viii Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang tampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya. Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata: aku sangat muda
1950 Toto Sudarto Bachtiar.
A. Memahami Kata-kata dan Ungkapan-ungkapan Sulit
1. Lubang peluru bundar, artinya lubang karena terkena tembakan. 2. Senyum beku, artinya senyum dari orang yang sudah meninggal dunia,
tidak ada ekspresi. 3. Wajah sunyi, artinya wajah kesepian karena hanya seorang diri dan telah
gugur. 4. Sepi padang senja, artinya memandang dengan tatapan mata kosong.
5. Dunia tambah beku, artinya keadaan di sekeliling pahlawan itu tambah hening
6. Wajah-wajah sendiri yang tak dikenalnya, artinya tidak menyadari kehadiran mereka dihadapan jenazah pahlawan itu.
B. Mendiskusikan Unsur-unsur Puisi
1. Bentuklah kelompok masing-masing terdiri atas 4 – 5 orang siswa. 2. Diskusikan unsur-unsur puisi “Pahlawan Tak Dikenal” dengan
pertanyaan berikut a. Apakah tema puisi “Pahlawan Tak Dikenal” tersebut?
viii b. Jelaskan bahwa ia masih muda
c. Sebutkan citraan visual yang ada dalam puisi tersebut d. Jelaskan rima yang ada dalam puisi tersebut
e. Apakah amanat yang disampaikan penyair?
C. Berpuisi dan Bermusik.
1. Siapkan alat musik sebagai iringan pembacaan puisi tersebut 2. Pembacaan puisi oleh pembaca puisi yang telah dipilih oleh guru diiringi
dengan musik. 3. Siswa bertugas mendengarkan dengan seksama puisi “Pahlawan Tak
Dikenal” tersebut. 4. Pembacaan dengan diiringi musik
5. Setelah mendengarkan pembacaan puisi, jawablah pertanyaan berikut a. Siapakah “Pahlawan Tak Dikenal” itu?
b. Peristiwa apakah yang mengilhami penulisan puisi “Pahlawan Tak Dikenal” itu?
c. Bagaimanakah perasaan penyair menghadapi korban revolusi tersebut? d. Kapankah puisi itu ditulis?
e. Menurut Anda, banyakkah “Pahlawan Tak Dikenal” saat revolusi dulu?
D. Menulis Puisi
Puisi tersebut berkisah tentang “Pahlawan Tak Dikenal” yang gugur pada tanggal 10 November 1945. Kenangkan pahlawan di kotamu, misalnya :
Slamet Riyadi Solo, Adi Sucipto Yogyakarta, bung Tomo Surabaya, Gatot Subroto Purwokerto, Supriyadi Blitar dan sebagainya.
1. Tulislah puisi tentang pahlawan di kotamu yang kamu ketahui. Kerjakan penulisan tersebut secara kelompok
2. Wakil kelompok membacakan hasil karya kelompoknya secara bergantian.
viii 3. Guru memilih salah satu puisi terbaik dari kelompok-kelompok tersebut,
kemudian wakil kelompok membaca puisi yang terbaik secara indah 4. Berikan applaus untuk merayakan hasil penulisan puisi yang menang
Puisi 6 Puisi Periode 1958-1970 BALADA TERBUNUHNYA ATMO KARPO
RENDRA
Dengan kuku-kuku besi kuda menebah perut bumi Bulan berkhianat gosokgosokkan tubuhnya di pucukpucuk para
Mengapit kuat-kuat lutut penunggang perampok yang diburu Surai bau keringat basah, jenawi pun telanjang.
Segenap warga desa mengepung hutan itu Dalam satu pusaran pulang balik Atmo Karpo
Mengutuki bulan betina dan nasihatnya yang malang Berpancaran bunga api, anak panah di bahu kiri.
Satu demi satu yang maju terhadap darahnya Penunggang baja dan kuda mengangkat kaki muka
Nyawamu barang pasar, hai orang-orang bebal Tombakmu pucuk daun dan matiku jauh orang papa
Majulah Joko Pandan Di mana ia? Majulah ia karena padanya seorang kukandung dosa
viii Anakpanah empat arah dan musuh tiga silang
Atmo Karpo masih tegak, luka tujuh liang. Joko Pandan Di mana ia
Hanya padanya seorang kukandung dosa
Bedah perutnya tapi masih setan ia Menggertak kuda, di tiap ayun menungging kepala
Joko Pandan di mana ia Hanya padanya seorang kukandung dosa.
Berberita ringkik kuda muncullah Joko Pandan Segala menyibak bagi derapnya kuda hitam
Ridla dada bagi derunyadendam yang tiba Pada langkah pertama keduanya sama baja
Pada langkah ketiga rubuhlah Atmo Karpo Panas luka-luka, terbuka daging kelopak-kelopak angsoka
Malam bagai kedok hutan bopeng oleh luka Pesta bulan, sorak-sorai, anggur darah.
Joko Pandan menegak, menjilat darah di pedang Ia telah membunuh bapanya
Ballada Orang-orang Tercinta, 1957
viii
A. Menjelaskan Pilihan Kata Diksi dalam Puisi