30
E. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia 1.
Suku Bunga
Suku bunga merupakan salah satu variabel yang paling banyak diamati dalam perekonomian. Hampir setiap hari pergerakannya dilaporkan di surat kabar.
Menurut Samuelson dan Nordhaus 2004 Bunga adalah pembayaran yang dilakukan untuk penggunaan uang. Suku bunga adalah jumlah bunga yang
dibayarkan per unit waktu yang disebut sebagai persentase dari jumlah yang dipinjamkan.
Menurut Sadono Sukirno 2004:103 Suku bunga adalah Persentasi pendapatan yang diterima oleh para penabung dari tabungan uang yang
disisihkanya. Dan merupakan persentasi pendapatan yang harus dibayar oleh para peminjam dana.
Dari beberapa pendapat ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa suku bunga adalah suatu harga atau biaya yang diberikan peminjam atau pihak yang
memiliki kekurangan dana kepada pihak yang meminjamkan dana atau memiliki kelebihan dana atas penggunaan dana tersebut pada jarak waktu tertentu. Dengan
kata lain, orang yang diberi kesempatan meminjam harus membayar biaya atas pinjamannya tersebut. Biaya peminjaman, diukur dalam rupiah per tahun per
Rupiah yang dipinjam, adalah suku bunga. Jumlah pinjaman yang diberikan disebut principal dan harga yang dibayar
biasanya diekspresikan sebagai presentase dari prinsipal per unit waktu
31 umumnya, setahun. Dalam bagian ini, dibahas dua teori penentuan suku bunga
yang paling berpengaruh yaitu: teori Fisher, yang mendasari loanable funds theory,
dan liquidity preference theory dari Keynes. a.
Pendekatan Klasik Fisher Irving Fisher telah menganalisis penentuan tingkat suku bunga dalam
ekonomi dengan mempelajari mengapa orang-orang menabung mengapa mereka tidak mengkonsumsi semua sumber daya mereka dan mengapa
orang lain yang meminjam. Di sini dibahas teori Fisher dalam konteks sebuah perekonomian yang sangat sederhana. Perekonomian tersebut
hanya terdiri dari para individu yang melakukan konsumsi dan menabung penghasilan berjalan mereka, perusahaan-perusahaan yang meminjam
penghasilan yang tidak dikonsumsi dan berinvestasi;suatu pasar tempat di mana para penabung memberi pinjaman sumber daya kepada para
peminjam, dan proyek-proyek tempat perusahaan berinvestasi. Suku bunga atas pinjaman tersebut tidak mengandung premi bagi risiko
kegagalan default risk karena perusahaan-perusahaan peminjam diasumsikan akan mampu memenuhi semua kewajibannya. Sadono
Sukirno, 2004: 204 b.
Pendekatan Keynes Keynes menantang pandangan ekonom klasik, bahwa tingkat bunga
tidak menentukan besar kecilnya investasi maupun tabungan masyarakat. Tabungan dan investasi menurut Keynes ditentukan dan dipengaruhi
32 secara langsung oleh tingkat pendapatan masyarakat itu sendiri. Terutama
untuk tabungan, menurut Keynes, orang akan menabung jika orang tersebut memiliki kelebihan uang marginal prospensity to save yaitu
pendapatannya di atas kebutuhan konsumsinya. Sehingga Keynes yakin bahwa bunga bukanlah faktor utama dalam menentukan tingkat tabungan
masyarakat. Demikian juga halnya dengan investasi, Keynes berkeyakinan bahwa bunga bukanlah faktor utama dalam menentukan tingkat investasi,
walaupun diakui bahwa adalah salah satu pertimbangan untuk investasi adalah tingkat bunga. Rimsky K Judisseno, 2005: 83
2. Sertifikat Bank Indonesia SBI
Sertifikat bank Indonesia atau SBI pada prinsipnya adalah surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan oleh bank Indonesia sebagai
pengakuan utang berjangka waktu pendek dan diperjualbelikan dengan diskonto. SBI pertama kali diterbitkan pada tahun 1970 dengan sasaran utama
untuk menciptakan suatu instrument pasar uang yang hanya diperdagangkan antar bank. Namun setelah dikeluarkannya kebijakan yang memperkenankan
bank-bank menerbitkan sertifikat deposito pada tahun 1971, dengan terlebih dahulu memperoleh izin dari bank Indonesia, maka SBI tidak lagi diterbitkan
karena sertifikat deposito dianggap akan dapat menggantikan SBI. Oleh karena itu, SBI sebenarnya hanya sempat beredar kurang lebih satu tahun.
Namun sejalan dengan berubahnya pendekatan kebijaksanaan moneter pemerintah terutama setelah deregulasi perbankan 1 juni 1983, maka bank