Kemampuan Pemecahan Masalah Subjek dengan Gaya Kognitif Field Dependent

4.2 Pembahasan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah siswa dalam pembelajaran matematika dengan model Missouri Mathematics Project MMP untuk tiap gaya kognitifnya. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah siswa dengan model MMP mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Setelah melaksanakan penelitian dan menganalisis hasil penelitian, diperoleh hasil hipotesis yang dapat menjawab permasalahan pada Bab 1.

4.2.1 Pembahasan Kualitatif

Berdasarkan hasil tes gaya kognitif GEFT diperoleh 24 siswa memiliki gaya kognitif field dependent FD dan 8 siswa memiliki gaya field independent FI. Kemudian dipilih 2 siswa dengan gaya kognitif FD dan 2 siswa dengan gaya kognitif FI. Kemampuan pemecahan masalah siswa pada pembelajaran dengan model Missouri Mathematics Project untuk tiap gaya kognitif dideskripsikan sebagai berikut.

4.2.1.1 Kemampuan Pemecahan Masalah Subjek dengan Gaya Kognitif Field Dependent

Subjek penelitian untuk kemampuan pemecahan masalah dengan gaya kognitif field dependent FD adalah subjek S25 dan subjek S12. Berdasarkan hasil analisis, kemampuan pemecahan masalah subjek FD pada tahap memahami masalah dan memeriksa kembali termasuk dalam kategori baik, pada tahap merencanakan penyelesaian termasuk dalam kategori cukup, serta pada tahap melaksanakan rencana penyelesaian termasuk dalam kategori kurang. Kemampuan pemecahan masalah subjek FD dapat dideskripsikan sebagai berikut. Pada tahap memahami masalah kemampuan subjek FD mampu menentukan informasi yang diketahui dan ditanyakan dalam masalah dan mampu menjelaskan masalah menggunakan bahasa dan kalimat sendiri, hanya saja bahasa dan kalimat yang digunakan tidak jauh berbeda dengan kalimat dalam soal. Subjek FD cenderung menerima informasi apa adanya. Hal ini senada dengan Morgan Kheirzaden Kassaian, 2011 yang mengemukakan bahwa individu FD menerima seperti apa adanya. Subjek FD menuliskan yang diketahui dan yang ditanyakan dalam bentuk kalimat verbal. Meskipun subjek FD mengubah yang diketahui dan yang ditanyakan ke dalam kalimat matematika, namun subjek FD menyertai kalimat matematika yang dituliskan dengan kalimat verbal seperti dalam soal. Subjek FD cenderung berpikir secara global menyeluruh dalam mengolah informasi yang diperoleh dari soal. Hal ini seperti yang dikemukakan Armstrong, et al 2011 bahwa individu FD mengadopsi suatu orientasi global untuk memahami dan memproses informasi. Hal ini juga senada dengan Morgan Kheirzaden Kassaian, 2011 yang mengemukakan bahwa individu FD menerima seperti apa adanya. Pada tahap merencanakan penyelesaian, subjek FD cenderung mampu merencanakan penyelesaian dengan benar. Subjek FD menuliskan rencana dengan tidak lepas dari latar belakangnya. Seperti pada soal nomor 2 terdapat subjek FD yang menuliskan salah satu rencana yang akan digunakan sebagai mencari luas persegi panjang, dikarenakan pada soal nomor 2 diketahui bahwa tanah tersebut berbentuk persegi panjang. Subjek FD melihat masalah tersebut secara global dan menuliskan rencana yang digunakan tidak terlepas dari latar belakang persegi panjang yang diketahui di soal. Hal ini seperti yang dikemukakan Witkin dan Goodenough Ngilawajan, 2013 bahwa individu dengan gaya kognitif FD adalah individu yang kurang atau tidak bisa memisahkan sesuatu bagian dari suatu kesatuan dan cenderung segera menerima bagian atau konteks yang dominan. Hal ini juga senada dengan Istiqomah dan Rahaju 2014 bahwa individu dengan gaya kognitif FD menerima sesuatu secara global. Pada soal nomor 3, terdapat subjek FD yang mengatakan bahwa sudah pernah menemukan soal seperti soal nomor 3 sebelumnya, dan subjek FD tersebut memilih menggunakan kembali rencana dan rumus yang sudah pernah digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Subjek FD cenderung menggunakan rencana yang sesuai dengan rencana-rencana yang sudah pernah digunakan. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Ardana 2007 bahwa orang yang memiliki gaya kognitif FD mempunyai kecenderungan dalam merespon suatu stimulus menggunakan syarat lingkungan sebagai dasar dalam persepsinya. Pada tahap melaksanakan rencana penyelesaian, subjek FD kurang mampu dalam menerapkan langkah-langkah pemecahan masalah dan rumus yang telah direncanakan. Terdapat subjek FD yang tidak dapat memperoleh jawaban yang benar karena rencana pemecahan masalah dan strategi yang digunakan salah. Terdapat juga subjek FD yang kurang mampu menerapkan rumus yang telah ditentukan ketika menemukan masalah yang dianggap sulit. Pada soal nomor 3 subjek FD tidak dapat memperoleh jawaban yang benar karena menerapkan strategi yang kurang tepat, yaitu strategi yang sudah pernah digunakan sebelumnya meskipun strategi tersebut tidak relevan untuk digunakan pada soal nomor 3. Hal ini seperti yang dikemukakan Vendiagrys, et al 2015 bahwa untuk subjek FD dalam menyelesaikan masalah sering tidak dapat memperoleh jawaban yang benar. Subjek FD cenderung lebih dipengaruhi oleh isyarat dari luar, karena subjek FD langsung memikirkan strategi yang sudah pernah digunakan ketika menemukan soal yang serupa. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Armstrong, et al 2012 yang menyatakan bahwa individu FD mengadopsi pendekatan inter-personal untuk memecahkan masalah. Pada tahap memeriksa kembali subjek FD memeriksa kembali rencana dan perhitungan yang telah dilakukan. Subjek FD juga menuliskan kesimpulan yang diperoleh. Namun terdapat subjek FD yang menuliskan kesimpulan yang kurang tepat karena hasil yang diperoleh salah. Selain itu, subjek FD tidak melihat adanya alternatif lain untuk menyelesaikan masalah. Subjek FD tidak mampu menemukan pola berdasarkan pada hasil pemecahan masalah sebelumnya. Hal ini seperti yang dikemukakan Vendiagrys, et al 2015 bahwa untuk subjek FD dalam menyelesaikan masalah tidak dapat memperluas hasil pemecahan masalah.

4.2.1.2 Kemampuan Pemecahan Masalah Subjek dengan Gaya Kognitif Field Independent

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF MELALUI MODEL SSCS DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SISWA KELAS VIII SKRIPSI

8 111 483

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PBL DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF PADA MATERI PRISMA DAN LIMAS KELAS VIII

7 60 285

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN MODEL ELICITING ACTIVITIES DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII

3 45 466

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT ( MMP ) YANG DIMODIFIKASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA KELAS X SMA NEGERI DI KABUPATEN CILACAP

0 0 108

KONTRIBUSI MODEL PEMBELAJARAN Kontribusi Model Pembelajaran Realistic Mathematics Educations Dan Missouri Mathematics Project Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa.

0 1 15

PENDAHULUAN Kontribusi Model Pembelajaran Realistic Mathematics Educations Dan Missouri Mathematics Project Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa.

0 1 7

KONTRIBUSI MODEL PEMBELAJARAN Kontribusi Model Pembelajaran Realistic Mathematics Educations Dan Missouri Mathematics Project Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa.

0 1 12

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DITINJAU

3 8 146

MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) MENGGUNAKAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

0 0 13

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPS 1 PADA MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) BERDASARKAN GAYA BELAJAR KOLB - UMBY repository

1 4 25