71 angka inflasi yang sangat besar. Hal-hal lain seperti kelangkaan sumber energi
baik gas, maupun minyak diberbagai daerah maupun kekurangan supply listrik
yang mengharuskan
terjadinya pemadaman
juga berperan
meningkatkan inflasi karena mendorong peningkatan biaya produksi. Namun secara keseluruhan, rata-rata inflasi pada bulan september 2003 sampai
dengan September 2009 sebesar 5,4.
f. Analisis Deskriptif Pembiayaan
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Pasal 1 disebutkan bahwa, “Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil”. Data pembiayaan
yang digunakan adalah jumlah pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia periode September 2003 – September 2009. Data tersebut diperoleh dari
Statistik Perbankan Syariah pada situs www.bi.go.id .
72
Tabel 4.6 Pembiayaan
Bulan Pembiayaan Dalam Jutaan Rupiah
2003 2004
2005 2006
2007 2008
2009 Januari
- 2388464 4102756 6026286 7347158
8549409 10643234
Februari -
2285826 4203302 5965145 7478197 8650887
10666434
Maret -
2559563 4461497 6061194 6398974 8742830
10655895
April -
2823036 4604735 6058322 6754671 9078795
10751728
Mei -
3038989 4868004 6202061 7661509 9363432
10880987
Juni -
3353305 5051546 6511072 7302083 9221101
11135534
Juli -
3455078 5271942 6843934 7863773 9810663
11129176
Agustus
- 3624744 5490191 6332761 7985839 10172241 11214152
September 2070883 3766817 5802114 6510072 8107906 10408969 11275560 Oktober
2220997 3903783 5827199 6640642 8229972 10484026 -
November 2283739 3981008 5871467 6610266 8352038 10603530 -
Desember 2363680 4182224 6054832 6626998 8474105 10517863
- Sumber : data diolah
Tabel 4.5 menunjukkan perkembangan pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia periode September 2003 - September 2009. Pada masa penelitian
ini jumlah pembiayaan terendah terjadi pada bulan September 2003 yaitu sebesar Rp 2,071 triliun sedangkan jumlah pembiayaan tertinggi terjadi pada
bulan September 2009 yaitu sebesar Rp 11,275 triliun
.
Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut dapat kita lihat melalui grafik sebagai berikut.
73
Gambar 4.6 Pembiayaan
PYD
2000000 4000000
6000000 8000000
10000000 12000000
S ep
-0 3
Ja n
-0 4
M ay
-0 4
S ep
-0 4
Ja n
-0 5
M ay
-0 5
S ep
-0 5
Ja n
-0 6
M ay
-0 6
S ep
-0 6
Ja n
-0 7
M ay
-0 7
S ep
-0 7
Ja n
-0 8
M ay
-0 8
S ep
-0 8
Ja n
-0 9
M ay
-0 9
S ep
-0 9
PYD
Sumber:data diolah
Pada gambar 4.6 pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia menunjukkan peningkatan, hal ini sejalan dengan peningkatan
jumlah Dana Pihak Ketiga yang dihimpun oleh BMI selama periode September 2003-September 2009. dengan rata-rata peningkatan sebesar
31,14 per tahunnya menunjukkan konsistensi BMI dalam menyalurkan pembiayaan dalam mempertahankan komitmennya untuk membantu
menggerakan sector riil selain itu BMI juga bertujuan meningkatkan laba dengan menjalankan fungsinya sebagai lembaga keuangan.
74
2. Analisis Regresi Jalur Modal Inti, DPK, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar
Rupiah, dan Inflasi terhadap Pembiayaan Pada Bank Muamalat Indonesia
a. Analisis Regresi
Dalam analisis ini di bagi menjadi dua bagian. Pertama, melihat pengaruh secara gabungan dan kedua, melihat pengaruh secara parsial, sebagai berikut:
1 Melihat pengaruh Modal Inti, DPK, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar
Rupiah dan Inflasi terhadap Pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia secara Gabungan.
Untuk mengetahui pengaruh Modal Inti, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah dan Inflasi terhadap Pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia,
dilihat dari perhitungan model summary, khususnya angka R square di bawah ini.
Tabel 4.7 Regresi
Model R Square
0,992
Sumber : out put SPSS 17 Besarnya angka R square r² adalah 0,992. angka tersebut dapat
digunakan untuk melihat besarnya pengaruh nilai Modal Inti, DPK, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah, dan Inflasi terhadap pembiayaan pada Bank