Analisis Deskriptif Variabel Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD

68 kondisi keuangan dunia dan perekonomian dalam negri yang diindikasikan dengan naiknya pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5.

e. Analisis Deskriptif Variabel Inflasi

Menurut Sukirno 2004:27 inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya, sedangkan tingkat inflasi adalah presentasi kenaikan harga-harga pada suatu tahun tertentu berbanding dengan tahun sebelumnya. Menurut Nanga 2005, inflasi adalah suatu gejala dimana tingkat harga umum mengalami kenaikan secara terus-menerus. Sedangkan Khalwaty 2000, Inflasi adalah suatu keadaan yang mengindikasikan semakin melemahnya daya beli yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil mata uang suatu negara. Data inflasi yang digunakan adalah perkembangan inflasi per bulan periode September 2003-September 2009. Data tersebut diperoleh dari situs www.bi.go.id. 69 Tabel 4.5 Inflasi Bulan Inflasi 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Januari - 0.004 0.0061 0.0142 0.0052 0.0061 0.0076 Februari - 0.0038 0.006 0.0149 0.0053 0.0062 0.0072 Maret - 0.0043 0.0073 0.0131 0.0054 0.0068 0.0066 April - 0.0049 0.0068 0.0128 0.0058 0.0075 0.0061 Mei - 0.0054 0.0062 0.013 0.005 0.0087 0.005 Juni - 0.0057 0.0062 0.0129 0.0048 0.0092 0.003 Juli - 0.006 0.0065 0.0126 0.0051 0.0099 0.0023 Agustus - 0.0056 0.0069 0.0124 0.0054 0.0099 0.0023 September 0.0064 0.0052 0.0076 0.0121 0.0058 0.0101 0.0024 Oktober 0.0060 0.0052 0.0149 0.0052 0.0057 0.0098 - November 0.0063 0.0052 0.0153 0.0044 0.0056 0.0097 - Desember 0.0072 0.0053 0.0143 0.0055 0.0055 0.0092 - Sumber : data diolah Tabel 4.5 menunjukkan fluktuasi tingkat inflasi periode September 2003- September 2009. Pada masa penelitian ini tingkat inflasi terendah terjadi bulan Juli dan Agustus 2009 yaitu sebesar 0,0023, sedangkan tingkat inflasi tertinggi terjadi pada bulan November 2005 yaitu sebesar 0,0153 . Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut dapat kita lihat melalui grafik sebagai berikut. 70 Gambar 4.5 Inflasi INFLASI 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014 0.016 0.018 S ep -0 3 Ja n -0 4 M ay -0 4 S ep -0 4 Ja n -0 5 M ay -0 5 S ep -0 5 Ja n -0 6 M ay -0 6 S ep -0 6 Ja n -0 7 M ay -0 7 S ep -0 7 Ja n -0 8 M ay -0 8 S ep -0 8 Ja n -0 9 M ay -0 9 S ep -0 9 INFLASI Sumber:data diolah Pada tahun 2004 hingga tahun 2005, inflasi mengalami peningkatan yang tinggi sebesar 71,78 hal ini disebabkan oleh tingginya harga minyak dunia yang secara langsung meningkatkan harga barang. Peningkatan inflasi juga terjadi pada tahun 2007 hingga tahun 2008 sebesar 59,59 yang dipengaruhi peningkatan harga minyak dunia yang akhirnya memaksa pemerintah menaikan harga BBM pada bulan Mei 2008 memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap tingkat inflasi, walaupun efek kenaikan harga BBM tersebut sudah tidak signifikan lagi pada bulan Juli 2008. Selain itu, meningkatnya harga komoditas pangan dunia kebutuhan bahan pangan impor seperti kedelai, jagung dan terigu sejak akhir tahun 2007 yang otomatis meningkatkan biaya pokok produksi perusahaan juga memberikan kontribusi 71 angka inflasi yang sangat besar. Hal-hal lain seperti kelangkaan sumber energi baik gas, maupun minyak diberbagai daerah maupun kekurangan supply listrik yang mengharuskan terjadinya pemadaman juga berperan meningkatkan inflasi karena mendorong peningkatan biaya produksi. Namun secara keseluruhan, rata-rata inflasi pada bulan september 2003 sampai dengan September 2009 sebesar 5,4.

f. Analisis Deskriptif Pembiayaan

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Pasal 1 disebutkan bahwa, “Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil”. Data pembiayaan yang digunakan adalah jumlah pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia periode September 2003 – September 2009. Data tersebut diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah pada situs www.bi.go.id .

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige

2 48 98

Analisis pengaruh nilai tukar rupiah terhadap dan Dollar Inflasi, dan Jumlah uang beredar (M2) terhadap dana pihak ketiga (DPK) serta implikasinya pada pembiayaan Mudharabah pada perbankan Syariah di Indonesia

0 13 137

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan penyaluran kredit perbankan; studi kasus pada bank umum di Indonesia periode tahun 2001-2009

0 5 153

Analisis pengaruh inflasi, nilai tukar (KURS), suku bunga SBI dan jumlah berdar (M2) terhadap dan pihak ketiga DPK) serta implikasinya terhadap volume transaksi pasar uang antara bank (PUAB)

2 17 152

Analisis Pengaruh dana Pihak ketiga (DPK), Nilai Tukar, Suku Bunga Serifikat Bank Indonesia (SBI), Inflasi dan Capital Adequacy ratio (CAR) terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Periode 2007-2011

0 18 159

Pengaruh DPK, CAR, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Komposisi Pembiayaan Mudharabah (Studi Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Di Indonesia)

0 5 119

Analisis Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan Infalsi Terhadap Dana Pihak Ketiga dan Penyaluran Kredit serta Dampaknya Kepada Profitabilitas pada Bank Umum

0 5 192

Analisis pengaruh dana pihak ketiga, BI Rate, dan kurs rupiah terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Persero di Indonesia pada periode 2008-2014

0 13 122

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, NILAI EKSPOR, SUKU BUNGA KREDIT, PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, NILAI EKSPOR, SUKU BUNGA KREDIT, DAN DANA PIHAK KETIGA TERHADAP KREDIT MODAL KERJA.

0 3 13

PENDAHULUAN PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, NILAI EKSPOR, SUKU BUNGA KREDIT, DAN DANA PIHAK KETIGA TERHADAP KREDIT MODAL KERJA.

1 6 8