88
4. Pemasaran Jasa Bank Syariah yang Berkualitas Menurut ISO
a. Pengetian Pemasaran Syariah
Pemasaran Syariah adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value dari
suatu inisiator kepada stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muammalah bisnis
dalam Islam. Ini artinya bahwa dalam pemasaran syariah, seluruh proses-baik proses
penciptaan, proses penawaran, maupun proses perubahan nilai value tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip
muamalah yang Islami. Sepanjang hal tersebut dapat dijamin, dan penyimpangan prinsip-prinsip muamalah Islami tidak terjadi dalam suatu
transaksi atau dalam proses suatu bisnis, maka bentuk transaksi apapun dalam pemasaran dapat dibolehkan.
Ada empat karakteristik pemasaran syariah, yaitu: 1 Teistis rabbaniyah
Salah satu ciri khas pemasaran syariah yang tidak dimiliki dalam pemasaran konvensional yang dikenal selama ini adalah sifatnya yang
religiusitas diniyyah. Kondisi ini tercipta tidak karena keterpaksaan, tetapi berangkat dari kesadaran akan nilai-nilai religius, yang
89 dipandang penting dan mewarnai aktivitas pemasaran agar tidak
terperosok ke dalam perbuatan yang dapat merugikan orang lain.
75
Allah Swt. Berfirman dalam suaratAl-zalzalah ayat 7-8, :
] 7
M :
F L
_O ` a Xb
W cN
CD L
7 M
: F
L dO `
e =J cN
fD :
99
- Artinya: 7 Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat
dzarrahpun, niscaya dia akan melihat balasannya .8 Dan
barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat balasannya pula.
Jiwa seorang syariah marketer meyakini bahwa hukum-hukum
syariat yang teistis atau bersifat ketuhanan ini adalah hukum yang paling adil, paling sempurna, paling selaras dengan segala bentuk
kebaikan, paling dapat mencegah segala bentuk kerusakan, memusnahkan kebhatilan dan memperluaskan kemaslahatan.
2 Etis akhlaqiyah Keistimewaan yang lain dari syariah marketer adalah ia sangat
mengedepankan masalah akhlak moral, etika dalam seluruh aspek kegiatannya. Sifat etis ini sebenarnya turunan dari sifat teistis
rabbniyyah di atas. Dengan demikian, pemasaran syariah adalah konsep pemasaran yang sangat mengedepankan nilai-nilai moral dan
etika, tidak peduli apapun agamanya. Karena nilai-nilai moral dan
75
Hermawan Kertajaya, “Syariah Marketing” Bandung: PT Mizan Pustaka, 2008, h. 28-29
90 etika adalah nilai yang bersifat universal yang diajarkan oleh semua
agama.
76
3 Realistis waqi’iyyah Pemasaan syariah bukanlah konsep yang eksklusif, fanatis, anti-
modernitas, dan kaku. Pemasaran syariah adalah konsep pemasaran yang fleksibel, sebagaimana keleluasaan dan keluwesan syariah
Islamiyah yang melandasinya. Syariah
marketer bekerja dengan profesional dan mengedepankan nilai-nilai religius, kesalehan, aspek moral, dan kejujuran dalam segala
aktivitas pemasarannya.
77
4 Humanis insaniyyah Keistimewaan pemasaran syariah yang lain adalah sifatnya yang
humanistis universal. Pengertian humanistis adalah bahwa syarah diciptakan
untuk manusia
agar derajatnya
terangkat, sifat
kemanusiannya terjaga dan terpelihara, serta sifat-sifat kehewanannya dapat terkekang dengan panduan syariah.
Dengan memiliki nilai humanistis, ia menjadi manusia yang terkontrol, dan seimbang tawazun, bukan manusia yang serakah,
yang menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan sebesr-.
76
Ibid., h. 32-33
77
Ibid., h. 35
91 Bukan menjadi manusia yang bisa bahagia diatas penderitaan orang
lain atau manusia yang hatinya kering dengan kepedulian sosial.
78
Penerapan standar International Organization for Standardization ISO 900014000 dalam industri Perbankan Syariah
Perbankan syariah sebagai lembaga keuangan memiliki posisi strategis dalam
perekonomian nasional.
Dengan demikian,
upaya-upaya pengembangan perbankan syariah perlu dilakukan secara berkesinambungan
untuk meningkatkan kontribusinya terhadap pembangunan ekonomi nasional. Pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik Good Corporate Governance
GCG dalam pengelolaan perbankan syariah sangat penting segera dilakukan.
Dalam Bank Syariah, pelaksanaan Good Corporate Governance
GCG yang pada dasarnya bertumpukan kepada lima pilar utama yaitu
transparansi transparency, tanggung jawab responsibility, akuntabilitas accountability, keadilan fairness dan kemandirian independency
merupakan hal yang seharusnya dilakukan sehingga budaya kerja yang islami dapat segera diwujudkan. Dengan menerapkan ISO 9000 atau 14000 maka
dari aspek manajemen intern telah dilakukan upaya untuk mengelola atau menyediakan pelayanan jasa keuangan syariah dengan standar yang diakui
secara internasional.
78
Ibid., h. 38
92 Penerapan ISO 9000 atau 14000 ini melengkapi penerapan Good
Corporate Governance dan standar regulasi global yang diterbitkan oleh
Islamic Financial Services Board IFSB dan Bank for International
Setlement BIS sehingga akan membantu mewujudkan Bank Syariah dengan kualitas pelayanan yang bermutu. Penerapan Good Corporate Governance
pada Bank Syariah seharusnya melibatkan seluruh stakeholders perbankan syariah secara luas. Mereka harus memiliki tekad dan komitmen yang kuat
untuk mewujudkan Good Corporate Governance di lembaganya. Selain itu, keterlibatan semua pihak sangat diperlukan dalam hal ini, yaitu melalui kerja
sama yang harmonis antar alim ulama, nasabah bank, akademisi dan pemerintah untuk memacu kinerja bank syariah dalam mematuhi prinsip-
prinsip Good Corporate Governance sehingga dapat membangun citra syariah sebagai uswah hasanah dan dapat memberikan kontribusi yang optimal dalam
membangun perekonomian umat dan bangsa.
79
Dengan demikian melalui beberapa tujuan diatas, penerapan Good Corporate Governance pada bank
syariah diharapkan dapat :
a. Semakin meningkatkan kepercayaan publik kepada Bank Syariah, b. Pertumbuhan industri jasa keuangan Islam dan stabilitas sistem keuangan
secara keseluruhan akan senantiasa terpelihara, dan
79
Usman Fauzi, “Perbankan Syariah Menghadapi 2005-2008” Arikel diakses pada tanggal 23 Desember 2008 dari
http:usmanfauzi.wordpress.com20080610perbankan-syariah -menghadapi- 2005-2008
93 c. Keberhasilan industri jasa keuangan Islam dalam menerapkan Good
Corporate Governance akan menematkan lembaga keuangan Islam pada
level yang sejajar dengan lembaga keuangan internasional lainnya.
D. Perpindahan Nasabah Customer Churn 1.
Pengertian Customer Churn
Pengertian Churn diambil dari bahasa inggris yang artinya berpindah atau beralih. Menurut John Hadden, Ashutosh Tiwari, Rajkumar Roy dan
Dymitr Ruta, churn dapat dibagi menjadi dua yaitu : a. Involuntary Churn, Kejadian beralih ini terjadi ketika pelanggan
mengalami penagihan dari perusahaan layanan yang mereka gunakan akibat penyalahgunaan layanan oleh pelanggan sendiri ataupun tagihan
pelanggan yang tertunggak.
b. Voluntary Churn Tipe churn ini terjadi ketika seorang pelanggan memutuskan untuk berpindah atau beralih ke perusahaan atau jasa
lainnya. Alasan yang dapat menyebabkan hal ini terjadi misalnya karena alasan teknologi, ketika pelanggan menemukan perusahaan
yang dapat memberikan mereka produk yang lebih canggih lagi sehingga membuat mereka beralih ke perusahaan tersebut. Alasan
94 lainnya misalnya ekonomi, ialah ketika pelanggan menemukan harga
yang lebih murah dengan produk atau jasa yang mereka miliki.
80
2. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Customer Churn