KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia pada masa sekarang ini sudah memasuki era globalisasi, dimana manusia dalam kehidupan sehari-hari syarat dengan berbagai kesibukan dan kebutuhan hidup semakin meningkat. Hal ini mengakibatkan persaingan hidup semakin tajam yang pada gilirannya dapat menimbulkan ketidakpastian dan kecemasan. Namun yang perlu disadari bahwa ketrampilan dalam penguasaan teknologi itu harus diimbangi dengan imtaq atau keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Tanpa keimanan dan jiwa taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, pengetahuan, pangkat, kedudukan dan kekayaan akan dapat membahayakan, menyengsarakan dan mengganggu keamanan dan ketentraman masyarakat. 1 Keimanan dan ketaqwaan tidak lepas dari pendidikan shalat yang sangat besar manfaatnya bagi kehidupan, shalat mencegah perbuatan keji dan munkar, shalat meningkatkan disiplin hidup, shalat membuka hati pada kebenaran dan masih banyak lagi manfaatnya bagi segi kejiwaan.Akan tetapi pada zaman sekarang ini banyak orang yang mengaku Islam, tetapi melalaikan shalat dan meremehkannya. Mereka tetap melakukan fahsya segala perbuatan yang jahat dan munkar. Mereka tak sadar bahwa siapa yang meninggalkan shalat fardhu dengan sengaja, maka ia telah ingkar kafir dengan nyata-nyata. 2 Dengan demikian shalat adalah azas yang fundamental yang menjadi ukuran kualitas Islam dalam diri seseorang. Oleh karena itu shalat perlu dipelajari, diketahui secara tepat dan dilaksanakan secara teratur, agar manfaatnya dapat dinikmati dan dirasakan dengan sungguh-sungguh. Anak yang sejak kecil rajin mengerjakan shalat sampai besar dalam keadaan 1 Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, Jakarta: Bulan Bintang, 2005, hal. 47. 2 Departemen Agama RI, Rukun Islam, Jakarta 2004, hal.14 1 bagaimanapun, mereka tidak akan lupa kepada Allah, serta selalu menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik serta melahirkan sikap pribadi yang disiplin. Dalam mengajarkan ibadah shalat terutama shalat wajib, salah satu pelajaran di sekolah yang mengajarkan ibadah tersebut adalah pelajaran Pendidikan Agama Islam. Pada tingkat Sekolah Dasar, pelajaran Pendidikan Agama Islam telah memasukkan materi bab ibadah shalat, baik tata cara pelaksanaan, bacaan-bacaan dalam shalat, dan jenis-jenis shalat. Menurut Ahmad D. Marimba pendidikan Islam yaitu bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian lain seringkali beliau menyatakan kepribadian utama dengan istilah kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuatberdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam. 3 Dengan arti lain bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan pelajaran yang dapat mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dengan alam sekitarnya melalui proses pendidikan. Jadi, proses pendidikan merupakan rangkaian usaha membimbing dan mengarahkan potensi hidup manusia berupa kemampuan- kemampuan dasar dan kemampuan belajar, sehingga terjadilah perubahan dalam kehidupan pribadinya sebagai makhluk individu dan sosial, serta dalam hubungannya dengan alam sekitar dimana dia hidup. Proses tersebut senantiasa berada di dalam nilai-nilai Islami. Secara umum pembelajaran dalam Pendidikan Agama Islam mencakup beberapa aspek, antara lain: kegiatannya dilakukan secara sengaja, terencana dan sistematis yang harus dilalui secara bertahap. Adanya bimbingan jasmani dan rohani peserta didik. berdasarkan hukum-hukum agama Islam, karena itu tujuan pendidikannya pembentukan kepribadian muslim di mana ia memilih, memutuskan dan berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam. Apa yang diberikan 3 Djamaluddin dan Abdullah Aly, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Bandung : Pustaka Setia, 1998, hal. 9 kepada anak didik itu sedapat mungkin dapat mendorong tugas dan perannya di masyarakat, baik sebagai makhluk pribadi maupun sebagai makhluk sosial, serta dalam hubungannya dengan alam sekitar di mana ia hidup.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama ialah membimbing anak agar mereka menjadi orang Muslim sejati, beriman teguh, beramal sholeh dan berakhlak mulia serta berguna bagi masyarakat, Agama dan Negara. Nabi Muhammad SAW mengajarkan supaya shalat lebih bermakna, maka dengan cara memberi contoh dalam pelaksanaan shalat secara langsung. Rasulullah bersabda : رخبلا هاور . لصا نومتيار امك ولص 4 Artinya: Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat. H.R.Buchori Membiasakan ibadah shalat sama artinya dengan membiasakan hidup lebih disiplin. Disiplin dalam waktu, disiplin dalam tanggung jawab maupun disiplin dalam aturan. Masyarakat saat ini umumnya sudah mulai berkurang akan hidup disiplin. Banyak pelanggaran-pelanggaran kedisiplinan terjadi dalam masyarakat. Dalam lingkup kecil keluarga misalnya, anak banyak yang tidak mengikuti perintah orang tua, sering lalai dalam pekerjaantugas di rumah, dan sebagainya. Di lingkungan sekolah masih banyak anak-anak peserta didik yang terlambat dating ke sekolah, sering lupa atau tidak bawa dalam mengerjakan pekerjaan rumah PR dari gurunya, sering membuang sampah di sembarang tempat, berbuat gaduh di kelas, bahkan pada tahap tingkat kriminal seperti berkelahitawuran dengan teman atau sekolah lain, dan lain sebagainya. Bila hal ini terus dibiarkan maka tentu saja akan merusak moral atau karakter generasi kita selanjutnya. Upaya untuk menanamkan sikap disiplin dalam pendidikan shalat tidak terlepas dari motivasi seorang guru kepada siswanya, yaitu upaya seorang 4 Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrohim bin Mughiroh bin Bardazibah Al Buchori, Shoheh Buchori Juz 7, Jakarta: Darul Fikir, 2001, hal. 77 guru dalam memberikan bimbingan kepada siswa sejak dini untuk tekun, bergairah dan tertib melaksanakan shalat secara ikhlas terhadap Allah SWT dalam sepanjang hidupnya. Pada prinsipnya mengajarkan shalat terlebih dahulu di mulai dari orang tua dan pengasuh guru untuk mengajarkan teori disertai dengan memberi contoh baik bacaan dan gerakannya. 5 Dengan penerapan ibadah shalat yang tepat waktu terhadap diri siswa yang diajarkan oleh guru di sekolah melalui pelajaran Pendidikan Agama Islam, merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan dan menanamkan sikap disiplin anak terutama disiplin dalam belajar. Siswa akan terlatih mentaati peraturan, ketaatan dalam ketepatan waktu, dan tanggung jawab terhadap kewajiban dan tugasnya sebagai siswa. Penekanan aplikasi ibadah shalat terhadap siswa di sekolah seharusnya menjadikan siswa menjadi lebih disiplin dalam proses pembelajaran di kelas. Namun kenyataanya di lapangan, khsusunya di SDN Cikokol 4 Tangerang, masih banyak siswa yang bermalas-malasan dalam ibadah shalat, terutama shalat wajib. Siswa harus diperintahkan dahulu oleh guru saat waktu shalat telah masuk ketika berada di lingkungan sekolah. Kebiasaan buruk pun kerap kali terlihat dalam kepribadian siswa, yang menjadikan mereka kurang disiplin terutama disiplin dalam belajar. Dalam kaitan inilah bimbingan dan pendidikan agama sangat berfungsi bagi pembentukan kepribadian seseorang terutama dalam hal kedisplinan anak dalam belajar. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang: “Studi Korelasi antara Pelaksanaan Ibadah Shalat dengan Disiplin Belajar Siswa SDN Cikokol 4 Tangerang ”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakangdi atas dapat diuraikan identifikasi masalah yaitu: 1. Malasnya siswa dalam mengerjakan shalat. 2. Tingkat kedisiplinan belajar siswa yang masih rendah. 5 A.F. Jaelani, Penyucian Jiwa dan Kesehatan Mental Tazkiyat An-Nafs, Anjah, 2000, hal. 71