viii sumber daya internal atau bakat dalam diri sesorang yang dapat memberikan
manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.. Selain hal tersebut pada hakikatnya, manusia mempunyai potensi untuk melakukan kreativitas self-
concept, yang harus dikembangkan sebagai wujud hasil belajar yang mengacu pada pengalaman langsung. Setiap kompetensi harus merupakan perpaduan
antara pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak thinking skill.
b. Hakikat Apresiasi
Kata apresiasi mengandung arti tanggapan sensitif terhadap sesuatu ataupun pemahaman sensitif terhadap sesuatu Boen S. Oemarjati, 1978, dalam
Bambang Kaswanti Purwo, 1991: 58. Apresiasi dapat juga berarti mengenal, memahami, menikmati dan menilai. Menurut Herman J. Waluyo 2002: 44
apresiasi biasanya dikaitkan dengan seni. Apresiasi Puisi berkaitan dengan kegiatan yang ada sangkut pautnya dengan puisi, yaitu mendengar atau membaca
puisi dengan
penghayatan yang
sungguh-sungguh, menulis
puisi, mendeklamasikan, dan menulis resensi puisi. Dalam penerapannya apresiasi
memerlukan aktivitas, kreativitas, dan motivasi, dalam menunjukkan kemampuan atau potensi seseorang karena apresiasi merupakan sebuah proses.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rozak Zaidan 2001: 21 yang menyatakan bahwa Apresiasi sastra itu berlangsung dalam sebuah proses yang mencakup
pemahaman, penikmatan, dan penghayatan.
viii Apresiasi berlangsung melalui proses mengenal, memahami, menghayati,
dan menilai dari suatu hal atau karya yang ada dalam kehidupan. Menurut Suminto A. Sayuti 2002: 365 apresiasi merupakan hasil usaha pembaca dalam
mencari dan menemukan nilai hakiki puisi lewat pemahaman dan penafsiran sistematik yang dapat dinyatakan dalam bentuk tertulis. Melalui kegiatan
apresiasi itu diharapkan timbul kegairahan dalam diri pembaca atau lebih luas lagi, masyarakat untuk lebih memasuki dunia puisi, sebagai dunia yang juga
menyediakan alternatif pilihan untuk menghadapi permasalahan kehidupan yang sebenarnya.
Pendapat tersebut senada dengan pendapat yang dikemukan oleh Disick 1975, dalam Herman J. Waluyo 2002: 45 menyebutkan adanya empat tingkatan
aprsiasi, yaitu: 1 tingkat menggemari; 2 tingkat menikmati 3 tingkat mereaksi, dan 4 tingkat produktif. Jika seseorang mengapresiasi puisi, baru
pada tingkat menggemari keterlibatan batinnya belum begitu kuat, karena pada tingkat ini seseorang hanya senang membaca atau mendengarkan pembacaan
puisi. Pada tingkat menikmati, keterlibatan batin pembaca terhadap puisi semakin mendalam. Pembaca akan ikut sedih, terharu, bahagia, dan sebagainya
ketika membaca puisi. Kemudian pada tingkat mereaksi, sikap kritis terhadap puisi lebih menonjol karena ia telah mampu menafsirkan dengan seksama dan
mampu menilai baik-buruknya sebuah puisi. Pembaca mampu menunjukkan letak keindahan puisi dan kekurangan puisi. Selanjutnya pada tingkat produktif,
viii seseorang mampu menghasilkan menulis, mengkritik, mendeklamasikan, dan
membuat resensi puisi. Dari beberapa batasan tersebut, jelaslah bahwa untuk mengapresiasi puisi
diperlukan empat tahapan yaitu tahap menggemari, tahap menikmati, tahap mereaksi, dan tahap produktif. Disamping itu kepekaan batin juga sangat
diperlukan dalam mengapresiasi nilai-nilai karya sastra, sehingga seseorang mampu mengenal, memahami, menghayati, menikmati, menafsirkan, dan menilai
karya sastra serta mampu mengimplementasikan nilai- nilai karya sastra tersebut dalam kehidupannya di masyarakat.
c. Kemampuan Apresiasi Puisi