Pengertian Metode Pembelajaran Metode Pembelajaran

22 interaksi antar individu, kadangkala terjadi upaya saling melengkapi sehingga alur pemikiran siswa dapat berkembang. 5 Memfasilitasi siswa belajar menggunakan bahan mentah Memfasilitasi siswa belajar dan bekerja dengan memanfaatkan berbagai bahan mentah dan mengurangi penggunaan media jadi. Tujuannya membelajarkan kemandirian pada diri siswa untuk mengkonstruksi pemahamannya sendiri dan menghasilkan produk belajar yang beragam 6 Membiasakan menggunakan pembelajaran alternatif Membiasakan siswa menggunakan media pembelajaran alternatif dan beragam. Dalam hal ini dibutuhkan kreatifitas guru dalam menciptakan media-media alternatif. Langkah ini bertujuan memberikan gambaran sebuah kreatifitas memiliki nilai dan manfaat. 7 Membudayakan memberi penghargaan Mebiasakan memberikan penghargaan pada setiap ide, gagasan, dan karya-karya yang dihasilkan oleh siswa bagaimanapun buruknya. Sebab hal tersebut dapat terus memacu keberlangsungan daya cipta siswa dalam waktu yang panjang.

2. Metode Pembelajaran

a. Pengertian Metode Pembelajaran

Pembelajaran terdiri dari dua karakter yakni karakter pertama belajar yang memiliki arti mengakumulasikan pengetahuan. Karakter kedua adalah mempraktikkan terus-menerus Arends, 2008: 81. Dari kedua karakter yakni belajar dan mempraktikkan terus-menerus, 23 pembelajaran memiliki arti penguasaan cara pengembangan diri Senge et.al, 2012: 60-61. Senge et.al 2012: 59 mendefinisikan pembelajaran merupakan pengujian pengalaman secara terus-menerus dan pengubahan pengalaman itu menjadi pengetahuan yang dapat diakses oleh seluruh anggota organisasi, dan relevan dengan tujuan utamanya. Istilah pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk menunjukkan kegiatan guru dan siswa. Istilah pembelajaran mengacu pada segala kegiatan yang berpengaruh langsung terhadap proses belajar siswa. Menurut Surya 2004: 24 pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sementara menurut Knirk dan Gustafson 2005: 67 pembelajaran merupakan setiap kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu seorang siswa untuk mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar. Dalam Undang-Undang SISDIKNAS Tahun 2003 dijelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Segala sesuatu yang berkaitan dengan proses belajar, yang telah dirancang oleh guru dalam sebuah proses interaksi yang sistematis untuk membantu seseorang dalam mempelajari suatu hal baru di dalam suatu lingkungan Sardiman, 2006: 24 69. Pada pembelajaran, interaksi siswa tidak dibatasi oleh kehadiran guru secara fisik. Siswa dapat belajar melalui bahan ajar cetak, program radio, program televisi, atau media lainnya Dhajiri, 2005: 56. Pengertian tersebut memperlihatkan bahwa ciri utama pembelajaran adalah meningkatkan dan mendukung proses belajar siswa. Hal ini menunjukkan unsur kesengajaan dari pihak di luar individu yang melakukan proses belajar Kusnin, 2008: 2. Menurut Suprijono 2009: 23 pembelajaran menunjuk pada proses belajar yang menempatkan peserta sebagai center stage performance. Pembelajaran lebih menekankan pada tumbuhnya kebutuhan peserta didik terhadap kesadaran dalam memahami arti penting interaksi dirinya dengan lingkungan yang menghasilkan pengalaman. Kebutuhan baginya mengembangkan seluruh potensi kemanusiaan yang dimilikinya. Peserta atau siswa pada pembelajaran ditempatkan sebagai pusat perhatian, siswa memiliki kesadaran betapa pentingnya menjalin sebuah hubungan yang timbalbalik dengan lingkungan dan hal tersebut merupakan sebuah kebutuhan dalam rangka meningkatkan potensi yang dimikinya Suprijono, 2009: 23. Hakekat pembelajaran yaitu membekali siswa untuk bisa hidup mandiri kelak setelah dirinya dewasa tanpa tergantung pada orang lain, karena dirinya telah memiliki kompetensi, kecakapan hidup Suyatno, 2009: 123. Dengan demikian, pembelajaran tidak hanya sampai mengetahui dan memahami. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu sama lain. 25 Komponen tersebut meliputi tujuankompetensi, materi, metode, dan evaluasi Suherman, 2008: 2. Metode merupakan salah satu yang penting diperhatikan guru pada pembelajaran Rusman, 2008: 1. Untuk melakukan proses belajar- mengajar perlu dipikirkan metode yang tepat karena dengan menggunakan metode yang tepat maka pembelajaran itu akan berhasil Adi, 2010: 75. Hal senada juga dikemukakan Jamalus 201 1: 28, bahwa “dalam proses belajar-mengajar ada beberapa komponen yang memegang peranan, yaitu guru, siswa, tujuan, materi, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran serta evaluasi.” Kesesuaian antara metode dan materi pelajaran sangat terkait karena akan dapat mempermudah atau memperlancar penerimaan materi bila metode yang dipilih sesuai dengan materi yang sedang diajarkan. Menurut Jamalus 2011: 30 metode pembelajaran dalam proses belajar- mengajar adalah “seperangkat upaya yang direncanakan dan disusun dengan tujuan menciptakan suasana belajar-mengajar yang saling menguntung kan”. Pendapat ini didukung oleh Moeslichatoen 2009: 7 bahwa “metode merupakan bagian dari strategi kegiatan”, sehingga yang dimaksud dengan metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Berdasarkan definisi yang dikemukakan para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode pembelajaran ialah cara kerja yang bersistem dan direncanakan serta disusun guna mencapai tujuan pembelajaran yang saling menguntungkan dalam proses belajar-mengajar. 26

3. Metode Mind Mapping

Dokumen yang terkait

Penerapan pendekatan problem solving dalam meningkatkan hasil belajar kimia siswa terhadap konsep mol dalam stoikiometri (PTK di kelas X SMAN 2 Cisauk-Tangerang

7 44 219

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN THINK ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKASISWA KELAS VIII SMP NEGERI 24 MEDAN.

0 3 26

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Menggunakan Metode Problem Solving (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 1

0 2 14

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Menggunakan Metode Problem Solving (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 1

0 1 15

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN Penerapan Metode Pembelajaran Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Hasil Belajar Matematika.

0 0 16

PENGGUNAAN METODE PEMECAHAN MASALAH SISTEMATIS (SYSTEMATIC APPROACH TO PROBLEM SOLVING) UNTUK PENGGUNAAN METODE PEMECAHAN MASALAH SISTEMATIS (SYSTEMATIC APPROACH TO PROBLEM SOLVING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV SD NEGER

0 1 15

PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas Siswa VIII – F di SMP Negeri 19 Bandung.

0 2 53

STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA : Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi

0 7 77

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS IV B MELALUI PENERAPAN METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SD NEGERI GEDONGKIWO, YOGYAKARTA.

0 0 143

Penggunaan Metode Pemecahan Masalah Sistematis (Systematic Approach to Problem Solving) untuk Meningkatkan Hasil Pembelajaran pada Tema Getaran dan Gelombang Siswa Kelas VIII-A SMP Negeri 3 Ngimbang Lamongan ZAMRONI

0 0 9