Pengertian Novel Novel Sebagai Media Pendidikan Nilai dalam Pendidikan Agama Islam
30
Eksposisi biasanya merupakan fungsi yang bersifat pribadi bagi awal sebuah cerita.Disini maksudnya awal suatu cerita
merupakan gambaran yang menyebabkan terjadinya suatu cerita atau di dalam cerita itu mengandung elemen instibilitas, baik
bersifat implisit maupun eksplisit. b
Tahap Tengah Bagian tengah cerita berisi konflik cerita, yang dibedakan
menjadi tiga:
1.
Konflik dalam diri seorang yang tunggal atau konflik kejiwaan.
2.
Konflik antara seseorang tokoh dengan masyakat atau konflik
sosial.
3.
Konflik antara seseorang dengan alam atau konflik alamiah. c
Akhir Bagian akhir suatu cerita terdiri dari segala sesuatu yang berasal
dari klimaks menuju ke denoument atau pemecahan masalah yang penuh damba dan harap.
3. Penokohan
Dalam pembicaraan sebuah fiksi,sering dipergunakan istilah-istilah seperti tokoh dan penokohan, watak dan perwatakan, atau karakter dan
karakterisasi secara bergantian dengan menunjuk pengertian yang hampir sama. Istilah-istilah tersebut, sebenarnya tak menyaran pada
pengertian yang persis sama, atau paling tidak dalam tulisan ini akan dipergunakan dalam pengertian yang berbeda, walau memang ada
diantaranya yang sinonim.
42
Tokoh adalah individu yang berperan dalam cerita, yang mengalami peristiwa atau berkelakuan di dalam berbagai
peristiwa dalam cerita. Tokoh-tokoh dalam sebuah fiksi dapat dibedakan ke dalam
beberapa jenis, berdasarkan sudut pandang dan tinjauan sebagai berikut:
42
Ibid., hal. 165
31
a. Tokoh utama dan tokoh tambahan
Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan.Tokoh utama ini merupaka
tokoh yang banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian.Tokoh tambahan adalah tokoh
yang mendukungmembantu tokoh utama. b.
Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis Tokoh protagonis adalah tokoh yang dikagumi.Sedangkan tokoh
antagonis adalah tokoh penyebab terjadinya konflik. c.
Tokoh Sederhana dan Tokoh Bulat Tokoh sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu
kualitas pribadi tertentu, satu sifat watak yang tertentu saja.Sifat dan tingkah laku seorang tokoh sederhana bersifat datar,
monoton, hanya mencerminkan satu watak saja.Sedangkan tokoh bulat ini merupakan tokoh yang memiliki dan diungkap
kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadian dan jati dirinya.
d. Tokoh Statis Dan Tokoh Berkembang
Tokoh statis adalah tokoh yang memiliki sikap dan watak yang relatif tetap, tak berkembang, sejak awal sampai akhir cerita.
Sedangkan tokoh berkembang adalah tokoh cerita yang mengalami perubahan dan perkembangan perwatakan sejalan
dengan perkembangan dan perubahan peristiwa serta plot yang dikisahkan.
4. Latar atau setting
Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan
sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan Abrams, 1981:175. Stanton mengelompokkan latar, bersama dengan tokoh dan
plot, ke dalam fakta cerita sebab ketiga hal inilah yang akan dihadapi, dan dapat diimajinasi oleh pembaca secara faktual jika membaca cerita
32
fiksi. Atau, ketiga hal inilah yang secara konkret dan langsung membentuk cerita.
43
Secara garis besar unsur latar sebuah cerita dapat dikategorikan menjadi tiga unsur pokok, yaitu:
44
a. Latar Tempat
Latar tempat merupakan hal yang berkaitan dengan masalah geografis, yang menyangkut deskripsi tempat suatu cerita
terjadi. b.
Latar Waktu Latar waktu mengacu kepada saat terjadinya peristiwa secara
historis. Dengan demikian, saat kejadian dalam cerita akan tergambar pula tujuan fiksi tersebut secara jelas.
c. Latar Sosial
Merupakan lukisan status yang menunjukkan hakikat seseorang atau beberapa orang tokoh di dalam masyarakat yang ada
disekelilingnya.Statusnya di dalam kehidupan sosialnya boleh jadi digolongkan menurut tingkatannya, seperti sosial kelas
bawah, latar sosial kelas menengah, dan latar sosial kelas atas. 5.
Sudut Pandang Menurut M.H. Abrams, seperti dikutip oleh Burhan
Nurgiyantoro, sudut pandang menyaran pada cara sebuah cerita dikisahkan. Ia merupakan cara atau pandangan yang digunakan
pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk karya fiksi kepada pembaca.
45
Secara garis besar, sudut pandang dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu persona pertama gaya “aku” dan persona ketiga gaya “dia”.
Pada sudut pandang yang menggunakan persona pertama gaya “aku”, pengarang ikut terlibat dalam cerita. Pengarang masuk ke dalam
43
Ibid., hal. 216
44
Ibid., hal. 227-245
45
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2010, Cet. VIII, h. 248.