Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa masalah adalah suatu situasi yang memerlukan penyelesaian namun belum diketahui cara untuk
memecahkannya. Masalah bersifat subjektif bagi setiap orang, artinya suatu pertanyaan
dapat merupakan masalah bagi seseorang, namun bukan merupakan masalah bagi orang lain. Selain dari itu suatu pertanyaan merupakan suatu masalah pada suatu
saat, namun bukan lagi merupakan masalah saat berikutnya bila masalah itu sudah dapat diketahui cara penyelesaiannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Peng Yee
dan Ngan Hoe 2009: 307, setelah siswa mengembangkan kemampuannya, apa yang sebelumnya tampak menjadi masalah bisa berubah menjadi hanya soal
latihan matematika rutin pada hari ini.
2.1.1.2 Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah
Masalah merupakan suatu situasi yang memerlukan penyelesaian, oleh karena itu agar seorang individu dapat mengatasi suatu masalah maka individu
tersebut harus memiliki kemampuan pemecahan masalah. Krulik dan Rudnick 1995: 4 mengemukakan bahwa pemecahan masalah merupakan sebuah sarana di
mana individu menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang telah diperoleh untuk menyelesaikan masalah pada situasi yang tidak biasa. Siswa
harus mampu menerapkan apa yang telah dipelajari untuk menyelesaikan masalah non rutin. Menurut Fauziah dan Sukasno 2015: 12 pemecahan masalah adalah
proses menyelesaikan soal yang tak rutin yang kompleks dengan menggunakan pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki.
Pimta et al 2009: 381 mengatakan “problem-solving is considered as the
heart of mathematic learning because the skill is not only for learning the subject but it emphasizes on developing thinking skill method as well.” Selanjutnya, Pimta
et al 2009:381 mengatakan bahwa ketika memiliki kemampuan pemecahan masalah, siswa dapat menerapkan pengetahuan dan kemampuan pemecahan
masalah-nya tersebut dalam kehidupan sehari-hari karena proses pemecahan masalah matematika mirip dengan pemecahan masalah umum.
Kemampuan memecahkan masalah sangat dibutuhkan oleh siswa. Karena pada dasarnya siswa dituntut untuk berusaha sendiri mencari pemecahan masalah
serta pengetahuan yang menyertainya sehingga menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Selama bekerja memecahkan masalah, siswa belajar untuk
menciptakan strategi baru dan memecahkan masalah baru dengan mengatur strategi lama yang sudah pernah digunakan Memnun, et al, 2012: 172.
Konsekuensinya adalah siswa akan mampu menyelesaikan masalah-masalah serupa ataupun berbeda dengan baik karena siswa mendapat pengalaman konkret
dari masalah yang terdahulu. Menurut Anderson 2009: 1 kemampuan pemecahan masalah merupakan
keterampilan hidup yang penting yang melibatkan berbagai proses termasuk menganalisis, menafsirkan, penalaran, memprediksi, mengevaluasi, dan
merefleksikan. Wahyuningtyas 2014: 3 mengemukakan bahwa kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah
matematika. Kemampuan pemecahan masalah matematika meliputi kemampuan memahami masalah matematika, membuat rencana penyelesaian, menyelesaikan
rencana penyelesaian, dan memeriksa kembali hasil penyelesaian yang didapat. Senthamarai, et al 2016: 798 mendefinisikan kemampuan pemecahan masalah
sebagai kemampuan dalam memahami tujuan dari masalah dan aturan yang dapat diterapkan untuk menyelesaikan masalah.
Berdasarkan definisi-definisi
tersebut dapat
disimpulkan bahwa
kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan individu dalam menerapkan pengetahuan, keterampilan dan pemahamannya untuk menemukan solusi
penyelesaian dari suatu situasi yang tidak biasa.
2.1.1.3 Langkah-langkah Pemecahan Masalah