Teknik Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

41 memperhatikan dengan gundah, setiap terdengar jeritan dari mulut anaknya, kepanikannya semakin menj adi”. hlm. 21 5 Nilai Keharmonisan “Benar saja, Salsa dan Badawi langsung lengket. Salsa tak mau lepas dari gendongan ayahnya. Yuli mendapatkan hadiah kecupan di dahinya. Aaahh.... betapa dia amat merindukan suaminya ini. Salsa ribut menanyakan oleh- oleh. “Iya sayang, ayah bawa boneka unta yang bisa bernyanyi buat Salsa. Nanti ya di rumah kita lihat,” rayu Badawi dengan sabar. Yuli tersenyum. Kalau dipikir-pikir, jika Allah tak mengaruniainya suami sebaik Badawi, apa mungkin dia berkali-kali menginginkan merawat bayi orang lain?” hlm. 14 6. Nilai Kebahagiaan “Yuli mengangguk pelan. Dua bening air mata mulai menitik, tak kuasa menahan haru dan rasa syukur yang membuncah dalam dadanya, atas kado terindah dalam hidupnya.” hlm. 16 7. Nilai Disiplin “Waktu itu ada tujuh orang saudara yang menumpang tinggal dengan mereka. Bayangkan, dalam kondisi kekurangan seperti itu, Soebandji harus memenuhi kebutuhan makan banyak orang. Disitulah uniknya. Setiap mereka masak, nasi yang dicampur gaplek itu terus dicetak di piring- piring, supaya semua kebagian dan tidak ada yang mengambil lebih banyak dari pada 42 yang lain. Sebagai lauknya, masing-masing diberi sepotong tempe. Tak ada yang berani menambah atau meminta lebih karena takut ada yang tidak kebagian. Begitulah kehidupannya hingga dia beranjak dewasa.” hlm. 77-78 8. Nilai Perjuangan dalam Menuntut ilmu “Yuli bisa menyelesaikan pendidikan di PGA sambil bekerja. Namun, sampai sekarang Yuli tidak pernah tega menceritakan kepada orang tuanya bahwa dia pernah bersekolah sambil menjadi buruh. Yuli sengaja menyembunyikan banyak hal dari orang tuanya karena dia memang membutuhkan uang untuk sekolah. Tuntutan harus punya ilmu demi makan enak, kendati terdengar sederhana, namun membenam jelas dalam pikiran bawah sadar Yuli sehingga dia rela banting tulang menimba ilmu sambil mencari uang. Dia ingin membahagiakan kedua orang tuanya dengan kehidupan yang lebih layak di masa depan.” hlm. 79 8. Nilai Sigap Menghadapi Masalah “Aku nggak mau punya ibu tiri, jawabnya mengagetkan. Ibu tiri? Maksudnya apa? Setelah Yuli dan Badawi berdiskusi, mereka kemudian mengajak Syaqib berdialog. “Kenapa Dik Akib selalu bilang nggak pengen punya ibu tiri?” tanya Yuli lembut. Syakib lalu bercerita soal Angga, teman sekolahnya. “Temanku si Angga ibunya