KeutamaanHikmah Ibadah Shalat Hakikat Pelaksanaan Ibadah Shalat

yang memiliki disiplin. Soegeng mengatakan “disiplin biasanya dikaitkan dengan seseorang yang sehat dan kuat, biasanya memiliki disiplin yang baik, dalam arti mempunyai keteraturan dan ketertiban dalam menjaga dirinya, begitu pula dalam disiplin belajar”. 17 Disiplin belajar berarti mempunyai keteraturan dan ketertiban dalam belajar, sehingga mencapai prestasi yang baik pula. Ahli lain me ngatakan disiplin sebagai “suatu peraturan yang harus dipatuhi”. 18 Misalnya disiplin dalam belajar secara teratur. Webster seperti yang dikutib Sukardi mengatakan sebagai “sikap mental yang mengandung kerelaan untuk mematuhi suatu ketentuan dan peraturan atau norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab”. 19 Seseorang dikatakan disiplin apabila ia mampu mengarahkan tingkah lakunya sesuai dengan kebutuhan dan tidak bertentangan dengan pola tingkah laku. Disiplin juga mengandung arti sama dengan pendidikan dan latihan. Dalam hal ini dimulai dari adanya usaha dari tiap individu itu sendiri untuk melakukan suatu tugas, artinya seseorang dikatakan disiplin apabila ia mampu mengarahkan dan mengendalikan tingkah lakunya sesuai dengan norma dan peraturan yang berlaku di luar dirinya. Pengertian disiplin dari sudut pandang etika menurut Joohn Macquarrie seperti yang dikutib oleh Wibisono, yaitu: Disiplin mempunyai dua pengertian, pertama bisa berarti pemeliharaan standar-standar tertentu atas suatu perbuatan melalui hukuman yang tepat, atau yang kedua dapat berarti pelatihan terhadap orang sehingga mereka berlaku sesuai dengan standar-standar tertentu. 20 17 Soegeng Prijodarminto, Disiplin Kiat Menuju Sukses Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1999, hal. 3 18 Slamet Imam Santoso, Pembinaan Watak Tugas Utama Pendidikan Jakarta: UI Press, 2000, hal. 204 19Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah, Surabaya: Usaha Nasional, 2001, hal.30 20 Koento Wibisono, Experiman Pembinaan Disiplin pada Siswa SLTP Yogyakarta: Balitbang Depdikbud dan UGM,2000. hal. 24 Jadi dengan demikian secara implisit disiplin mengandung dua pengertian, yaitu disiplin sebagai suatu rangkaian perbuatan atau pola tingkah laku dan disiplin sebagai suatu rangkaian pengaturan yang bertujuan. Disiplin yang dimiliki siswa tidak tumbuh dengan sendirinya melainkan di bentuk dan dikembangkan melalui suatu proses pelatihan dan pendidikan. The Liang Gie, mengemukakan bahwa disiplin adalah “suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan rasa senang hati ”. 21 Sedangkan Bond dalam Ali Imron mendefinisikan disiplin: Sebagaiproses pengarahan pengendalian keinginan, dorongan, atau kepentingan guna mencapai maksud. Disiplin juga merupakan upaya mencari tindakan disiplin dengan ulet, lahir dan diarahkan sendiri, walaupun menghadapi rintangan. Dalam disiplin juga terdapat upaya pengendalian tingkah laku secara langsung dan otoriter dengan hukuman atau kaidah. 22 Hal ini berarti bahwa seseorang dikatakan berdisiplin kalau memiliki kemampuan mengendalikan tingkah laku. Kemampuan ini berasal dari dalam diri subjek itu sendiri, sehingga dengan pengendalian ini dia mampu menyesuaikan tingkah lakunya dengan norma atau peraturan yang berlaku. Untuk membiasakan seseorang berperilaku sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku tidaklah mudah, karena harus didahului dengan latihan. Teori Pavlov mengatakan bahwa “Untuk menerapkan kebiasaan harus didasarkan latihan, pendidikan dan pendisiplinan. Untuk itu tidak berlangsung secara singkat, akan tetapi sebagai mata rantai yang panjang. 23 21 The Liang Gie, Cara Belajar yang Efisien, Yogyakarta: Liberty,2002, hal..90 22 Ali Imron, Pembinaan Guru di Indonesia, Jakarta: Pustakan Jaya. 2003, hal.128 23 L. Rusli, Belajar Keterampilan Motorik, Jakarta: Depdikbud, 1998, hal.122 Hal tersebut sesuai dengan pendapat Atjo Lapo yang menyatakan bahwa disiplin itu sendiri akan terbentuk melalui tiga tahapan, yaitu: 1 Melalui pendidikan, artinya pemberian pengetahuan tentang aturan dan prinsip yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 2 Pemberian latihan dan komunikasi, artinya dengan pemberian contoh dan teladan. 3 Pemberian reinforcement, artinya barang siapa yang berlaku baik mendapat pujian dan penghargaan sedangkan yang melanggar dikenakan hukuman atau sanksi 24 . Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa disiplin tidak dapat tumbuh dengan sendirinya. Melainkan harus melalui pembinaan yang dilakukan dengan secara sadar dan berkesinambungan. Seseorang dikatakan memiliki disiplin diri apabila ia mampu mengarahkan tingkah lakunya sesuai dengan kebutuhannya dan selaras dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Sedangkan disiplin sosial mengacu pada pengarahan dan pengendalian tingkah laku seseorang yang tidak berasal dari dalam individu yang bersangkutan akan tetapi datang dari luar dirinya seperti keluarga, masyarakat, atau aparat penegak hukum. Kedisiplinan adalah bagian yang sangat kuat dari masa lalu kita, dansebagai orang tua pasti mengacu kembali pada pola masa kecil atautersedot kearah yang berlawanan.Secara formal anak-anak meminta kitauntuk mendisiplinkan mereka jarang sekali yang tenang atau kondusifuntuk merenung. 25 Dalam pembinaan disiplin anak ada tiga elemen yang harus diperlukan yaitu: 24 Atjo Lapo, Disiplin Tanpa Hukum, Bandung: Remaja Karya, 2003, hal.246 25 T. Berry Brazelton,dan Joshua Sparrow, terj. Adelani Hartantho, Disiplin Anak ala dr. Brazelton, Jakarta: Buana Ilmu Populer, 2005,hal. 41.