Tujuan Ibadah Shalat Hakikat Pelaksanaan Ibadah Shalat

Nabi Muhammad sebagai Rasul yang menyempurnakan ajaran para nabi sebelumnya, maka ibadah shalat adalah ibadah yang sempurna. Al Ghazali dalam Rafi’udin Zainuddin memberikan penjelasan tentang makna batin yang dapat mengantarkan kepada kesempurnaan, sehingga diharapkan shalat berfungsi sebagai pencegah dari perbuatan keji dan munkar, penangkal dari segalakonflik kejiwaan sekaligus mendatangkan rasa aman dan tentram. 11

d. KeutamaanHikmah Ibadah Shalat

Shalat dalam ajaran Islam mempunyai kedudukan yang sangat penting, terlihat dari pernyataan yang terdapat pada Alquran dan Sunah: 1 Shalat dinilai sebagai tiang agama 2 Shalat merupakan kewajiban yang pertama diturunkan atau diajarkaan kepada nabi 3 Shalat merupakan kewajiban universal, yang telah diwajibkan Allah kepada Nabi-Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW. 4 Shalat merupakan indikasi orang yang bertaqwa 5 Shalat merupakan ciri dari orang yang berbahagia memperoleh kemenangan, sebagaimana firman Allah: “Sungguh beruntung orang-orang yang beriman yaitu orang yang khusyu dalam shalatnya ”. 12 6 Shalat mempunyai fungsi untuk menjauhkan diri dari perbuatan keji dan munkar. Sebagaimana yang telah diterangkan sebelumnya dimana Allah berfirman dalam surat Al Ankabut ayat 45 yang artinya: 11 Rafiudin dan Alim Zainuddin, Terapi Kesehatan Jiwa Melalui Ibadah Shalat, Jakarta: Restu Ilahi, 2004, hal. 74 12 Departemen Agama, Alquran dan Terjemahannya, Jakarta: Tiga Serangkai, 2007, hal. 342. Bacalah kitab Alquran yang telah diwahyukan kepadamu Muhammad dan laksanakan shalat sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar. Dan ketahuilah mengingat Allah shalat itu lebih besar keutamaannya dari ibadah yang lain. Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan Q.S. Al Ankabut: 45. 13 Shalat seharusnya dikerjakan dengan sempurna baik rukun maupun sunah-sunahnya dan orang yang mengerjakannya sudah merealisasikan adab dhahir dan batinnya, salah satu adab dhahir shalat adalah mengerjakannya dengan organ tubuh secara sempurna, sementara adab batinnya adalah kekhusyuan, Dalam pembagian waktu shalat meyakini adanya hikmah yang terkandung di dalamnya, antara lain: 1 Shalat Subuh dikerjakan waktu fajar, agar manusia terbangun daritidurnya. 2 Shalat Zuhur dilaksanakan di siang hari, agar manusia ingat akanTuhan-Nya saat sedang asyik-asyiknya bekerja. 3 Shalat Asar dilaksanakan sore karena manusia semakin sibuk dengan urusan dunianya. Maka, Allah memintanya untuk mendirikan shalat. 4 Ketika waktu magrib menjelang, maka mulailah matahari terbenamyang menandakan waktu siang telah berakhir dan malam akan segeramenjelang. 5 Shalat Isya’ manusia diminta melakukan refleksi diri tentang apa yangtelah dilakukannya seharian. Dari perbedaan waktu shalat itu, jelas sekali bila Allah selalumengingatkan kita sebagai hambanya agar menyembah Tuhan yang telahmenciptakannya yang telah ditetapkan waktu-waktunya. Sedangkan Menurut KH. Muhammad Rusli Amin,MA telah menjelaskanbahwa diantara hikmah shalat adalah: 1 Sebagai penghapus dosa-dosa manusia 2 Dijaga oleh malaikat dari hal-hal yang munkar 13 Ibid., hlm. 401. 3 Dimohonkan ampunan dan rahmat Allah oleh para malaikat 4 Membangun kekuatan moral 5 Menghilangkan keluh kesah 6 Sebagai sarana meraih pertolongan Allah 7 Keselamatan dari adzab Allah 8 Menjadi pewaris surga firdaus. 14 Begitu banyaknya hikmah yang didapatkan oleh setiap muslim yang melaksanakan ibadah shalat, tentunya akan menjadikan muslim tersebut semakin baik dan khusu’ dalam mengerjakan shalat, terutama shalat yang lima waktu.

2. Hakikat Disiplin Belajar Siswa

a. Pengertian Disiplin Belajar

Disiplin sangat diperlukan dalam aspek kehidupan manusia dan lingkungannya, disiplin bersifat universal. Secara etimologis disiplin berasal dari bahasa latin yaitu “discipline” yang mempunyai arti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, disiplin diartikan sebagai berikut : “Latihan batin dan watak, dengan maksud supaya pembuatannya selalu mentaati tata tertib. Ketaatan pada peraturan dan tata tertib dalam kemiliteran dan sebagainya ”. 15 Soekanto mengatakan disiplin biasanya dikaitkan dengan “keadaan dimana perilaku seseorang mengikuti pola-pola tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu” 16 Disiplin dalam hal ini dikatakan dengan hal-hal yang membatasi tingkah laku seseorang. Seseorang yang berhasil atau berprestasi berhasil usahanya, berhasil sekolah, berhasil mendidik anaknya biasanya adalah mereka 14 Ahmad Riznanto, Keajaiban shalat, Jakarta: Pustaka Al Kausar, 2008 ,hal. 45. 15 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1996, hal.208 16 Soedjono, Remaja dan permasalahannya, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000, hal. 63