Uji Validitas dan Realibilitas Metode Analisis Jalur

kiri dengan angka rendah menggambarkan suatu jawaban negatif, sedangkan ujung kanan dengan angka besar menggambarkan jawaban positif. Tabel 3.1 Skala Likert Sangat Tidak Puas Tidak Puas Ragu-ragu Puas Sangat Puas STP TP R P SP 1 2 3 4 5 Sebelum di uji statistik dengan pengujian analisis jalur, terlebih dahulu data yang diperoleh harus dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.

1. Uji Validitas dan Realibilitas

Dalam penelitian, untuk mendapatkan hasil data yang reliable dan valid maka harus dilakukan pengujian terhadap data tersebut. Instrumen yang digunakan untuk pengujian data adalah: a. Uji Validitas Instrumen Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika intrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Sambas Ali. M dan Maman Abdurahman, 2007:30. Sugiyono 1999 menyatakan bahwa biasanya syarat minimum yang dapat memenuhi syarat adalah jika r 0,3. sehingga apabila ada korelasi dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrument tersebut dinyatakan tidak valid Validitas ditentukan berdasarkan formula tertentu, salah satunya koefisien korelasi Product Moment dari Karl Pearson, yaitu Sambas Ali. M dan Maman Abdurahman, 2007:30: r xy = N XY – X . Y [N X² - X² N Y²- Y²] b. Uji Reliabilitas Instrumen Reliabilitas pada dasarnya adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Jika hasil pengukuran yang dilakukan berulang menghasilkan hasil yang relatif sama, pengukuran tersebut dianggap memiliki tingkat reliabilitas yang baik. Suliyanto, 2005:42 Pada penelitian ini diuji dengan menggunakan Inter-item Consistency Reliability yang melihat Cronbach’s coefficient alpha sebagai koefisien dari reliabilitas. Menurut Sukarsono 2006:160 dapat dianggap reliable bila cronbach’s alpha nya memiliki nilai lebih besar dari 0,50 atau lebih. k i ² r 11 = [ k – 1 ] . [ 1 – t ² ] Dimana : x ² x ² - N Rumus Varians = ² = N Keterangan : r 11 = Reliabilitas instrumen koefisien alfa k = Banyaknya bulir soal i² = Jumlah varians bulir t² = Varians total N = Jumlah responden

2. Metode Analisis Jalur

Analisis jalur dikembangkan oleh Sewall Wright pada tahun 1934. David Garson dalam Muhidin 2007 mendefinisikan analisis jalur sebagai ”Model perluasan regresi yang digunakan untuk menguji keselarasan matriks korelasi dengan dua atau lebih hubungan sebab akibat yang dibandingkan oleh peneliti”. Menurut Al-Rasyid dalam Muhidin 2007: 21 asumsi yang melandasi analisis jalur dalam penelitian ini adalah: a. Hubungan antar variabel harus linier dan adiktif. b. Semua variabel residu tidak mempunyai korelasi satu sama lain. c. Pola hubungan antar variabel adalah rekursif atau hubungan yang tidak melibatkan arah pengaruh yang timbal balik. d. Tingkat pengukuran semua variabel sekurang-kurangnya adalah interval. Al-Rasyid dalam Sitepu dikutip oleh Riduan dan Engkos 2008: 116, mengatakan bahwa dalam penelitian sosial tidak semata-mata hanya mengungkapkan hubungan variabel sebagai terjemahan statistik dari hubungan antara variabel alami, tetapi terfokus pada upaya untuk mengungkapkan hubungan kausal antar variabel. Pada diagram jalur digunakan dua macam anak panah, yaitu: a. Anak panah satu arah yang menyatakan pengaruh langsung dari sebuah variabel exogen variabel penyebab X terhadap sebuah variabel endogen variabel endogenY, misalnya: X 1 Y. b. Anak panah dua arah yang menyatakan hubungan korelasional antara variabel exogen , misalnya: X 1 Y

E. Pengujian Hipotesis Analisis Jalur