Hasil Pengembangan Prototype draf Model Menjadi Bahan Pengajaran

viii bahan pengajaran apresiasi puisi dengan pendekatan quantum learning; 2 hasil pengembangan dan perbaikan bahan pembelajaram berdasarkan uji coba terbatas.

1. Hasil Pengembangan Prototype draf Model Menjadi Bahan Pengajaran

Apresiasi Puisi Berdasarkan Expert Judgement Deskripsi data yang ditemukan dalam penelitian ini mengemukakan tanggapan-tanggapan yang diberikan oleh ahli. Tanggapan-tanggapan ahli tersebut digunakan sebagai expert jugdgement. Ahli yang memberikan tanggapan adalah guru-guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 10 Surakarta. Seperti yang telah diterangkan pada bagian depan, bahwa berdasarkan saran guru, silabus disusun dengan format mengacu pada KTSP. Format itu adalah : standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, indikator, pengalaman belajar, alokasi waktu, teknik penilaian, media pembelajaran, dan sumber bahan pembelajaran. Saran ini dapat diterima oleh peneliti karena urutan komponen dalam silabus maupun RPP ini sesuai dengan pemahaman para guru tentang penyusunan silabus dan RPP. Jika ditinjau pada teori terdahulu, dalam hal ini Cunningsworth 2003:55 mengemukakan bahwa silabus dan format seperti tersebut di atas digolongkan sebagai silabus berbasis isi. Silabus berbasis isi ini memiliki keunggulan jika akan diterapkan oleh guru di dalam pembelajaran. Keunggulan dapat dilihat pada komponen-komponennya, yang pertama viii adalah standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, ketiganya diadopsi dari KTSP. Hal ini dilakukan karena penerapan model baru dalam pembelajaran apresiasi puisi ini pada prinsipnya tidak menyimpang dari kurikulum yang sedang berlaku. Kedua, item “indikator keberhasilan pembelajaran” selama ini dikeluhkan oleh guru karena dalam KTSP belum terdapat komponen ini. Dengan demikian, di dalam silabus dimunculkan komponen indikator keberhasilan pembelajaran ini. Yang ketiga adalah komponen pengalaman belajar. Komponen pengalaman belajar ini merupakan sajian pengalaman belajar yang sesuai dengan hakikat QL, yaitu pengalaman mengkaji materi-materi pokok dengan menyenangkan dan bermakna bagi murid. Keempat, komponen alokasi waktu, teknik penilaian, media pembelajaran, dan sumber bahan pembelajaran, kesemuanya mengikuti panduan pelaksanaan KTSP. Ketersediaan komponen-komponen tersebut di dalam silabus menandakan ada keunggulan format silabus yang dikembangkan ini. Dari keunggulan tersebut maka silabus ini dapat menjadi sumber untuk mengembangkan RPP dan alat evaluasi yang kesemuanya telah disetujui ahli. Tanggapan ahli terhadap RPP dinyatakan bahwa di dalam RPP sudah tepat apabila terdapat jabaran kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan viii Dan kegiatan akhir pembelajaran. Evaluasi pembelajaran apresiasi puisi dengan pendekatan QL dirancang sebagai komponen yang terpisah. Ciri penanda QL ditampakkan pada prosedur TANDUR Tumbuhkan, Alami Namai, Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan. Prosedur TANDUR dalam bahan ajar disajikan dalam bentuk langkah-langkah pembelajaran. Selanjutnya dibahas temuan yang berkenaan dengan teknik evaluasi pembelajaran apresiasi puisi dengan pendekatan QL. Teknik evaluasi telah dirancang dalam bentuk format evaluasi berbentuk penilaian perilaku dan penilaian portofolio. Penilaian ini bertujuan menilai kompetensi puisi murid dalam aspek menyimak, berbicara, membaca, dan menulis puisi. Penilaian ini sekaligus menilai kemampuan yang berkenaan dengan kemampuan murid menerangkan makna diksi dan kalimat dalam puisi, maupun pesan di dalamnya. Di dalam perangkat evaluasi tersebut, dapat dilihat bahwa evaluasi pembelajaran apresiasi puisi dengan pendekatan QL tidak cukup berbentuk tes atau pemberian soal-soal pemberian soal-soal dalam bentuk tertulis saja. Evaluasi mengacu pada hakikat quantum learning. Berkenaan dengan ini, perangkat evaluasi disusun dalam bentuk yang menyenagkan dan terpadu. Menyenangkan yang dimaksud di dalam petangkat evaluasi ini ditunjang dengan teknik yang benar-benar dapat menyenangkan murid, yaitu dengan menerapkan penggunaan musik untuk mengiringi pembacaan puisi, viii membaca puisi secara bersama-sama. Terpadu yang dimaksud dalam perangkat evaluasi ini kompetensi dalam aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis puisi disajikan secara terintegrasi satu sama lain, tidak terpisah-pisah. Lebih lanjut penilaian ini terletak pada penugasan. Penugasan diberikan kepada murid dan didokumentasikan dalam bentuk portofolio. Kemajuan hasil pekerjaan murid berupa jawaban pertanyaan evaluasi, karya- karya murid berupa puisi didokumentasikan dan dapat dilihat bentuk kemajuan kompetensi murid dari dokumentasi ini. Bahan ajar yang dipilih untuk diberikan kepada murid pun disesuaikan dengan tingkat perkembangan usia murid dan dipilih dengan tema yang bervariasi agar murid merasa senang dan tidak merasa bosan. Bahan ajar dipilih secara selektif dalam hal penggunaan bahasa agar dapat diterima dan dipahami murid dengan mudah. Dari sejumlah pembahasan terhadap data yang telah dideskripsikan, sebenarnya kesemuanya itu merupakan temuan bahwa guru telah berupaya mengatasi permasalahan dalam pembelajaran apresiasi puisi. Namun demikian senua guru tetap berkeingian mendapatkan bimbingan yang dapat digunakan untuk menenukan cara-cara yang lebih efektif dan efisien untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran apresiasi puisi di sekolah menengah pertama ini terutama dalam hal menentukan bahan ajar. Kemudian viii cara-cara yang lebih efektif dan efisien untuk memecahkan masalah itu diajukan model bahan ajar pembelajaran apresiasi puisi dengan pendekatan quantum learning.

C. Tanggapan Stakeholders terhadap Model Pengembangan Buku Bahan