Tugas dan Wewenang Komisi Pengawas Persaingan Usaha KPPU
laporan, kedua berdasarkan inisiatif atau penelitian yang dilakukan sendiri oleh KPPU.
Berikut ini diuraikan hasil putusan KPPU sejak tahun 2001 hingga tahun 2009 dalam penegakan hukum yang dilakukan KPPU.
Tabel 1. Putusan KPPU 2001-2009
2001 2 Putusan
2002 7 Putusan
2003 5 Putusan
2004 7 Putusan
2005 10 Putusan
2006 16 Putusan
2007 14 Putusan
2008 49 Putusan
2009 24 Putusan
Jumlah 134 Putusan
Keputusan yang dihasilkan KPPU bersifat mengikat, tetapi tidak final, sebab masih dimungknkan kepada pihak terlapor untuk mengajukan
keberatan atas putusan KPPU kepada Pengadilan Negeri tempat terlapor berdomisili, bahkan proses hukum ini juga dapat berlangsung hingga
tingkat Mahkamah Agung. Proses tersebut menunjukan bahwa terdapat fungsi
kontrol yang
berimbang tetap
dilakukan dalam
mengimplementasikan penegakan hukum persaingan usaha. Tugas KPPU
dalam menyelesaikan perkara dan membuat putusan atau vonis menunjukan bahwa kedudukan KPPU dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya untuk mengatasi praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat sudah sangat terukur. Hal ini terlihat dari kasus yang dilakukan
penyelidikan dan pemeriksaan sampai akhirnya memutus perkara persaingan usaha dari tahun 2001-2009 seperti sudah diuraikan diatas.
Putusan KPPU terkait dengan perkara PT. Carrefour Indonesia mengenai pemberlakuan syarat-syarat perdagangan trading terms, para
pemasok merasa dirugikan atas pemberlakuan trading terms oleh PT. Carrefour Indonesia karena setiap tahunnya terdapat penambahan jenis
item serta menaikkan biaya dan persentase fee trading terms. PT. Carrefour Indonesia juga tidak membedakan antara pemasok berskala
besar dan pemasok berskala kecil dalam hal pemberlakuan syarat-syarat perdagangan tersebut. Adanya Trading Terms melahirkan diskriminasi
karena terjadi penguasaan pasar yang dilakukan oleh PT. Carrefour Indonesia.
43
43
Alum Simbolon, Kedudukan Hukum Komisi Pengawas Persaingan Usaha Melaksanakan Wewenang Penegakan Hukum Persaingan Usaha, Jurnal Mimbar Hukum,
Nomor 3, Volume 24, 2012, h. 377-569.
36
BAB III TINJAUAN UMUM
RITEL DI INDONESIA A.
Pengertian dan Perkembangan Ritel di Indonesia 1.
Pengertian Ritel
Kata ritel berasal dari bahasa Prancis, retailer, yang berarti memotong atau memecah sesuatu. Menurut Christina Whidya Utami dalam buku yang
berjudul Manajemen Ritel, Usaha ritel atau eceran retailing dapat dipahami sebagai semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara
langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan penggunaan bisnis.
Masih dalam buku yang sama Christina Whidya Utami melanjutkan definisi dari ritel sebagai berikut:
“Ritel juga merupakan perangkat dari aktivitas-aktivitas bisnis yang melakukan penambahan nilai terhadap produk-
produk dan layanan penjualan kepada konsumen untuk penggunaan atau konsumsi perseorangan
maupun keluarga”.
44
Ritel merupakan sektor industri yang sangat terkenal dan sudah
mendominasi kehidupan masyarakat Indonesia turun-temurun sejak dahulu kala. Hal ini ditandai dengan tersebarnya warung dan toko kelontongan di
hampir tiap daerah, mulai dari pelosok hingga kota besar. Industri ini tumbuh dan berkembang sedemikian cepat seiring dengan pertambahan laju
44
Mumuh Mulyana, Manajemen Sumber Daya Manusia SDM Ritel Dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan.Jurnal Ilmiah Ranggagading, Volume 10, No. 2, Tahun
2010, h. 165