Korelasi Kedisiplinan Pelaksanaan Ibadah Shalat dengan

mahlukku, dan selalu mengasihani yang lemah dan menghibur orang miskin demi keridhoanku. Bila ia memanggilku, aku akan memberinya. Bila ia bersumpah dengan namaku aku akan membuatnya mampu memenuhinya. Akan aku jaga ia dengan kekuatanku dan kubanggakan dia diantara malaikatku. Seandainya aku bagi-bagikan nurnya untuk seluruh penghuni bumi, niscaya akan cukp bagi mereka. Perumpamaannya seperti surga firdaus, bebuahannya tidak akan rusak dan kenikmatannya tidak akan sirna” H.R. Muslim 38 Dari matan hadis ini dapat penulis pahami bahwa, pelaksanaan salat tidak hanya sekedar melaksanakan kewajiban pada waktu-waktu salat, melainkan tetap memaknai salat sepanjang aktivitas sehari-hari. Imam fachrurrazi menjelaskan kata shalatihim daaimuun ialah orang-orang yang menjaga salat dengan menunaikannya diwaktunya masing-masing dan memperhatikan hal-hal yang terkait dengan kesempurnaan salat. Hal-hal tersebut baik yang dilakukan sebelum salat dan setelah salat.Metode pembiasaan ini perlu diterapkan oleh guru dalam proses pembentukan karakter, bila seorang anak telah terbiasa dengan sifat-sifat terpuji, impuls-impuls positif menuju neokortek lalu tersimpan dalam system limbic otak sehingga aktivitas yang dilakukan oleh siswa tercover secara positif.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Untuk mendapatkan hasil yang tepat dan kepercayaan yang kuat tentang penulisan skripsi ini, maka diperlukan perbandingan dari hasil-hasil penelitian yang relevan, yang berkaitan dengan judul skripsi penulis, antara lain penelitian yang berjudul: 1. “Hubungan shalat subuh berjamaah dengan disiplin santri di Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Huda Balungbang Petir Serang Banten ”. yang telah dilakukan oleh Hasan Basri. Berdasarkan hasil penelitian pada interpretasi secara sederhana di dapatkan korelasi yang positif dan signifikan antara shalat subuh berjamaah 38 Firdaus A.n.,325 Hadis Qudsi Pilihan,Jakarta: CV. Pedoman Ilmu, 1990, hal.23 variabel X dengan disiplin santri variabel Y. Dalam interpretasi dengan menggunakan tabel nilai r product moment, ternyata atau lebih besar dari ataubaik pada taraf signifikasi 5 0,325 maupun 1 0,250, yaitu 0,4390,3250,250.Ini berarti bahwa terdapat hubungankorelasi yang positif dan signifikan antara shalat subuh berjamaah dengan disiplin santri. Semakin tinggi tingkat shalat subuh berjamaah santri semakin tinggi pula tingkat disiplin santri Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Huda Balungbang Sanding Petir Serang Banten. 2. Kusmiyatun, Semarang dalam skripsinya berjudul “Hubungan Shalatdengan akhlak siswa di SD Salaman Mloyo Kecamatan Semarang Barat”. Dalam penelitiannya dia menyimpulkan :1 Pelaksanaan shalat di SD Salaman Mloyo 01 Kecamatan SemarangBarat itu termasuk dalam kategori amat baik, dengan angket yangdisebarkan bahwa pelaksanaan shalat para siswa rata-ratanya 58,82.Demikian juga dalam penelitian akhlak di SD Saslaman Mloya 01Kecamatan Semarang Barat dapat dikategorikan amat baik, dengan nilairata-ratanya 63,20.2 Dari hasil analisis kuantitatif menunjukkan bahwa pelaksanaan shalatlima waktu siswa SD Salaman Mloyo 01 mempunyai hubungan yangcukup kuat dengan akhlak siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan hasilkoefisien korelasi product moment yang didapat 0,309.Angka tersebutlebih besar dari angka yang ada pada tabel untuk taraf signifikansi 50,279 dan, sedangkan untuk taraf signifikansi 1 0,361 korelasinyamendekati signifikan. Dari dua kajian yang relevan di atas terdapat persamaan dan perbedaan dengan skripsi penulis yang antara lain: a. Untuk skripsi yang pertama persamaannya adalah sama-sama menggunakan analisis data korelasi produc moment, membahas tentang kedisiplinan, dan shalat. Sedangkan perbedaannya terletak pada menitikberatkan pembahasan pada variable shalat hanya pada shalat subuh dengan subjek penelitian adalah santri, sedangkan pada skripsi penulis menggunakan variable indikator kedisiplinan shalat dan kedisiplinan belajar secara garis besar atau umum. b. Sedangkan pada skripsi yang kedua persamaannya terletak pada variable pelaksanaa shalat secara umum. Sedangkan perbedaanya terletak pada indikator variable Y, dimana skripsi pembanding variable akhlak siswa, sedangkan peneliti menggunakan variable disiplin belajar siswa.

C. Kerangka Berfikir

Ibadah shalat adalah tiang agama yang merupakan ibadah wajib untuk dikerjakan. Pelaksaan dalam menjalankannya sudah ditentukan waktu masing- masingnya, baik shalat wajib maupun shalat sunah. Bila manusia yang beragama Islam telah masuk pada kriteria baligh, tidak laki-laki maupun perempuan, harus melaksanakannya. Pengaplikasian pelaksanaan ibadah shalat dalam Pendidikan Agama Islam, sudah diajarkan oleh guru sejak usia dini memasuki sekolah dasar. Guru pelajaran Pendidikan Agama Islam, haruslah tepat dalam memilih metode pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi pelaksanaan ibadah shalat, agar siswa mampu mempraktekkan dan membiasakan sejak dini dalam mengerjakan ibadah shalat. Shalat adalah salah satu ibadah yang dikerjakan sesuai dengan aturan, baik tata cara, bacaan, maupun waktunya. Hal inilah yang membentuk manusia muslim menjadikannya lebih terlatih dan terdidik dalam menanamakan karakter disiplin. Jika hal ini diajarkan kepada siswa sesuai dengan kaidah maupun aturan yang tepat di sekolah, maka setiap siswa akan mempunyai karakter disiplin yang baik, terutama disiplin dalam belajar. Berdasarkan uraian di atas maka dapat diduga adanya hubungan yang positif antara pelaksanaan ibadah shalat dengan disiplin belajar siswa kelas IV di SDN Cikokol 4 Tangerang.

D. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: ada korelasihubungan yang positif antara pelaksanaan ibadah shalat dengan disiplin belajar siswa kelas IV di Cikokol 4 Tangerang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan Sekolah Dasar Negeri Cikokol 4 Tangerang. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester II genap selama tiga bulan terhitung dari bulan Januari sampai bulan Maret 2014.Karena pada bulan- bulan tersebut merupakan masa belajar efektif sehingga memudahkan peneliti untuk menjaring data dan informasi dari responden.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Survei dengan pendekatan korelasi yang merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara variabel bebas pelaksanaan ibadah shalat dengan variabel terikat disiplin belajar siswa. Metode survei bertujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang objek yang diteliti, menjelaskan hubungan-hubungan dari beberapa variabel yang kedudukannya masing-masing sudah diuraikan dalam rangka berpikir teoretis 1 . Adapun alasan peneliti untuk menggunakan metode survei dengan pendekatan korelasional ini adalah karena : 1. Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai, yaitu dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan korelasional antara dua variabel yakni variabel bebas pelaksaaan ibadah shalat yang mempengaruhi dan 1 Yayah K. Wargono, Metode Penelitian Sosial Ekonomi Himpunan Makalah, Jakarta: Dikti, 2006, hal. 34. 33