi-sabi sebagai alat untuk memotong dan goni plastik untuk tempat batang padi yang sudah dipotong. Pada proses memotong tersebut ada dua pembagian kerja yaitu orang –orang yang akan memotong padi sinabi dan orang yang kan mengangkat kumpulan padi singangkat yang sudah dimasukkan kedalam goni. Gambar: 12 Gambar: 13 Proses memotong padi Menuangkan kumpulan padi di lukuten 22 Sebelum tahun 1980, alat pemotong padi adalah ani-ani yang terbuat dari bambu yang sudah diruncingkan. Universitas Sumatera Utara Untuk melakukan proses pemotongan dikerjakan oleh sekitar sepuluh orang dan pekerjaan tersebut dilakukan oleh perempuan. Pekerjaan memotong nabi dilakukan pada musim kemarau, supaya padi tidak rusak karena apabila musim hujan padi bisa berbau dan hitam yang dapat mengurangi harga. Memotong padi tersebut dilakukan secara bersama-sama dan berbaris menghadap ke depan dan setiap orang wajib membawa goni dari gubuk atau pondok sapo yang sudah disediakan oleh pemilik sawah. Setelah itu si ngangkat orang yang mengangkat kumpulan padi akan bersiap-siap untuk mengangkat kumpulan padi dan menuangkan ke dalam lukuten yaitu tempat pengumpulan padi.

3.3.5.2. Ngerik

Setelah pekerjaan memotong nabi selesai dilakukan maka selanjutnya adalah proses ngerik yaitu memisahkan buah dari batangnya. Alat yang digunakan untuk memisahkan buah dari batangnya dilakukan dengan menggunakan mesin yang disebut dengan comben, dengan menggunakan comben membutuhkan tiga orang ditambah dengan pemilik sawah puna juma. Adapun pekerjaan yang dilakukan adalah dua orang akan mengambil kumpulan padi tersebut dengan menggunakan garpu yaitu menyerupai cangkul yang mempunyai gerigi yang tajam satu orang memasukkan ke dalam mesin dan dua orang lagi membersihkan sisa-sisa padi dari batangnya setelah melalui proses mesin. Batang padi tersebut akan dibersihkan narsari dengan menggunakan tangan sampai benar-benar buah padi habis terlepas dari batangnya. Universitas Sumatera Utara Gambar: 14 Proses Ngomben Tahap berikutnya adalah ngangin yaitu proses kedua untuk membersihkan padi dari sisa batang padi tersebut. Alat yang digunakan untuk membersihkan padi tersebut adalah mesin pengangin, sebelum terdapat mesin tersebut biasanya para petani menggunakan dengan memanfaatkan angin, padi akan dimasukkan ke dalam sumpit yaitu pandan yang sudah dianyam dan dijadikan tempat padi tersebut setelah itu sumpit diangkat diletakkan di kepala ketika angin datang dituangkan dengan menggunakan tangan. Setelah padi selesai dibersihkan kemudian dikeringkan selama dua hari kemudian dimasukkan kedalam goni lalu diikat. Bagi para petani yang jarak ladangnya jauh dari rumah, untuk mengangkut padi tersebut harus menggunakan transportasi. Adapun transportasi 23 23 Sebelun tahun 1980, trasnportasi yang digunakan untuk mengangkut padi dari lading ke rumah dengan menggunakan pedati gereta lembu dan menjunjung erjujung yang digunakan untuk mengangkut padi dari ladang kerumah adalah dengan menggunakan mobil pickup, pemilik sawah akan meminta kepada orang yang memiliki mobil untuk membawa padi tersebut kerumah dan memberikan upah sebesar Rp.50.000. Padi akan dibawa ke rumah sebagian akan dibawa ke pabrik padi mesin page untuk dijual kepada perpage-page Universitas Sumatera Utara yaitu orang yang membeli padi, dan sebagian lagi akan dibawa ke rumah 24 untuk dijadikan beras untuk kebutuhan sehari-hari. Gambar: 15 Salah satu kilang padi 24 Dahulu padi disimpan di lumbung yang disebut kebben yaitu terbuat dari kulit kayu yang diciptakan bulat. Universitas Sumatera Utara BAB IV KONSEP ARON DALAM AKTIVITAS PERTANIAN PADA MASYARAKT SUGIHEN

4.1. Konsep Aron Menurut Warga Sugihen