Permendag No. 53M-DAGPer122008 Kebijakan Regulasi Ritel di Indonesia

untuk jangka waktu yang cukup lama. Hal ini yang menyebabkan mereka dapat melakukan efisiensi dengan memanfaatkan skala ekonomi yang besar. 56 Apabila kita melihat berbagai persoalan yang mengemuka dalam industri ritel Indonesia, maka sangat jelas bahwa persoalan utamanya terletak pada ketidakmampuan pelaku usaha kecil ritel bersaing secara langsung dengan para pelaku usaha ritel modern. Ketidakmampuan bersaing dikarenakan semata-mata karena ketidaksebandingankeseimbangan kemampuan antara keduanya. Kemampuan kapital antara keduanya sangat jauh berbeda satu sama lain. Value creation yang dihasilkan oleh kemampuan kapital besar, tidak dapat dilakukan sama sekali oleh pelaku usaha kecil. Tidak mengherankan apabila pelaku usaha kecil ritel semakin tersisih. 57

2. Permasalahan Ritel Modern dengan Pemasok

Permasalahan dalam industri ritel dari waktu ke waktu terus mengemuka. Berdasarkan analisis Komisi Pengawas Persaingan Usaha KPPU, permasalahan dalam industri ritel yang terjadi saat ini, terbagi menjadi dua kelompok besar. Pertama adalah terkait dengan terus tersingkirnya pelaku usaha ritel kecil Indonesia dari pasar, sebagaimana yang telah dibahas di atas. Kedua adalah munculnya tekanan terhadap para 56 Adri Poesoro, Pasar Tradisoonal di Era Persaingan Globa, Newsletter Smeru, No. 22, Tahun 2007, h. 4 . 57 www.kppu.co.id, Position Paper Rancangan Peraturan Presiden Tentang Penataan Dan Pembinaan Usaha Pasar Modern Dan Usaha Toko Modern. Diakses pada 3 September 2014 dari situs : http:www.kppu.go.iddocsPositioning_Paperritel.pdf. h. 11. pemasok kecil oleh pelaku usaha ritel modern yang memiliki kemampuan kapital sangat besar. 58 Persoalan berikutnya dari industri ritel terkait dengan ketidakseimbangan posisi antara pemasok dengan pelaku usaha ritel. Kekuatan pelaku usaha ritel modern telah mengubah situasi di industri ritel. Ritel modern telah menjelma menjadi kekuatan yang luar biasa. Dalam manajemen rantai pasokan produk sampai ke konsumen, ritel modern kini menjadi bagian yang sangat menentukan. Ritel modern kini telah menjadi favorit dalam pendistribusian produk karena kemampuannya mendatangkan konsumen sangat besar. Pemasok kini sangat bergantung kepada usaha ritel modern. Kekuatan pemasok semakin bertambah lemah karena persaingan antarmereka juga terjadi dengan sangat ketat, sementara peritel modern di satu wilayah tidak memiliki banyak pesaing. Akibatnya, peritel modern dapat dengan sangat leluasa menggunakan kekuatan pasarnya. Mulailah mereka menerapkan berbagai persyaratan perdagangan trading terms. 59 Permasalahan utama hubungan antara pemasok dengan ritel modern, terkait dengan munculnya trading terms, yang dianggap menjadi arena eksploitasi pemasok oleh peritel modern. Sebagaimana dianalisis sebelumnya 58 www.kppu.co.id, Position Paper Rancangan Peraturan Presiden Tentang Penataan Dan Pembinaan Usaha Pasar Modern Dan Usaha Toko Modern. Diakses pada 3 September 2014 dari situs : http:www.kppu.go.iddocsPositioning_Paperritel.pdf. h. 2. 59 Taufik Ahmad, Regulasi Persaingan Usaha di Industri Ritel. Newsletter SMERU, No. 22, Tahun 2007, h. 31.