73
keputusan test of homogenity of variance adalah sebagai berikut Santoso, 2013:
a. Nilai sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas 0,05, data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians tidak sama.
b. Nilai sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas 0,05, data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians sama.
Uji homonegitas dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 19.00. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan terhadap data berasal dari populasi-
populasi yang mempunyai varians sama, baik data angket awal dan angket akhir kreativitas siswa pada pembelajaran IPS. Hal tersebut selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 30. Tabel 30. Hasil Uji Homogenity of Variance
Data Nilai
Levene Test Keterangan
Angket awal 0,434 0,05
Data berasal dari populasi yang mempunyai varians sama
Angket akhir 0,234 0,05
Data berasal dari populasi yang mempunyai varians sama
Berdasarkan data Tabel 30 dapat disimpulkan bahwa semua data homogen. Sehubungan dengan itu, dapat dapat diolah lebih lanjut untuk
pengujian hipotesis. Adapun hasil uji homogenitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 20.
E. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji beda rata-rata independent t-test karena hasil uji normalitas angket
terdistribusi normal dan uji homogentitas menunjukkan semua data homogen.
74
Pengujian hipotesis dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 19.00. Kriteria penenerimaan atau penolakan H
pada taraf signifikansi 0,05 adalah jika t
hitung
t
tabel
, maka H ditolak, namun jika t
hitung
t
tabel
, maka H diterima. Penerimaan atau
penolakan H juga dapat dilihat dari probabilitas sig yaitu jika probabilitas sig
0,05 maka H diterima, dan jika probabilitas sig 0,05 maka H
ditolak. 1. Hipotesis
H : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunggan metode
Mind Mapping dan Problem Solving pemecahan masalah untuk meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS kelas VIII di
SMP Negeri 3 Pajangan H
a
: Terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode Mind Mapping dan Problem Solving pemecahan masalah untuk
meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS kelas VIII di SMP Negeri 3 Pajangan.
2. Hasil analisis Independent T-test skor angket kreativitas siswa pada pembelajaran IPS
Uji t digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian, yaitu ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara penggunggan metode Mind Mapping
dan Problem Solving pemecahan masalah untuk meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS kelas VIII di SMP Negeri 3 Pajangan. Hasil
analisis Independent T-test dapat dilihat pada Tabel 31.
75
Tabel 31. Hasil Analisis Independent T-test Skor Angket Kreativitas Siswa pada Pembelajaran IPS
Angket t
hitung
t
tabel
df Sig 2-tailed
Keterangan Angket Akhir
4.603 2.000
58 0.000
Ada perbedaan Gain
score angket
3.387 2.000
58 0.003
Ada perbedaan
Berdasarkan data Tabel 31 dapat dijelaskan bahwa berdasarkan hasil analisis Independent T-test skor angket akhir kreativitas siswa pada
pembelajaran IPS diperoleh nilai t
hitung
t
tabel
4,603 2,000 dan dilihat dari nilai signifikansi 0,000 0,05 maka dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS antara kelas yang mendapatkan perlakuan dengan metode Mind Mapping dan kelas yang
mendapatkan perlakuan dengan metode Problem Solving. Sementara berdasarkan hasil analisis independent t-test gain score angket kreativitas siswa
pada pembelajaran IPS diperoleh nilai t
hitung
t
tabel
3,387 2,000 dan dilihat dari nilai probabilitas sig 0,003 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan penerapan metode Mind Mapping dan metode Problem Solving dalam meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS
kelas VIII di SMP Negeri 3 Pajangan. Hasil Independent T-test selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 21.
Berdasarkan analisis uji beda rata-rata gain score angket, dapat dikatakan bahwa metode Problem Solving lebih efektif dalam meningkatkan
kreativitas belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas VIII di SMP Negeri 3 Pajangan. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai rata-rata pada kelas eksperimen
2 metode Problem Solving sebesar 5.6344 dari rata-rata kelas eksperimen 1 metode Mind Mapping sebesar 2.5632. Hasil uji beda rata-rata gain score
angket tersebut mendukung atau menguatkan hasil observasi kreativitas siswa
76
pada pembelajaran IPS pada kelas eksperimen 2 dengan metode Problem Solving lebih efektif meningkatkan kreativitas siswa pada pembelaharan IPS
dibanding kelas eksperimen 1 dengan metode Mind Mapping.
F. Pembahasan Hasil Penelitian