Tujuan dan Manfaat Penelitian

11 arti berbeda. 13 Persoalan tentang nilai dibahas dan dipelajari salah satu cabang filsafat yaitu filsafat nilai Axiology, Theory of Value. Filsafat juga sering diartikan sebagai ilmu tentang nilai-nilai didalam bidang filsafat dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang artinya “keberhargaan” Worth atau “kebaikan” Goodness, dan kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian. 14 Oleh karena itu, nilai mengandung tafsiran yang bermacam-macam tergantung pada sudut pandang yang memberi penilaian atau objek yang dinilai. Akan tetapi, harga dari suatu nilai akan menjadi masalah apabila penilaian diabaikan sama sekali. Oleh sebab itu, manusia dituntut untuk menempatkannya atau mengukur secara seimbang antara penilaian yang didasarkan pada objek dan penilaian yang didasarkan pada subjek. Untuk itu, perlu adanya perbandingan agar dalam memberikan pertimbangan nilai, manusia tidak terjebak pada titik ekstrem anatara subjektivisme dan objektivisme. Agar manusia berada dalam tatanan nilai yang melahirkan kesejahteraan dan kebahagiaan. Didalam nilai itu sendiri terkandung cita-cita, harapan-harapan, dambaan-dambaan dan keharusan. Maka, apabila kita berbicara tentang nilai, sebenarnya berbicara tetang hal yang ideal, tentang hal yang merupakan cita-cita, harapan, dambaan dan keharusan. Comb, menyebutkan bahwa nilai adalah kepercayaan yang digeneralsir dan berfungsi sebagai garis pembimbing untuk menyeleksi tujuan serta perilaku yang akan dipilih untuk dicapai. Mardiatmadja menegaskan bahwa nilai adalah hakikat suatu hal, yang menyebabkan hal itu pantas dikejar oleh manusia demi peningkatan kualitas manusia atau pantas di cintai, di hormati, dikagumi, atau yang berguna untuk satu tujuan. 15 Menurut Mulyana, nilai adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan. Dinamika pengalaman manusia mendorong manusia untuk menentukan . sebuah sikap, yaitu pilihan. Dalam definisi tersebut secara eksplisit digambarkan bahwa pilihan dan keyakinan seseorang adalah proses 13 Muhammad Alfan, Pengantar Filsafat Nilai, Bandung: CV Pustaka Setia, 2013, h. 53. 14 Kaelan M.S, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta: Paradigma, 2008, h. 87. 15 Mardiatmaja, Tantangan Dunia Pendidikan, Yogyakarta: Kanisius, 2000, h. 158 12 pertimbangan nilai sehingga seseorang dalam mengambil pilihan tidak hanya menyatakan kata “ya” tanpa adanya pertimbangan. Selain itu nilai juga dijadikan sebagai ide atau konsep tentang apa yang dipikirkan seseorang atau dianggap penting oleh seseorang. 16 Menurut Chabib Thoha, “nilai merupakan sifat yang melekat pada sesuatu sistem kepercayaan yang telah berhubungan dengan subjek yang memberi arti manusia yang menyakini. Jadi, nilai adalah sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi manusia sebagai acuan tingkah laku.” 17 Dari definisi-definisi diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa nilai adalah sifat yang positif dan bermanfaat dalam kehidupan manusia dan harus dimiliki setiap manusia untuk dipandang dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai disini dalam konteks etika baik dan buruk, logika benar dan salah, dan estetika indah dan jelek.

2. Macam-macam Nilai

Nilai dapat dipandang sebagai sesuatu yang berharga, memiliki kualitas, baik itu kualitas tinggi atau rendah. Dari uraian pengertian nilai diatas, maka Notonegoro dalam Kaelan 2008, menyebutkan adanya 3 macam nilai. Dari ketiga jenis nilai tersebut adalah sebagai berikut: 18 a Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia atau kebutuhan ragawi manusia. b Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas. c Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian meliputi sebagai berikut: 1 Nilai kebenaran yang bersumber pada akal rasio, budi, cipta manusia. 2 Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan emotion manusia. 16 Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, Bandung: Alfabeta, 2004, h. 11 17 Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996, h. 61 18 Kaelan M.S, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta: Paradigma, 2008, h. 89. 13 3 Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak manusia. Sebagaimana dikutip oleh Kaelan, Max Scheler memandang bahwa nilai- nilai yang ada selama ini memiliki tingkat yang berbeda-beda. Oleh karena itu nilai-nilai dapat dikelompokkan dalam empat tingkatan, sebagai berikut: 19 1. Nilai-nilai kenikmatan, dalam tingkatan ini terdapat deretan nilai- nilai yang mengenakkan dan yang tidak mengenakkan, sehingga menyebabkan ada orang yang senang dan ada orang yang menderita. 2. Nilai-nilai kehidupan, dalam tingkatan ini terdapat nilai-nilai yang penting bagi kehidupan, misalnya kesehatan, kesegaran jasmani, keadilan, nilai kasih sayang, dan nilai kesejahteraan umum. 3. Nilai-nilai kejiwaan, dalam tingkatan ini terdapat nilai-nilai kejiwaan yang sama sekali tidak bergantung pada keadaan jasmani dan lingkungan sosial. Akan tetapi, nilai-nilai semacam ini lebih dalam dan lebih abstrak. Misalnya keindahan, kebenaran, dan pengetahuan murni yang dicapai dalam filsafat. 4. Nilai-nilai kerohanian, dalam tingkatan ini terdapat modalitas nilai dari yang suci dan tidak suci. Nilai-nilai semacam ini, terdiri atas nilai-nilai keimanan atau keyakinan pribadi.

B. Pendidikan Nilai

1. Pengertian Pendidikan Nilai

Pendidikan nilai dapat dimulai dari pemahaman tentang definisi dan tujuannya. Definisi dapat memberikan petunjuk pada pemaknaan istilah pendidikan nilai, sedangkan tujuan dapat memberikan kejelasan tentang cita- cita dan arah yang dituju oleh pendidikan nilai. Pada dasarnya, pendidikan nilai dirumuskan dari dua pengertian dasar yang terkandung dalam istilah pendidikan dan istilah nilai. Ketika kedua istilah itu disatukan, arti keduanya menyatu dalam definisi pendidikan nilai. Namun 19 Ibid., hlm. 57-58