Kasus Posisi Penerapan syarat - syarat perdagangan (trading terms) oleh PT. Carrefour Indonesia pasca akuisisi PT. Alfa Retalindo: analisis putusan MA nomor: 502 K/Pdt.Sus/2010

Putusan PN Jaksel menerima dan mengabulkan permohonan PT. Carrefour Indonesia dan membatalkan putusan KPPU Nomor 09KPPU-L2009 dan menyatakan bahwa PT. Carrefour Indonesia tidak terbukti melanggar Pasal 17 ayat 1 dan Pasal 25 ayat 1 huruf a Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999. 68 Dengan adanya putusan tersebut, KPPU merasa tidak puas atas putusan yang disampaikan oleh PN Jaksel yang memenangkan PT. Carrefour Indonesia. KPPU mengajukan kasasi atas Putusan PN Jakarta Selatan No. 1598Pdt.G2009PN.Jkt.Sel, atas dasar ketentuan Pasal 30 ayat 1 Undang- Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, dan sekarang sudah dirubah menjadi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung. Pasal tersebut berbunyi sebagai berikut: 1 Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi membatalkan putusan atau penetapan pengadilan-pengadilan dari semua lingkungan peradilan. a. Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang b. Salah dalam menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku c. Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang mengaancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan. 69 68 Tempo.co. Pengadilan Menangkan Gugatan Carrefour atas Putusan KPPU, diakses pada 1 Oktober 2014 dari situs : http:www.tempo.coreadnews20100217057226493Pengadilan-Menangkan-Gugatan- Carrefour-atas-Putusan-KPPU 69 Pasal 30 ayat 1, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung. Memori kasasi yang diajukan KPPU terkait putusan PN Jaksel Perkara Nomor 1598Pdt.G2009PN.Jkt.Sel adalah agar Mahkamah Agung membatalkan putsan PN Jaksel karena salah dalam menerapkan Pasal 17 ayat 1 dan Pasal 25 ayat 1 huruf a, dan tetap menyatakan PT. Carrefour Indonesia terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 17 ayat 1 dan Pasal 25 ayat 1 huruf a, sehingga PT. Carrefour Indonesia harus melepaskan seluruh kepemilikannya di PT. Alfa Retalindo kepada pihak yang tidak terafiliasi dengan PT. Carrefour Indonesia dan membayar sanksi administratif berupa denda sebesar Rp. 25.000.000.000,00 dua puluh lima miliar rupiah yang disetorkan ke kas negara. Pada tanggal 21 Oktober 2010 majelis kasasi perkara ini mengabulkan putusan majelis banding PN Jaksel yang memenangkan PT. Carrefour Indonesia dan menolak permohonan kasasi dari KPPU, dengan dikeluarkannya Putusan Mahkamah Agung Nomor 502 KPdt.Sus2010. Namun, dalam putusannya terjadi perbedaan pendapat dissenting opinion yaitu Hakim Agung Prof. Rehngena Purba, SH., MS, yang menyatakan bahwa alasan-alasan KPPU sebagai pemohon kasasi dapat dibenarkan.

B. Analisis Putusan Mahkamah Agung

Permasalahan penerapan syarat-syarat perdagangan trading termsyang ditetapkan oleh PT. Carrefour Indonesia muncul karena syarat-syarat perdagangan yang ada dijadikan sarana untuk menekan pemasok, terutama pemasok dari sektor usaha kecil dan menengah, ataupun pesaing peritel. Adanya persaingan dalam bisnis retail, khususnya pada hypermarket membuka celah untuk hal tersebut. Selama ini syarat-syarat perdagangan trading terms dalam perjanjian dagang seringkali ditentukan secara sepihak dan cenderung memberatkan pemasok, sehingga dapat dengan mudah dimanfaatkan oleh peritel. Apalagi peritel tersebut didukung dengan adanya kekuatan pasar market power 70 seperti PT. Carrefour Indonesia yang sekarang berubah nama menjadi PT. Trans Retail Indonesia setelah 100 sahamnya dibeli oleh CT Corp. 71 Syarat-syarat perdagangan trading terms yang diterapkan PT. Carrefour Indonesia pasca akuisisi PT. Alfa Retalindo menunjukan masih adanya market power yang dimiliki PT. Carrefour Indonesia, sehingga KPPU menduga akan adanya persaingan usaha tidak sehat jika PT. Carrefour Indonesia mengakuisisi PT. Alfa Retalindo, karena sebelumnya PT. Carrefour Indonesia pernah diputus bersalah oleh KPPU setelah PT. Sari Boga Snack mengadukan telah terjadi dominasi oleh PT. Carrefour Indonesia karena syarat-syarat perdagangan trading terms yang memberatkan pemasok khususnya mengenai listing fee dan minus margin 72 , dan telah dikuatkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Putusan Nomor : 03Pdt.KPPU2005PN.Jkt.Sel tanggal 15 November 2005 serta dikuatkan juga oleh Mahkamah Agung melalui Putusan Mahkamah Agung Nomor 01KKPPU2006 tanggal 18 Januari 2007. 73 70 Chandra Dewi Puspitasari, Penerapan Syarat-Syarat Perdagangan Trading Terms Pada Bisnis Retail Modern. CIVICS , Tahun 2009, h. 4. 71 carrefour.co.id, diakses pada tanggal 10 oktober 2014 dari situs : http:www.carrefour.co.ididshopcarrefour 72 Putusan KPPU No.2KPPU-L2005 73 Putusan Mahkamah Agung No. 502 KPdt.Sus2010 Menurut KPPU, meningkatnya market power PT. Carrefour Indonesia terbukti telah disalahgunakan oleh PT. Carrefour Indonesia kepada para pemasoknya, hal ini terlihat ketika PT. Carrefour Indonesia menerapkan besaran trading terms kepada para pemasok PT. Alfa Retalindo, memperhitungkan jenis trading terms additional conditional rebate baik kepada pemasok PT. Carrefour Indonesia dan PT. Alfa Retalindo berdasarkan total penjualan PT. Carrefour Indonesia dan PT. Alfa Retalindo, dan memaksakan pemasok PT. Carefour Indonesia untuk juga memasok ke PT. Alfa Retalindo. Pasca akuisisi PT. Alfa Retalindo, potongan trading terms kepada pemasok PT. Alfa Retalindo meningkat dalam kisaran sebesar 13 - 20. Pemasok tidak berdaya untuk menolak kenaikan tersebut karena faktual nilai penjualan pemasok di PT. Carrefour Indonesia cukup signifikan sehingga pemasok “mau tidak mau” mengikuti seluruh kemauan PT. Carrefour Indonesia meskipun potongan trading terms sudah semakin memberatkan pemasok. 74 Pasca akuisisi, syarat-syarat perdagangan trading terms kepada pemasok PT. Alfa Retalindo meningkat sebesar 13-20 persen. Selain itu, PT. Carrefour Indonesia melakukan competitor check mengontrol persaingan, sehingga PT. Carrefour Indonesia dapat mengetahui harga barang pemasok ke tempat pesaing. Hal ini mempengaruhi besaran trading terms. Akibatnya, besaran trading terms menjadi terbatas. Sebab, jenis trading terms PT. Carrefour 74 KPPU. Putusan Perkara No. 09KPPU-L2009 Tentang Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Akuisisi PT. Alfa Retailindo oleh PT. Carrefour Indonesia. Majalah Kompetisi : Jejak Langkah KPPU 2009, KPPU: ISSN 1979-1259. Edisi 19 Tahun 2009, h. 11. Indonesia cenderung ditiru pelaku usaha lain sehingga trading terms cenderung naik. Para pemasok tidak fleksibel dalam bernegosiasi untuk menentukan trading terms. Insentif pemasok atas produk baru juga akan berkurang karena keuntungan terserap ke retail. Sebab terjadi pengaturan koordinasi coordinated conduct dalam menentukan syarat-syarat perdagangan trading terms kepada pemasok, dimana PT. Carrefour Indonesia menjadi leader. 75

C. Akibat Hukum Putusan Mahkamah Agung

Pasca Mahkamah Agung memutuskam bahwa menolak seluruh memori kasasi yang diajukan oleh pihak KPPU maka secara sah Mahkamah Agung mengeluarkan Putusan Nomor 502 KPdt.Sus2010. Oleh karena itu, bagian ini akan membahas mengena dampak atau akibat hukum yang terjadi pasca Putusan Mahkamah Agung tersebut dikeluarkan dan disahkan oleh majelis hakim.

1. Dampak Terhadap KPPU

Komisi Pengawas Persaingan Usaha KPPU sebagai institusi yang mempunyai otoritas untuk mengawasi pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan usahanya agar tidak melakukan monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, mendapat hambatan pasca kasus akuisisi PT. Alfa Retalindo oleh PT. Carrefour Indonesia diputus secara sah oleh majelis hakim Mahkamah Agung 75 hukumonline.com, Pengadilan Nyatakan Carrefour Indonesia Tidak Monopoli. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2014 dari situs: http:www.hukumonline.comberitabacalt4b7cc7d01140apengadilan-nyatakan-carrefour- indonesia-tidak-monopoli bahwa tidak terjadi tindakan monopoli dan persaingan usaha tidak sehat oleh PT. Carrefour Indonesia. Implementasi fungsi pengawasan dari KPPU harus dioptimalkan dalam kasus akuisisi tersebut, potensi kemampuan preventif dapat dilakukan oleh KPPU sebelum terjadinya akuisisi. Penggunaan kewenangan untuk melakukan pencegahan tindakan preventif dilakukan untuk mengurangi dampak dari tindakan yang anti persaingan bagi masyarakat dan konsumen. Penegakan hukum oleh KPPU yang menunggu terjadinya praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat seolah-olah terjadinya pembiaran, karena belum ada peraturan yang mengatur setiap perusahaan wajib melaporkan kegiatan merger dan akusisi kepada KPPU. Jadi, berkaca dari putusan Mahkamah Agung perlu adanya peraturan khusus bagi KPPU terkait perusahaan yang akan melakukan akuisisi harus terlebih dahulu meminta persetujuan dari KPPU. Akuisisi PT. Alfa Retalindo oleh PT. Carrefour Indonesia idealnya tidak hanya dilaporkan kepada otoritas pasar modal melainkan juga kepada KPPU, karena peran KPPU menjadi sangat penting untuk mengkaji dampak persaingan dari akuisisi PT. Alfa Retalindo oleh PT. Carrefour Indonesia apakah ada ketentuan Undang-Undang yang dilanggar atau tidak. Oleh karena itu, pasca putusan Mahkamah Agung Nomor 502 KPdt.Sus2010, KPPU perlu melakukan pengawasan perilaku PT. Carrefour indonesa baik secara horizontal maupun vertikal. Ada dua hal penting yang