Posisi Dominan Regulasi Persaingan Usaha di Indonesia

pemerintah berada dibawah presiden. 38 Jadi, sudah sewajarnya jika Komisi bertangung jawab kepada presiden.

2. Tugas dan Wewenang Komisi Pengawas Persaingan Usaha KPPU

KPPU adalah lembaga publik, penegak dan pengawas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, serta wasit independen dalam rangka menyelesaikan perkara-perkara yang berkaitan dengan larangan monopoli dan persangan usaha tidak sehat. 39 Adapun tugas dan wewenang KPPU adalah sebagai berikut. 2.1. Wewenang KPPU KPPU dalam kedudukannya sebagai pengawas, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 pasal 36 dan pasal 47 telah memberikan kewenangan khusus kepada Komisi. Secara garis besar, kewenangan Komisi dapat dibagi dua, yaitu wewenang aktif dan wewenang pasif. 40 Wewenang aktif adalah wewenang yang diberikan kepada komisi melalui penelitian. Komisi berwenang melakukan penelitian terhadap pasar, kegiatan, dan posisi dominan. Komisi juga berwenang melakukan penyelidikan, menyimpulkan hasil penyelidikan danatau pemeriksaan, memanggil pelaku usaha, memanggail dan menghadirkan saksi-saksi, meminta bantuan penyelidikan, meminta keterangan dari instansi 38 Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 “Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan memerintah menurut Undang-Undang Dasar.” 39 Hermansyah, Pokok-Pokok Hukum Persaingan Usaha di Indonesia, Jakarta: Kencana, Cet. II, 2009, h. 75. 40 Mustafa Kamal Rokan, Hukum Persaingan Usaha Teori dan Praktiknya di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet. II. 2012, h. 78. pemerintah, mendapatkan dan meneliti dokumen dan alat bukti lain, memutuskan dan menetapkan, serta menjatuhkan sanksi administratif. Adapun wewenang pasif, menerima laporan dari masyarakat dari atau dar pelaku usaha tentang dugaan terjadinya praktik monopoli danatau persaingan usaha tidak sehat. Menurut Pasal 36 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 bawa Wewenang Komisi Pengawas Persaingan Usaha adalah sebagai berikut. 41 a. Menerima laporan dari masyarakat danatau dari pelaku usaha tentang dugaan telah terjadinya praktik monopoli danatau persaingan usaha tidak sehat. b. Melakukan penelitian mengenai dugaan adanya kegiatan usaha atau tindakan pelaku usaha yang dapat menimbulkan praktek monopoli dan atau persaingan persaingan usaha tidak sehat. c. Melakukan penyelidikan danatau pemeriksaan terhadap kasus-kasus dugaan praktek monopoli danatau persaingan usaha tidak sehat yang didapatkan karena laporan masyarakat, laporan pelaku usaha, ditemukan sendiri oleh komisi pengawas dari hasil penelitian. d. Menyimpulkan hasil penyelidikan danatau pemeriksaan tentang adanya suatu praktek monopoli danatau persaingan usaha tidak sehat. e. Melakukan pemanggilan terhadap pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran terhadap Undang-Undang Anti Monopoli. f. Melakukan pemanggilan dan menghadirkan saksi-saksi, saksi ahli, dan setiap orang yang dianggap mengetahui pelanggaran terhadap ketentuan Undang-Undang Anti Monopoli. g. Meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi- saksi, saksi ahli atau pihak lainnya yang tidak bersedia memenuhi panggilan Komisi Pengawas. h. Meminta keterangan dari nstansi pemerintah dalam kaitannya dengan penyelidikan danatau pemeriksaan terhadap pelaku usaha yang melanggar ketentuan dalam Undang-Undang Anti Monopoli i. Mendapatkan, meneliti, danatau menilai surat, dokumen, atau alat bukti lain guna penyelidikan danatau pemeriksaan. j. Memberikan keputusan atau ketetapan tentang ada atau tidaknya kerugian bagi pelaku usaha fair, atau masyarakat. k. Menginformasikan putusan Komisi kepada pelaku usaha yang diiduga melakukan praktek monopoli danatau persaingan usaha tidak sehat. 41 Pasal 36 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. l. Menjatuhkan sanksi berupa tindakan adminstratif kepada pelaku usaha yang melanggar ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999. 2.2. Tugas KPPU Atas kewenangan tersebut, maka komisi memiliki beberapa tugas sebagaimana yang tertera dalam Pasal 35 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999. 42 a. Melakukan penilaian terhadap perjanjian yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli danatau persaingan usaha tidak sehat, seperti; oligopoli, diskriminasi harga price discrimination, penetapan harga price fixingprice predatory, pembagian wilayah market allocation, pemboikotan, kartel, trust, oligopsoni, integrasi vertical, perjanjian tertutup, dan perjanjian dengan pihak luar negeri. b. Melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha danatau tindakan pelaku usaha yang dilarang, seperti monopoli, monopsony, penguasaan pasar, dan persekongkolan. c. Melakukan penilaian terhadap ada atau tidak adanya penyalahgunaan posisi dominan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli danatau persaingan usaha yang tidak sehat, yang dapat timbul melalui posisi dominan, jabatan rangkap, pemilikan saham, penggabungan, peleburan, serta pengambilalhan. d. Memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan praktek monopoli danatau persaingan usaha tidak sehat. e. Menyusun pedoman danatau publikasi yang berkaitan dengan Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1999. f. Memberi laporan secara berkala atas hasil kerja komisi kepada presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat DPR.

3. Penyelesaian Perkara oleh KPPU

Sebagai lembaga pengawas yang memliki fungsi mengakkan hukum persaingan usaha, KPPU mengalami banyak hambatan dan tantangan yang harus ditempuh, terlebih masalah hukum persaingan usaha merepukan pengaturan hukum yang baru di negeri ini. Selama sepuluh tahun ini, 42 Pasal 35. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.