dimaksudkan dalam Perpres ini, begitu juga soal permintaan Izin Usaha Pusat Perbelanjaan IUPP dan Izin Usaha Toko Modern IUTM oleh pelaku usaha
wajib dilengkapi analisa dampak lingkungan serta rencana kemitraan dengan usaha kecil Pasal 13.
53
3. Permendag No. 53M-DAGPer122008
Atas dasar Peraturan Presiden No. 112 Tahun 2007, sebagai tindak lanjutnya, Menteri Perdagangan mengeluarkan Peraturan yang berhubungan
dengan Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Pasar Modern di tahun 2008, dengan Peraturan No. 53M-
DAGPER122008. Dalam Permendag ini diatur ketentuan pendirian Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Pasar Modern selain minimarket, harus
melakukan analisa kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat seperti: struktur penduduk, tingkat pendapatan, kepadatan, penyerapan tenaga kerja,
ketahanan dan pertumbuhan pasar tradisional, dampak positif dan negatif yang diakibatkan oleh jarak antara pasar modern dengan pasar tradisional kemudian
pengaturan perihal kemitraan, yaitu dalam pola kerjasama pemasaran, penyediaan lokasi usaha peritel modern bagi Usaha Kecil Menengah UKM,
kerjasama usaha dalam bentuk penerimaan pasokan barang dari pemasok domestik dalam prinsip saling menguntungkan, jelas, wajar, berkeadilan dan
transparan serta disepakati kedua belah pihak seperti kesepakatan potongan
53
Dedie S. Martadisastra, Dampak Regulasi dan Persaingan Terhadap Hubungan Ritel Modern dengan Pemasok Domestik. Jurnal Persaingan Usaha, Edisi 6 Tahun 2011, h. 79
harga, biaya promosi dan biaya-biaya lain, dan mekanisme pemberian izin dan pengaturan badan terkait dinas pejabat pemberi izin serta kewajiban
pelaporan. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan evaluasi terhadap pengelolaan
Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Pasar Modern dalam Permendag No. 53 ini diserahkan kepada bupatiwalikota atau gubernur untuk Pemerintah
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Pasal 18. Pembinaan berupa penciptaan sistem manajemen pengelolaan pasar, pelatihan sumber daya
manusia, konsultasi, fasilitasi kerjasama, pembangunan dan perbaikan sarana maupun prasarana pasar. Sedangkan pengawasan berhubungan dengan
pengelolaan pasar itu sendiri.
54
C. Permasalahan Industri Ritel di Indonesia
Permasalahan dalam sektor ritel bermula sejak membanjirinya kekuatan kapital asing yang masuk dalam industri ini pada tahun 1998. Dengan begitu,
bermunculan toko-toko modern asing dengan capital besar dalam format-format seperti hypermarket, department store dan minimarketconvenience store. Secara
tidak disadari, kemudian kekuatan tersebut membentuk kekuatan raksasa dalam industri ritel Indonesia. Dari sinilah kemudian muncul berbagai masalah sektor
ritel.
54
Dedie S. Martadisastra, Dampak Regulasi dan Persaingan Terhadap Hubungan Ritel Modern dengan Pemasok Domestik. Jurnal Persaingan Usaha, Edisi 6, Tahun 2011. h. 9.
Secara garis besar, permasalahan dalam sektor ritel terbagi dua yaitu, permasalahan antara ritel tradisional dengan ritel modern, dan permasalahan
antara ritel modern dengan pemasok.
1. Permasalahan Ritel Tradisional dengan Ritel Modern
Maraknya perkembangan sektor ritel khususnya pasar modern, ternyata tidak saja membawa dampak positif bagi konsumen dengan kemudahan serta
kenyamanan berbelanja. Namun juga memberikan dampak yang negatif bagi keberlangsungan peritel tradisional. Bagi sebagian konsumen, pasar modern
memang memberikan alternatif belanja yang menarik. Selain menawarkan kenyamanan dan kualitas produk, harga yang mereka pasang juga cukup
bersaing dibanding pasar tradisional. Hal tersebut dimungkinkan mengingat besarnya kemampuan modal para peritel asing tersebut.
Dengan skala ekonomi yang besar, pasar modern dapat mempersempit jalur distribusinya sehingga mampu menawarkan harga yang lebih murah
kepada konsumen. Sebaliknya, keadaan semacam ini jelas membuat risau para pedagang kecil. Banyak dari pedagang kecil mendapat imbas langsung dengan
kehadiran pasar modern yaitu turunnya pendapatan mereka secara signifikan, bahkan tidak jarang pedagang kecil yang tutup akibat berdirinya pasar modern
yang berdekatan. Pertumbuhan pasar modern seolah-olah mematikan usaha pedagang
kecil. Pertumbuhan tersebut kemudian menciptakan market power ritel